Melihat Juna yang menyelonong masuk kedalam rumahnya gitu aja, membuat Naya sangat kesal. Atasannya emang seenak jidatnya saja.
"kenapa sih setiap orang kaya pasti seperti itu. Apa karena mereka banyak uang jadi bersikap sesukanya." ucap Naya dalam hati.
"Dasar menyebalkan!" lirih Naya sembari masuk kedalam kamar meninggalkan Rafa dan Juna yang lagi duduk di ruang tamu.
"Sekali lagi Terimakasih ya kak, Uda mau menolong kami." ucap Rafa lagi.
"Iya." Jawab Juna singkat. " loh itu wajah kamu kenapa?" tanya Juna yang melihat wajah Rafa lebam-lebam.
"ini.. kemaren di pukuli kak, sama anak buah dari bos Teddy." Jawab Rafa sembari menyentuh wajah nya yang sedikit sakit.
"Bos Teddy, siapa?" tanya Juna lagi yang tak mengetahui siapa itu bos Teddy.
"Itu kak, bos Teddy itu rentenir yang sangat galak."
"Berati yang tadi itu anak buah dari Teddy?"
"Iya kak." Juna mengangguk-anggukan kepalanya.
Beberapa menit berada di kamar, Naya kembali keluar dan di lihat masih ada atasannya lagi mengobrol dengan adiknya.
"Bapak ngapain masih disini?! Uda sana balik ke kantor gih!" usir Naya
"Kakak kok ngomong nya gitu sih sama kak Juna..? Seharusnya kak berterimakasih sama kak Juna. Kalau kak Juna gak ada tadi, pasti Kakak sudah di bawa' sama anak buah bos Teddy." Ucap Rafa yang tidak suka dengan sikap kakaknya itu kepada Juna.
"Bodoh!" Naya langsung berjalan menuju dapur.
"Kak, maafin sikap kak Naya ya? Sebenarnya kak Naya itu baik. Mungkin pikirannya lagi kacau aja, makanya dia ketus gitu." ucap Rafa merasa tidak enak pada Juna karena sikap kakaknya.
"Iya tidak apa-apa Raf.." balas Juna sembari tersenyum kecil. "Kamu gak sekolah Raf?" tanya Juna.
"Tadinya mau sekolah kak, tapi kak Naya gak ijinin. Karena wajah Rafa masih lebam gini." jawabnya.
Juna hanya tersenyum kecil menatap Rafa.
"Kamu masih SMP atau SMA, Raf?" tanya Juna lagi.
"Rafa baru kelas 3 SMP kak." jawab Rafa. "Rafa pengennya setelah tamat SMP gak ngelanjut lagi kak." ucap Rafa.
"Loh kenapa gak lanjut?"
"Rafa ingin kerja aja kak. Rafa kasian sama kak Naya yang harus banting tulang dan kerja sampai di dua tempat, untuk agar Rafa tetap bisa sekolah dan biaya rumah sakit ibu. Semenjak Ayah meninggal, dan ibu sakit-sakitan. Kak Naya yang mencari uang, bahkan ia mengubur ke inginan nya untuk melanjutkan kuliah saat itu. Karena keadaan tidak memungkinkan. Tapi.. kak Naya gak mau kalau Rafa sampai tidak melanjutkan pendidikan Rafa. Kak Naya mau menyekolahkan Rafa sampai Kuliah. Agar nantinya Rafa bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik darinya. Dan Kak Naya selalu bilang, Rafa harus jadi orang sukses. Agar tidak lagi di hina orang." Ucap Rafa menceritakan kehidupan mereka. "Eh maaf ya kak, Rafa jadi curhat keadaan kami." Rafa jadi tidak enak.
"Tidak apa-apa Raf.. kakak bersedia menjadi tempat curhat kamu." ucap Juna sembari mengelus kepala Rafa.
Ada rasa sesak, dan iba yang Juna rasakan setelah mendengar cerita Rafa. Gimana berjuangnya Naya untuk keluarganya. Bahkan dia rela menjual kesuciannya hanya untuk operasi ibunya. Dan Juna yakin Rafa tidak tahu tentang hal itu. Lagian gak mungkin kan, jika Naya menceritakan hal itu pada adiknya. Juna semakin ingin bisa lebih dekat dan kenal lagi dengan sosok Naya.
Entahlah ia tidak bisa menjabarkan sendiri, seperti apa perasaan yang ia miliki ke Naya. Karena ia baru pertama mengalami ini. Dan juga Ini baru pertama kalinya Juna ingin mengetahui kehidupan seorang wanita. Biasanya ia tidak pernah perduli dengan wanita yang selalu ingin menjadi kekasihnya maupun mengingikan dirinya. Karena menurutnya wanita semua sama saja seperti ibunya. Tapi seorang Naya sangat berbeda.
"Rafa, apa yang di bilang kakak kamu itu, benar. Kamu jangan sampai tidak melanjutkan pendidikan kamu. Karena kamu harapan keluarga maupun kakak kamu. Kamu harus buktikan kepada orang-orang yang pernah menghina kalian kalau kamu bisa menjadi orang sukses kelak." Ujar Juna membenarkan ucapan dari Naya untuk Rafa sekaligus memberi nasihat kepada Rafa agar tetep melanjutkan pendidikannya.
"Iya, kakak Juna benar." ujar Rafa.
"Raf, jangan pernah menceritakan keadaan kita pada orang asing." tegur Naya yang baru saja keluar dari dapur sembari membawa secangkir kopi dan memberikannya pada Juna.
"Terima kasih.." ucap Juna sembari menatap Naya dengan menyeringai. Naya yang melihat itu sangat kesal.
"kak, kak Juna itu bos di tempat kerja kakak.. jadi kak Juna itu bukan orang asing." Naya yang sudah sangat kesal dengan Juna dan adiknya langsung masuk kekamar dengan menutup pintu sangat kencang. Membuat Rafa dan Juna terkejut, mereka pun saling pandang setelah itu mereka berdua tertawa bersama-sama.
"Kakak kamu sangat lucu, Raf.." ucap Juna yang masih terus tertawa.
"Itu lah kak Naya." balasnya.
*
*
Pagi harinya.
"Kak Juna?" ucap Rafa yang terkejut melihat bos kakaknya Uda ada di depan rumahnya sembari berdiri di samping mobilnya.
"Pagi Raf.." Safa Juna.
"Pagi kak.." balas Rafa. "Kakak pasti mau jemput kak Naya ya? Ada tuh masih di dalam. Kalau gitu Rafa berangkat duluan ya?" pamit Rafa.
"Kamu naik apa Raf? bareng aja, biar kak antar."
"Gak usah kak, Rafa naik sepeda aja. Lagian gak begitu jauh kok sekolahnya." tolak Rafa yang memang tidak begitu jauh sekolahnya.
"Oke. Hati-hati Raf.."
"Oke, kak."
Tak berapa lama Naya pun keluar dari rumah dan tak lupa ia mengunci pintu rumahnya. Saat Naya berbalik arah, Naya di kejutkan dengan Juna yang berdiri santai sambil sandaran dengan pintu mobilnya.
"Ngapain pak Juna ada disini?" tanya Naya ketus.
"Jemput kamu." jawab Juna santai.
"A-apa? Jemput?!"
"Iya. Saya mau berangkat kerja bareng kamu!"
"Enggak. Aku gak mau!" tolak Naya langsung.
"Pak Juna berangkat aja sendiri sana! jangan ajak saya."Ucap Naya kesal.
"saya tidak suka penolakan." ucap Juna datar. Kemudian Juna membukakan pintu untuk Naya. "Cepat masuk!" perintah Juna.
"Kalau saya tidak mau, bapak mau apa?!" tanya Naya sembari mengangkat dagunya.
"Kamu tinggal pilih! mau masuk sendiri kedalam mobil atau_-"
"Atau apa?!" potong Naya seperti menantang.
Juna tersenyum menyeringai sembari menatap Naya.
"Atau kamu mau saya gendong seperti waktu itu, hah?!"
"Apa! gak mau, enak saja main gedong." kesal Naya.
"Cepat masuk, kalau tidak masuk juga..." Juna berjalan mendekat ke Naya. Naya berdecak kesal, kemudian ia pun masuk kedalam mobil Juna. Membuat Juna tersenyum senang.
Mereka berdua pun pergi bekerja bersama ke Perusahaan JRP milik Juna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments