"Pak gimana ini? mereka pasti bakalan mikir yang tidak-tidak tentang saya." ujar Naya.
"Biarkan saja Naya.. jangan pernah perduli kan mereka." ucap Juna padanya. "Sekarang cepat kamu buatkan saya kopi." perintah Juna yang langsung masuk kedalam lift khusus. Sedangkan Naya berjalan menuju pantry untuk membuatkan kopi.
"Wah hebat ya, bisa jalan sama pak Juna?!" ucap Hani dengan memandang sinis Naya.
"Apa maksud mu Han?" tanya Naya tak mengerti.
"Uda deh jangan sok polos Lo Nay. Aku tahu kok kamu satu mobil dengan pak Juna. Heh! dasar munafik, katanya gak suka tapi nyatanya lo udah mendekati pak Juna duluan! Ternyata Lo tuh sama aja ya Nay, sama dengan wanita lainnya. Yang menggoda bosnya sendiri!" ucap Hani yang langsung menusuk ke jantung Naya. Hani langsung pergi meninggalkan Naya yang masih diam mematung dengan apa yang di ucapkan Hani padanya.
"Naya!" bentak kepala Cleaning service yang baru saja masuk ke pantry. Membuat Naya langsung tersadar.
"I-iya Bu." jawab Naya.
"Cepat kamu antar kopi pak Juna! dia sudah marah-marah karena kamu belum mengantarkan kopinya." ucap wanita itu ketus pada Naya.
"Baik Bu." balas Naya sembari membawa kopi yang sudah ia buat dan akan mengantarnya ke ruangan Juna.
"Tunggu Naya." Naya yang sudah berjalan beberapa langkah pun menghentikan langkahnya lalu berbalik arah menatap Dian, kepala Cleaning service mereka.
"Iya Bu, ada apa?" tanya Naya.
"Ada hubungan apa kamu dengan pak Juna! kenapa kamu bisa pergi bersama denganya?!" Tanya Dian ketus.
"I-itu Bu, saya ti_-"
"Jangan kamu pikir semua karyawan disini tidak tahu kalau kamu satu mobil dengan pak Juna!" potong Dian.
"kami tadi tidak sengaja bertemu Bu. Dan pak Juna memberikan tumpangan kepada saya." ucap Naya asal. Gak mungkin kan.. dirinya bilang kalau ia di jemput dengan Juna.
"Semua juga tahu, kalau pak Juna tidak suka wanita mana pun duduk di dalam mobil mewahnya. Apalagi wanitanya seperti kamu! Atau jangan-jangan kamu menggoda pak Juna, iya kan?" lagi-lagi Naya harus bisa sabar dengan orang-orang tidak suka padanya.
"Terserah Bu Dian saja mau ngomong apa! Saya permisi dulu Bu, entar pak Juna semakin marah karena saya lama mengantar kopinya." Naya langsung pergi gitu aja, tanpa mau mendengar jawaban dari Dian.
"Sombong banget kamu Naya! awas aja kamu."kesal Dian.
"Ini pak kopinya." ucap Naya yang baru saja masuk keruangan Juna, lalu meletakkan secangkir kopi di meja kerja lelaki itu.
"Kamu lama banget ngantar kopinya Nay..!" ucap Juna datar tanpa mau menatap Naya, karena sibuk dengan laptopnya.
"Maaf pak. Apa ada yang pak Juna perlukan lagi?! kalau tidak saya akan mengerjakan pekerjaan saya."ucap Naya.
"Kamu tetep disini Nay, dan nanti kamu temani saya makan siang." Naya menghela nafasnya.
"Tapi maaf pak, saya tidak bisa. Lebih baik pak Juna makan siang sendiri." tolak Naya.
"Kamu nolak perintah saya Nay?!" Juna menatap tajam Naya.
"Maaf pak, tapi kali ini saya tidak bisa." jawab Naya. Juna beranjak dari kursinya, kemudian berjalan perlahan mendekati Naya. Naya yang di dekati oleh Juna mundur kebelakang. Sampai tubuhnya membentur pintu di belakangnya. "Pa-pak Juna mau apa!" Naya langsung menunduk kan kepalanya.
Juna yang sudah tepat di depannya Naya, langsung menarik pinggang Naya agar lebih dekat padanya. Lalu Juna mengangkat dagu Naya. Mata mereka bertemu, sejenak Naya terpesona dengan ketampanan Juna. Jantungnya berdetak dengan kencang karena wajah mereka begitu dekat. Begitu juga dengan Juna ia terpesona dengan wajah polos Naya, jangan lupakan jantungnya yang juga berdetak kencang. Ada rasa aneh yang muncul dalam hati Juna yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Juna semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Naya, kemudian Juna mendaratkan bibirnya ke bibir Naya. Juna menciumnya dengan lembut tidak seperti kemarin yang mencium Naya dengan kasar. Naya yang tadi masih menatap wajah Juna langsung melebarkan matanya terkejut.
Naya mendorong dada Juna kebelakang, namun sayang tenaga Juna lebih kuat. Lama-kelamaan Naya pasrah dan karena Juna menciumnya dengan lembut membuat Naya terbuai, ia pun membalas ciuman Juna walaupun masih kaku. Mendapat balasan dari Naya, Juna senang bukan kepalang. Membuat Juna bertambah bergairah.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu membuat Naya sadar, kemudian mendorong tubuh Juna dengan kuat. Juna yang masih asik dengan bibir Naya, sempat kaget karena tubuhnya di dorong Naya tiba-tiba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments