Meninggalkan hotel, Bryan pergi menikmati suasana malam di pinggir pantai. Meski udara dingin sedikit membuatnya tidak nyaman, dia tetap melangkahkan kakinya berjalan menyusuri jalan setapak di pinggir pantai.
Suara sistem terdengar saat Bryan mulai menikmati suasana senang. Meski sedikit kesal karena ketenangannya terganggu, dia tersenyum senang mendengar apa yang dikatakan sistem.
[Ding... tuan rumah berhasil menyelesaikan misi sampingan > mengungkap perselingkuhan Jean dan James]
[Mendapatkan hadiah misi > kekuatan mata tembus pandang]
[Apa tuan rumah ingin menerima hadiah kekuatan mata tembus pandang?]
[YA/TIDAK]
Bryan menerima hadiah itu, dan tiba-tiba saja pandangannya menjadi kurang jelas, dan sesaat kemudian semua terlihat gelap.
Namun semua itu hanya berlangsung kurang dari dua menit, dan perlahan pandangan Bryan kembali seperti semula.
"Sistem, apa aku sudah bisa menggunakan mata tembus pandang?”
[Ding.. tuan rumah sudah bisa menggunakan mata tembus pandang. Untuk menggunakan mata tembus pandang tuan rumah cukup mengatakan mata tembus pandang aktif. Secara otomatis kekuatan mata tembus pandang akan bisa digunakan]
[Untuk menonaktifkan mata tembus pandang, tuan rumah cukup memejamkan mata selama sepuluh detik, dan kekuatan mata tembus pandang akan dinonaktifkan]
“Itu sangat mudah, kalau begitu aku akan mencobanya!”
Melihat sekeliling, Bryan melihat keberadaan empat wanita sedang berjalan ke arahnya. Jaraknya dengan mereka kurang lebih dua puluhan meter dan semakin mendekat.
Masing-masing dari mereka membawa tas ransel, dan Bryan ingin melihat isi ransel mereka.
“Baiklah, saatnya menguji kekuatan mata tembus pandang.”
Diam-diam dia mencuri pandang ke arah empat wanita itu lalu berkata pelan, “Mata tembus pandang, aktif!”
Keduanya matanya seketika bisa melihat jelas dalam gelap, dan mungkin karena masih terpengaruh oleh adegan Jean dan James di kamar hotel. Bukannya tertuju pada ransel, pandangan mata Bryan justru tertuju pada bagian dada keempat wanita yang cukup menonjol, meski tak sebesar milik Jean.
“Gluk...” Bryan menelan ludah secara kasar, saat kedua matanya dapat melihat keseluruhan pakaian dalam mereka, dan cepat-cepat dia memejamkan kedua matanya.
Kalau saja tidak memejamkan mata, dia dipastikan dapat melihat bagian tubuh para wanita, yang tertutupi pakaian dalam.
“Sial! Kenapa aku justru melihat itu?”
Bryan menggeleng-gelengkan kepalanya, dan setelah sepuluh detik berlalu dia memutuskan kembali ke hotel.
Sebenarnya dia tadi ingin makan malam di luar, sambil menikmati suasana kedamaian. Namun setelah menyadari kekuatan matanya, dia memilih makan di kamar hotel.
...----------------...
Pagi-pagi sekali setelah tidur malamnya yang nyenyak di hotel, Bryan memutuskan kembali ke pusat kota. Rencananya hari ini dia akan bertemu Nayla karena semalam sebelum tidur wanita itu mengirim pesan untuknya, dan ingin bertemu dengannya siang ini.
Bukan hanya sekedar membuat janji bertemu di suatu tempat, tapi dia masih harus menjemput wanita itu di rumahnya, sebelum pergi ke tempat yang wanita itu inginkan.
“Semoga saja Leo belum kembali dari luar negeri, jadi aku tidak perlu bertemu dengannya.”
Bryan tahu Leo sedang di luar negeri begitu juga dengan kedua orangtua Nayla, tapi dia tidak tahu kapan mereka kembali. Berharap saja hari ini mereka belum kembali, jadi dia tak perlu repot menghadapi Leo dan kedua orangtuanya.
Suasana jalanan di pagi hari yang masih lengang membuatnya dapat memacu kencang motornya. Raungan suara knalpot motornya memecahkan keheningan, dan tak lama dia mendengar suara sirene polisi membuntuti dari belakang.
“Terlalu bersemangat membuatku lupa batas kecepatan maksimal di jalan raya.”
Bryan memilih menepi dan berhenti daripada memperpanjang urusan dengan pihak kepolisian. Ditilang sudah pasti, tapi setidaknya dia tak harus kehilangan surat mengemudi karena pelanggarannya hanya pelanggaran ringan.
Seorang polwan keluar dari mobil polisi yang berhenti di depannya, dan berjalan menghampirinya.
Wajah polwan itu tidak asing dan Bryan mengenalinya. Polwan ini adalah teman satu kelasnya waktu dia masih di sekolah menengah. Seingat Bryan nama polwan itu Eve, dan dia dulu cukup populer di sekolah karena kecantikannya.
“Apa anda tahu kalau telah melanggar peraturan batas kecepatan maksimal?”
“Hari ini saya terlalu bersemangat, ditambah jalanan dalam keadaan kosong, jadi ya seperti yang anda lihat, saya terlalu dalam menarik gas motor.” Bryan mengakui kesalahannya.
“Baguslah kalau anda tahu kesalahan sendiri. Sekarang tunjukkan suran izin mengemudi dan surat kendaraan yang anda miliki!”
Bryan segera mengeluarkan surat-surat yang diminta, tanpa ada yang terlewat.
Surat-surat kendaraan aman, tapi polwan yang identitasnya diketahui Bryan, kerutan tiba-tiba saja muncul di keningnya saat dia membaca identitas yang tercantum dalam surat izin mengemudi milik Bryan.
“Kamu Bryan?” tanyanya.
Bryan menganggukkan kepala. “Ya, lama tidak bertemu.”
Bryan membuka helmnya, dan dia menunjukkan senyuman di wajahnya pada Eve.
“Bukannya kamu dikatakan menghilang oleh tunanganmu? Kenapa kami tiba-tiba muncul di tempat ini?” tanya Eve penasaran.
“Tunangan? Oh, maksudmu wanita yang sering muncul di layar TV dan menangis tersedu-sedu? Kalau dia yang kamu maksud, dia bukan tunanganku, tepatnya mantan tunanganku.” Tenang Bryan memberi jawaban.
“Ok dia mantan tuanganmu, tapi kenapa kamu menghilang secara tiba-tiba, dan kenapa penampilanmu berubah?” Eve yakin pria di hadapannya adalah Bryan, karena dia melihat tanda lahir kecil di telingan Bryan. Namun dia merasa ada yang aneh dari perubahan wajah Bryan.
Dari dulu Bryan memang tampan, dan dia sendiri mengakuinya. Namun sekarang ada sedikit perubahan, yang justru membuatnya semakin tampan.
“Dulu aku menggunakan make-up sebagai samaran, tapi inilah wajahku yang sebenarnya. Untuk kenapa aku menyamar? Sekalipun kamu polisi, aku tidak bisa memberitahunya. Namun yang jelas aku melakukannya bukan untuk kejahatan.”
Bryan mengarang cerita dan berharap Eve mempercayainya, kalaupun tidak percaya, dia tidak akan memaksa wanita itu untuk mempercayainya.
"Baiklah, aku tidak akan ikut campur masalah pribadimu, tapi surat tilang tetap harus aku berikan!”
Eve sangat profesional menjalankan tugasnya, dan surat tilang dia berikan pada Bryan sesuai dengan kesalahannya.
“Berikan nomor teleponmu yang bisa aku hubungi!” ucap Eve terkesan acuh, tapi dia berharap Bryan memberi apa yang diinginkannya.
Tanpa banyak berpikir Bryan memberikan nomor teleponnya. Lagipula Eve adalah teman lamanya, dan mungkin setelah bertahun-tahun putus hubungan mungkin ini saatnya kembali terhubung.
“Apa sekarang aku boleh melanjutkan perjalanan?”
Melihat waktu yang terus berlalu, secepatnya Bryan harus segera sampai di pusat kota. Setidaknya dia ingin mandi dan berganti pakaian sebelum bertemu Nayla.
“Silahkan melanjutkan perjalanan.”
Eve mempersilahkan Bryan melanjutkan perjalanan, dan setelah sosok Bryan menjauh dia tiba-tiba saja tersenyum.
“Akhirnya setelah sekian lama putus hubungan, aku bisa kembali berhubungan dengannya, dan masih saja aku tidak bisa mengutarakan isi hatiku padanya.”
Sejak pertama bertemu Bryan, Eve sudah menentukan pilihan hatinya, dan pilihan hatinya adalah Bryan. Beberapa bulan yang lalu saat mendengar kabar Bryan resmi bertunangan, dia sangat sedih mendengarnya.
Namun hari ini setelah dipertemukan kembali dengan Bryan, dia melihat adanya harapan untuk memperjuangkan hubungannya dengan Bryan.
“Menjadi yang kedua atau yang ketiga tidak masalah untukku, lagipula jumlah wanita akhir-akhir ini memang jauh lebih banyak dari jumlah pria.”
Eve mengirim pesan ke nomor Bryan. “Simpan nomor teleponku, Eve!” Pesannya singkat, dan tujuannya sangat jelas.
Selesai mengirim pesan, Eve kembali ke mobil dinasnya, dan kembali melakukan tugasnya sebagai seorang penjaga keamanan dan ketertiban.
...----------------...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
ايكا فيصل
akhir zaman bro
2023-09-19
1
Harman LokeST
Bryan bertemu dengan teman lama sewaktu masih di bangku SMA
2023-02-07
2
Helios
tanda kiamat qubro
2023-01-04
0