Bryan menarik kursi meja rias Nayla dan mendudukinya. Dia membiarkan Nayla memegang lengannya, setidaknya sampai dia terlelap dalam tidurnya. Namun kenyataannya dia justru tertidur dalam posisi duduk.
Kepala pelayan yang melihat cara tidur Bryan, dia merasa Bryan sangat mirip dengan seseorang yang pernah dia lihat tertidur sama sepertinya. “Sejak awal melihat apa yang dia lakukan pada nona muda sampai melihat bagaimana dia tertidur, dia sangan mirip dengan tuan Bryan.”
Memutuskan tidak tidur seperti yang dulu pernah dia lakukan, kepala pelayan akan bergantian dengan para pelayan menjaga nona mudanya. Pria yang saat ini bersama nona mudanya adalah pria asing, dan jika tertidur dia tidak akan melihat apa yang mungkin dilakukan pria itu pada nona mudanya.
...----------------...
Malam berlalu dengan cepat. Bryan yang tertidur dalam keadaan terduduk, dia perlahan membuka kedua matanya. Melihat Nayla yang masih tertidur pulas, dia melihat wanita itu tak lagi memegang lengannya.
Menoleh ke samping, Bryan melihat seorang pelayan duduk di sofa, memperhatikan apa yang dilakukan olehnya. “Dia tidak akan bangun sebelum tengah hari. Saat dia bangun, beritahu dia supaya tidak lagi menyentuh minuman beralkohol!”
Pelayan yang mendengar semua itu mengangguk, lalu dia mengantar Bryan yang berjalan keluar meninggalkan kamar Nayla.
Berada di luar mansion keluarga Nayla, Bryan melihat motornya masih di tempat semula, dan begitu saja dia naik ke atas motornya mengabaikan pelayan yang berdiri tak jauh darinya.
“Brum... Brum...” Mesin motor sudah menyala, dan langsung saja dia menarik gas pergi meninggalkan mansion keluarga Nayla.
Nayla yang ternyata sudah bangun dan melihat kepergian Bryan dari balik jendela kamarnya, dia tersenyum senang.
“Wajahnya memang berubah, tapi aku yakin dia adalah Bryan karena tubuh ini hanya akan merasa nyaman saat berada di dekatnya,” ucapnya pelan.
Semalam Nayla tak sengaja berpapasan dengan pria yang membuatnya merasakan perasaan nyaman seperti yang pernah dia rasakan saat bersama seseorang, yang senantiasa berada di hatinya sekalipun orang itu bukan miliknya.
Melihat wajah pria itu, dia merasa tak asing dengan wajah yang dilihatnya, dan entah kenapa dia merasa senang hanya dengan melihat wajah pria itu.
Penasaran dengan identitas pria itu, dia memutuskan keluar cafe dan menunggu pria itu di parkiran. Berbekal segelas minuman beralkohol yang telah dia minum, dia ingin memulai rencananya. “Sekarang aku ingin memanfaatkan bakat akting yang aku miliki.”
Dia berakting mabuk, dan terjadilah kejadian seperti semalam. Diantarkan pulang pria yang kembali membuatnya nyaman, bahkan pria itu menemaninya tidur.
Mengingat peristiwa semalam Nayla semakin yakin pria yang bersamanya dari semalam adalah dia yang sangat dia rindukan. “Kalau dia benar Bryan, aku tidak tahu apa yang membuatnya berubah, dan itu terjadi sejak kapan? Namun perubahannya justru membuatku semakin nyaman saat berada di dekatnya.”
Pernah merasakan sakit hati dan sedih karena mencintai Bryan yang nyatanya lebih memilih wanita lain dan hanya menganggapnya sebagai seorang adik, semua itu tidak membuatnya menyerah dengan perasaannya, apalagi dia merasa hubungan Bryan dan Jean saat ini tidak dalam keadaan baik-baik saja.
“Aku akan kembali memperjuangkan perasaanku!” gumamnya pelan, tapi semangat membara terlihat jelas di wajahnya.
...----------------...
Meninggalkan mansion keluarga Nayla, Bryan saat ini telah berada di kamar hotel dan dia baru saja selesai mandi.
Hanya menggunakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya, Bryan duduk santai di sambil menikmati acara TV yang sesekali memberitakan kabar tentang dirinya yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
[Ding... tuan rumah berhasil menyelesaikan misi sampingan > mengantarkan pulang wanita yang sedang mabuk]
[Mendapatkan hadiah misi > mendapatkan seluruh identitas tuan rumah yang sekarang berada di tangan wanita bernama Jean]
[Hadiah tuan rumah telah berada di dalam lemari kamar hotel. Selain seluruh identitas milik tuan rumah sebagai hadiah utama, handphone, laptop, dan pakaian ganti juga tersedia di dalam lemari sebagai hadiah tambahan karena tuan rumah bersedia menemani tidur wanita yang membutuhkan keberadaan tuan rumah]
“Ternyata dengan melakukan hal seperti itu aku juga bisa mendapatkan hadiah.”
Bryan tersenyum senang mendengar hadiah yang dia dapatkan, dan segera dia membuka lemari yang letaknya tak jauh dari tempat duduknya untuk memeriksa barang apa saja yang ada di dalam lemari.
Wajah Bryan terlihat puas melihat apa saja yang ada di dalam lemarinya. “Semuanya ada, dan dengan begini aku tidak akan kerepotan lagi kalau ingin tinggal si hotel yang lebih mewah.”
Sebelumnya Bryan ingin menyewa hotel mewah di pusat kota, tapi tanpa kartu Identitas dia tidak bisa menyewa satupun kamar hotel, dan pada akhirnya dia hanya bisa menyewa kamar hotel sederhana yang letaknya berada cukup jauh dari pusat kota.
Selesai memakai pakaian ganti yang pas untuknya, Bryan menata barang-barang di dalam lemari ke dalam tas ransel yang juga telah disiapkan oleh sistem.
Melihat tak lagi ada barang-barang miliknya yang masih tersisa di dalam lemari, Bryan mememilih pergi meninggalkan hotel tempatnya saat ini karena dia ingin tinggal di pusat kota.
“Aku akan segera memulai rencanaku. Terlalu jauh dari pusat kota hanya akan memperlambat jalannya rencanaku.”
Saat Bryan ingin keluar dari kamarnya, tiba-tiba handphone di sakunya berbunyi, menandakan ada panggilan masuk.
“Ya, Halo!”
“Halo, apa benar ini dengan Tuan Bryan Laurens?”
“Iya, benar aku Bryan Laurens.”
“Tuan, saya Mikael dari Aurora Company ingin mengucapkan selamat pada tuan yang telah menjadi pemilik mayoritas saham Aurora Company. Apa dalam waktu dekat tuan ada waktu untuk bertemu dan mbahas banyak hal tentang Aurora Company?”
“Akhir-akhir ini aku masih sangat sibuk. Awal bulan depan mungkin waktu terdekat yang bisa aku janjikan untuk bertemu denganmu!”
“Kalau begitu, saya sangat menanti hari dimana kita bisa bertemu.”
Percakapan mereka hanya berlangsung singkat, bahkan itu tak menghabiskan waktu selama dua menit.
Kembali memasukkan handphone nya ke saku celana, Bryan keluar kamar dan langsung saja dia menuju parkiran motor.
“Daripada tinggal di hotel, sebaiknya aku membeli apartemen yang ada di pusat kota.”
Sudah memutuskan apa yang ingin dia lakukan, Bryan segera pergi ke salah satu agen properti untuk membeli unit apartemen yang sesuai kriterianya.
Sementara itu di perusahaan milik Bryan yang sekarang telah jatuh ke tangan Jean. Di ruang kerjanya wanita itu sedang memberi kepuasan pada Chris yang duduk di kursi kerja miliknya.
Duduk di pangkuan pria itu dengan rok kerjanya yang tersingkap, kalau saja ada orang masuk, pasti orang itu dapat melihat milik Chris yang sedang mengaduk-aduk milik Jean.
“Sayang, aku puas!” bisik Chris di dekat telinga Jean saat dia menumpahkan cairan kenikmatan ke dalam milik Jean.
Sedangkan Jean yang sebelumnya belum mencapai puncak kenikmatannya, dia mengangguk dan segera turun dari pangkuan Chris.
Jelas dia kecewa, tapi Chris yang sedang memejamkan kedua matanya, dia tak melihat kekecewaan di wajah Jean.
Dia hanya mendengar suara gemericik air di kamar mandi, saat Jean sedang melakukan bersih-bersih.
Setelah Jean keluar dari kamar mandi, kini giliran Chris membersihkan miliknya sendiri di kamar mandi.
Saat Chris berada di kamar mandi, James, asisten pribadi Jean masuk kedalam ruangan, dan menunjukkan jadwa pekerjaan yang hari ini harus diselesaikan oleh Jean.
“Kunjungan terakhir ke hotel Sky Diamond, kamu temani aku!” ucap Jean.
Melihat jadwal kunjungan ke hotel Sky Diamond, sebenarnya James tidak bisa ikut karena dia sudah ada janji dengan kekasihnya. Namun karena dia ingin mendapatkan penilaian baik dari bos barunya, dia memutuskan ikut Jean dan membatalkan janji dengan kekasihnya.
Tak lagi ada urusan, James segera keluar dari ruang kerja Jean, dan bersamaan dengan itu Chris keluar dari kamar mandi.
“Sayang, hari ini kemungkinan aku akan lembur,” ucap Jean.
“Kebetulan hari ini aku juga lembur. Apa nanti perlu aku jemput?”
Jean menggelengkan kepala. “Aku bawa mobil sendiri, jadi sebaiknya kita bertemu di rumah seperti biasa.”
“Baiklah, kalau begitu sampai bertemu nanti malam!” Chris mencium bibir Jean, dan setelahnya dia memutuskan kembali ke perusahaannya sendiri.
Hubungan keduanya terlihat semakin mesra, bahkan setelah satu minggu berlalu dari malam mereka membunuh Bryan, keduanya mulai tak sungkan menunjukkan kemesraan di tempat umum.
Keduanya berakting dengan sangat baik, dan belum ada yang mulai mengendus perbuatan mereka pada Bryan.
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sang M
Ayo siap2 bantaiii pasangan sundel itu siksa dulu potong tangan kakinya...
2024-04-30
0
Ajna dillah
lama lama bakal ke.endus
2024-01-14
0
Yoni Hartati
kenapa tdk melaporkan ke polisi atau balas dendam?
2023-05-13
2