Di dalam kamarnya Bryan masih memikirkan bagaimana cara menyelesaikan misi utama dari sistem. Kalau hanya satu wanita, dia yakin dapat melakukannya, tapi ini dua, jelas sulit baginya menemukan wanita yang bisa menerima keberadaan wanita lain.
"Bryan, apa kamu tidak keluar untuk makan malam?”
Nayla memanggik dari luar saat Bryan masih berdiam diri di dalam kamar dan tak kunjung keluar.
“Ya, sebentar lagi aku keluar!” balasnya dan buru-buru dia mengganti pakaiannya, supaya ada alasan kenapa begitu lama di dalam kamar.
Keluar kamar, Bryan melihat Nayla dan Eve yang sedang duduk bersama di ruang makan. Keduanya terlihat akrab, dan tak terlihat adanya perselisihan antara keduanya.
‘Mungkin aku bisa mencoba pada mereka dalam beberapa hari ke depan, tapi jika gagal aku akan mencari wanita lain, dan semoga waktu yang aku miliki masih cukup untuk menyelesaikan misi,’ ucapnya dalam hati dan dia jelas tak ingin menerima hukuman dari sistem karena gagal menyelesaikan misi.
Duduk di tempat yang biasa dia tempati, Bryan menatap bergantian Nayla dan Eve yang kebetulan sedang mengarahkan tatapan mereka padanya.
Bryan dengan sedikit ragu berbicara pada mereka, “Apa kalian berdua akan marah jika ada pria yang ingin memiliki kalian untuk dirinya sendiri?” Tak bertele-tele, Bryan langsung saja menanyakan semua itu.
Ada jejak kebingungan di wajah keduanya, begitu mendengar pertanyaan Bryan, tapi tak lama mereka tersenyum.
“Tergantung siapa pria itu. Kalau dia memang pantas mendapatkan kami, kenapa juga kami harus marah?” ungkap Nayla.
“Kami baru akan marah jika dia cuma main-main dengan kami, dan pergi begitu saja setelah mendapatkan apa yang diinginkannya. Kalau sudah seperti itu, kami akan mencarinya, dan memastikan dia tak bisa melanjutkan keturunan!”
Eve sangat serius dengan ucapannya, membuat Bryan memegangi juniornya, takut dia tak bisa melanjutkan keturunan.
“Kenapa kami tiba-tiba menanyakan itu pada kami? Dan bagaimana kamu bertanggung jawab setelah melihat Eve di kamar mandi?” Nayla mencecar Bryan dengan berbagai pertanyaan.
Mendengarnya, Bryan kembali teringat peristiwa di kamar mandi, dan dia merasa ada yang salah dari tubuhnya saat mengingat itu. Tubuhnya tiba-tiba terasa panas, dan juniornya menggeliat ingin lepas dari sangkarnya.
“Satu lagi, waktu itu kamu juga telah menodai kedua mataku dengan menunjukkan itu di depanku. Untuk itu aku juga menuntut pertanggungjawaban darimu!”
Bryan semakin gelisah saat ucapan Nayla mengingatkannya pasa peristiwa beberapa waktu yang lalu. Namun, dia merasa bisa memanfaatkan situasi saat ini.
“Aku akan menikahi kalian!” ucapnya singkat.
“Ya, kamu memang harus menikahi kami!” ungkap Eve yang belum sadar dengan kata menikah yang keluar dari mulut Bryan maupun yang keluar dari mulutnya.
“Eh, menikah?” Nayla dan Eve sadar diwaktu bersamaan, dan ucapan mereka terdengar sangat keras.
Bryan menganggukkan kepalanya. “Apa lagi pertanggungjawaban yang bisa aku berikan selain menikahi kalian? Tidak mungkin bukan aku memberi kalian uang danenyuruh melupakan semua itu? Jalan terakhir ya menikahi kalian!”
Di luar keduanya terlihat terkejut, tapi dalam hati keduanya sedang bersorak gembira. Tanpa harus mereka paksa, Bryan sendiri yang menawarkan sebuah pernikahan pada mereka.
“Bagaimana jawaban kalian, apa kalian setuju?” Menatap keduanya bergantian, Bryan menunggu jawaban pasti dari mereka, dan dia berharap keduanya setuju.
Keduanya sebenarnya ingin sedikit mempersulit Bryan, tapi mulut mereka tak bisa diajak bekerjasama. “Ya, kami setuju!” jawab keduanya bersamaan.
“Karena kalian setuju, kalian bebas menentukan kapan hari pernikahan kita, dan aku akan datang meminta persetujuan orangtua kalian!” Ucapan itu begitu lancar keluar dari mulut Bryan. Meski terlihat tenang, Nayla dan Eve tahu kalau Bryan serius dengan ucapannya, dan semua itu membuat keduanya semakin tidak bisa lepas darinya.
Nayla merasa Bryan adalah pria yang sangat bertanggungjawab begitu juga dengan Eve. Melepas kesempatan memiliki suami sepertinya, keduanya merasa akan merugi di masa depan. Pilihan terbaik jelas menerimanya sebagai suami, meski ke depannya harus saling berbagi.
Sementara itu, Bryan yang terlihat tenang dan tak lagi banyak bicara, dalam diamnya dia bersyukur karena Nayla dan Eve sama sekali tidak keberatan berbagi. ‘Mereka rela berbagi untukku, oleh karena itu aku tak boleh mengecewakan mereka, dan mulai sekarang aku akan mencoba mencintai keduanya!’ ucapnya dalam hati.
Berhasil menemukan jalan keluar untuk permasalahan masing-masing, ketiganya mulai makan malam tanpa adanya beban yang mengganjal.
Nayla dan Eve, mereka berhasil mendapatkan apa yang diinginkan, sementara Bryan mendapatkan solusi terbaik untuk menyelesaikan misinya.
Selesai makan, Bryan memutuskan jalan-jalan di sekitar apartemennya membiarkan makanannya terserap sempurna oleh tubuhnya.
Sedangkan Nayla dan Eve, keduanya asik nonton film sambil membicarakan banyak hal, yang kebanyakan mereka membicarakan masalah wanita, terutama masalah perawatan wajah dan fashion. Meski Eve seorang polwan, dia tak pernah mengabaikan penampilannya, dan itu juga yang membuatnya menjadi polwan incaran banyak pengusaha muda.
...----------------...
Berada di taman tak jauh dari apartemennya, Bryan berpapasan dengan pria yang dia kenal, tapi pria itu tak mengenalinya. Tak peduli dengan pria itu, Bryan terus saja berjalan menikmati suasana malam di taman.
Baru juga belum genap sepuluh langkah meninggalkan pria itu, Bryan mendengar suara keributan dari arah belakangnya.
Bryan mencoba tidak peduli, tapi tiba-tiba dua orang berlari dari arah belakang dan mencoba memukulnya.
Reflek dia menghindar dengan cara menggeser tubuhnya ke samping membiarkan pukulan mereka hanya memukul angin.
“Kenapa kalian tiba-tiba menyerangku?” tanya Bryan dengan suara dingin, membuat merinding siapapun yang mendengarnya.
Dua orang yang mencoba memukulnya dari belakang, mereka cepat-cepat mundur menjaga jarak darinya.
Melihat mereka mundur, Bryan sekali lagi mengabaikan mereka, dan ingin melanjutkan perjalannya.
Namun dua orang itu lagi-lagi tidak membiarkanny pergi. Mengeluarkan pisau lipat dari saku celana, mereka kembali menyerang Bryan dan mencoba melukainya.
“Seharusnya kalian membiarkanku pergi, bukannya kembali menyerangku!”
Dengan tangan kosong Bryan menangkap pisau lipat mereka, dan mematahkannya. Tak sampai di situ, dia langsung saja melayangkan pukulan tepat ke wajah mereka.
Keduanya linglung dan tumbang setelah terkena pukulan Bryan, dan menyisakan tiga pria yang terdiam setelah menyaksikan Bryan yang kenal terhadap senjata tajam.
Tak ingin mencari masalah dengan orang seperti Bryan, ketiganya segera pergi melarikan diri, meninggalkan dua teman mereka yang pingsan di hadapan Bryan.
Sekarang yang tersisa di tempat itu hanya Bryan, sosok pria yang dikenalnya, serta dua pria yang tak sadarkan diri.
“Martin, aku tidak tahu ada masalah apa antara kamu dan mereka, tapi kalau sampai ada orang yang datang mencariku, aku sendiri yang akan datang dan mengambil nyawamu! Sekalipun kau bersembunyi di bawah ketiak kakakmu, tak sulit bagiku menyeretmu ke ling kubur, kalau perlu akan aku bawa kakakmu untuk menemanimu!”
Ucapan Bryan sangatlah jelas, dan Martin yang merupakan adik kandung Jean, dia sangat jelas mendengarkan semua itu dan mulai ketakutan.
Dia tak asing dengan suara Bryan, dan dia tahu dari kakaknya sendiri apa yang dilakukan kakaknya bersama Chris pada Bryan.
Keduanya telah membunuh Bryan, tapi jelas suara yang baru dia dengar adalah suara Bryan. Ditambah orang itu mengenalinya meski dia sendiri tak melihat jelas wajah pria itu, dia seratus persen yakin pria barusan adalah Bryan.
“Ka-kau, siapa kau sebenarnya? Apa aku mengenalimu?” tanya Martin.
“Seharusnya kamu tahu siapa aku, dan aku kembali untuk membalas apa yang telah mereka lakukan padaku!” Bryan langsung saja pergi setelah memberi jawaban.
Sedangkan Martin yang sangat yakin pria barusan adalah Bryan. Tubuhnya tiba-tiba saja bergetar, dan dia terjatuh karena lemas.
“Bryan sudah mati, dan jika yang barusan adalah Bryan, Bu-bu-bukannya dia hantu?” suara Martin bergetar dan tubuhnya benar-benar lemas tak bisa digerakkan.
“Aku harus segera memberitahukan semua ini pada mereka!”
Susah payah Martin bangkin berdiri, dan begitu sanggup berdiri dia segera pergi menjauhi taman.
Sedangkan Bryan yang sebenarnya tidak pernah pergi jauh dan hanya bersembunyi dibalik pohon tak jauh dari tempat Martin, dia jelas mendengar semua yang diucapkan Martin.
“Beritahu mereka tentang keberadaanku, dan aku akan mulai melakukan teror mengerikan pada mereka!...”
...----------------...
[Setelah menyelesaikan tiga misi utama kebangkitan, maka misi balas dendam tuan rumah akan segera dimulai]
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sang M
ayo siap2 pembantaian dewa kematian
2024-04-30
0
Ajna dillah
apa gk punya ortu ya
2024-01-14
0
Ino_yama( ˘ ³˘)♥
mana hadiahnya,sistem...??🤔🤔
2023-05-05
1