"Pak kita mau kemana? perasaan ini bukan jalan ke JRP deh!" tanya Naya bingung
Juna bukannya menjawab, ia hanya melirik Naya sekilas.
"Pak Juna yang terhormat.. ini kita sebanarnya mau kemana?!" tanya Naya lagi yang mulai kesal.
"Bawel banget sih kamu jadi cewek!"
"Iya, saya memang bawel! itu makanya turunkan saja saya disini!" ucap Naya yang mulai emosi.
Juna yang mendengar ucapan Naya, hanya tersenyum tipis. Dan tanpa memperdulikan bibir Naya yang sudah komat-kamit.
Dua puluh menit akhirnya mereka sampai di sebuah Restauran terkenal.
"Cepat turun kita sudah sampai!" Naya pun melihat ke arah luar dan ternyata mereka berhenti di sebuah Restauran.
"Ngapain kita kesini pak? saya nanti bisa terlambat." Tanyanya.
"Kita mau sarapan." jawab Juna santai.
"Sarapan?!"
"Hmm, Uda cepat ayo kita masuk." ajak Juna.
"Gak mau! saya sudah sarapan pak?" tolaknya.
"Ya sudah temani saya sarapan, sekarang."ucap Juna
"Bapak sarapan saja sendiri! Saya mau kerja, saya sudah terlambat, biar saya naik angkot saja dari sini dan pak Juna sarapan sendiri sana!" Naya langsung berjalan meninggalkan Juna, tapi baru beberapa langkah tangannya di cekal oleh Juna, lalu Juna menariknya masuk kedalam Restauran.
"Ya tuhan, mimpi apa aku bisa bertemu dengan makhluk menyebalkan seperti yang ada di depan aku ini."gumam Naya dalam hati.
"Pak, kalau saya menemani bapak sarapan.. yang ada saya bisa telat dan saya tidak mau di pecat! Gimana saya mau bayar uang yang 50 juta itu ke Pak Juna, nanti?!" ucap Naya.
Mereka pun duduk di salah satu meja yang sudah di pesan oleh Juna sebelumnya.
"Saya bosnya, saya pemilik JRP OTOMOTIF! jadi.. mereka tidak bisa memecat karyawan tanpa seijin saya!" Naya menghela nafasnya mendengar ucapan Juna yang sombong.
"Saya tidak mau ya Pak, memberikan tubuh saya kepada pak Juna, untuk melunasi utang saya yang 50 juta itu. Saya akan mencicilnya, meskipun sampai bertahun-tahun."
"Ck, kamu pikir saya mau memakai tubuh mu lagi. Lagian seorang Juna tidak pernah memakai wanita ****** berkali-kali. Saya memakai wanita ****** hanya sekali pakai saja dan itu harus wanita yang berbeda setiap harinya." ucap Juna sarkas.
Entah mengapa mendengar Juna berkata seperti itu membuat dadanya tiba-tiba sesak. Apa ia dirinya seorang ******? Ya walaupun dia melakukannya terpaksa, tapi ia juga sempat terbuai dan menikmatinya. "Apakah itu bisa dibilang wanita ******." batinnya.
"Kenapa diam, hah?!"
"Gak ada, bagus deh kalau gitu!" balas Naya langsung.
"Bagus apanya?" tanya Juna bingung.
"Ya bagus kalau pak Juna tidak menginginkan tubuh saya lagi. Karena tubuh saya hanya akan saya berikan kepada suami saya nanti, dan saya berharap saya mendapat orang yang menerima saya apa adanya,dan menerima kalau saya sudah tidak suci lagi!" jelas Naya
"Tidak akan! tidak akan ku biarkan lelaki mana pun memiliki mu Naya. Apalagi menyentuh tubuh mu! Hanya Aku, hanya akulah yang boleh menyentuh nya. Karena kau hanya milik seorang Juna Ricard Permana." gumam Juna dalam hati dengan mengepalkan kedua tangannya.
"Kau tidak pesan?" tanya Juna datar.
"Tidak. Kan sudah saya bilang kalau saya sudah sarapan. Jadi mending pak Juna cepat sarapannya, karena saya sudah telat." jawab Naya.
Selesai sarapan Juna bersama Naya pergi menuju kantor JRP. Karena jam sudah menunjukkan jam 8 pagi.
"Pak ngapain menarik tangan saya?" ucap Naya. Mereka sekarang sudah berada di parkiran dan ingin masuk kedalam gedung.
"Ya masuklah! apalagi? Kita masuk sama-sama." jawab Juna sembari menggenggam tangan Naya.
"Pak lepasin tangan saya, entar banyak yang melihat." Naya langsung menarik tangannya.
"Memang kenapa kalau banyak yang melihat? biarkan saja. Jangan memperdulikan mereka." Naya menghela nafasnya. Ia sudah tidak mau berdebat dengan lelaki itu.
"Pak, entar mereka beranggapan jelek tentang saya. Kalau pak Juna mau masuk, lebih baik pak Juna masuk duluan. Beberapa menit kemudian, baru saya akan masuk." ujar Naya. Ia tidak mungkin jalan bergandengan tangan dengan atasannya ini. Yang ada mereka akan berbicara yang tidak-tidak terhadapnya.
"Oke. Aku akan lepasin tangan kamu, tapi kamu harus jalan tepat di samping ku, gimana?"
"Tap_-"
"Aku akan gendong kamu masuk kedalam. Pilih mana Naya?" Naya menatap tajam Juna sembari mengepalkan tangannya. Ia Uda berusaha menahan agar tidak emosi dan memukuli wajah tampan lelaki berengsek yang ada di depannya.
"Baiklah, terserah pak Juna." Naya pun berjalan meninggalkan Juna, tapi langkahnya masih bisa di kejar oleh Juna. Mereka pun akhirnya berjalan berdampingan.
Saat sampai di loby, banyak karyawan yang menatap Juna dan Naya sedang jalan bersama. Mereka semua bertanya-tanya ada hubungan apa Pemilik Perusahaan dengan Naya yang hanya Cleaning service. Membuat mereka langsung berpandangan buruk pada Naya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Soraya
lanjut bca
2024-06-28
0