Bab. 17 Pergi Bersama

Melihat Juna yang menyelonong masuk kedalam rumahnya gitu aja, membuat Naya sangat kesal. Atasannya emang seenak jidatnya saja.

"kenapa sih setiap orang kaya pasti seperti itu. Apa karena mereka banyak uang jadi bersikap sesukanya." ucap Naya dalam hati.

"Dasar menyebalkan!" lirih Naya sembari masuk kedalam kamar meninggalkan Rafa dan Juna yang lagi duduk di ruang tamu.

"Sekali lagi Terimakasih ya kak, Uda mau menolong kami." ucap Rafa lagi.

"Iya." Jawab Juna singkat. " loh itu wajah kamu kenapa?" tanya Juna yang melihat wajah Rafa lebam-lebam.

"ini.. kemaren di pukuli kak, sama anak buah dari bos Teddy." Jawab Rafa sembari menyentuh wajah nya yang sedikit sakit.

"Bos Teddy, siapa?" tanya Juna lagi yang tak mengetahui siapa itu bos Teddy.

"Itu kak, bos Teddy itu rentenir yang sangat galak."

"Berati yang tadi itu anak buah dari Teddy?"

"Iya kak." Juna mengangguk-anggukan kepalanya.

Beberapa menit berada di kamar, Naya kembali keluar dan di lihat masih ada atasannya lagi mengobrol dengan adiknya.

"Bapak ngapain masih disini?! Uda sana balik ke kantor gih!" usir Naya

"Kakak kok ngomong nya gitu sih sama kak Juna..? Seharusnya kak berterimakasih sama kak Juna. Kalau kak Juna gak ada tadi, pasti Kakak sudah di bawa' sama anak buah bos Teddy." Ucap Rafa yang tidak suka dengan sikap kakaknya itu kepada Juna.

"Bodoh!" Naya langsung berjalan menuju dapur.

"Kak, maafin sikap kak Naya ya? Sebenarnya kak Naya itu baik. Mungkin pikirannya lagi kacau aja, makanya dia ketus gitu." ucap Rafa merasa tidak enak pada Juna karena sikap kakaknya.

"Iya tidak apa-apa Raf.." balas Juna sembari tersenyum kecil. "Kamu gak sekolah Raf?" tanya Juna.

"Tadinya mau sekolah kak, tapi kak Naya gak ijinin. Karena wajah Rafa masih lebam gini." jawabnya.

Juna hanya tersenyum kecil menatap Rafa.

"Kamu masih SMP atau SMA, Raf?" tanya Juna lagi.

"Rafa baru kelas 3 SMP kak." jawab Rafa. "Rafa pengennya setelah tamat SMP gak ngelanjut lagi kak." ucap Rafa.

"Loh kenapa gak lanjut?"

"Rafa ingin kerja aja kak. Rafa kasian sama kak Naya yang harus banting tulang dan kerja sampai di dua tempat, untuk agar Rafa tetap bisa sekolah dan biaya rumah sakit ibu. Semenjak Ayah meninggal, dan ibu sakit-sakitan. Kak Naya yang mencari uang, bahkan ia mengubur ke inginan nya untuk melanjutkan kuliah saat itu. Karena keadaan tidak memungkinkan. Tapi.. kak Naya gak mau kalau Rafa sampai tidak melanjutkan pendidikan Rafa. Kak Naya mau menyekolahkan Rafa sampai Kuliah. Agar nantinya Rafa bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik darinya. Dan Kak Naya selalu bilang, Rafa harus jadi orang sukses. Agar tidak lagi di hina orang." Ucap Rafa menceritakan kehidupan mereka. "Eh maaf ya kak, Rafa jadi curhat keadaan kami." Rafa jadi tidak enak.

"Tidak apa-apa Raf.. kakak bersedia menjadi tempat curhat kamu." ucap Juna sembari mengelus kepala Rafa.

Ada rasa sesak, dan iba yang Juna rasakan setelah mendengar cerita Rafa. Gimana berjuangnya Naya untuk keluarganya. Bahkan dia rela menjual kesuciannya hanya untuk operasi ibunya. Dan Juna yakin Rafa tidak tahu tentang hal itu. Lagian gak mungkin kan, jika Naya menceritakan hal itu pada adiknya. Juna semakin ingin bisa lebih dekat dan kenal lagi dengan sosok Naya.

Entahlah ia tidak bisa menjabarkan sendiri, seperti apa perasaan yang ia miliki ke Naya. Karena ia baru pertama mengalami ini. Dan juga Ini baru pertama kalinya Juna ingin mengetahui kehidupan seorang wanita. Biasanya ia tidak pernah perduli dengan wanita yang selalu ingin menjadi kekasihnya maupun mengingikan dirinya. Karena menurutnya wanita semua sama saja seperti ibunya. Tapi seorang Naya sangat berbeda.

"Rafa, apa yang di bilang kakak kamu itu, benar. Kamu jangan sampai tidak melanjutkan pendidikan kamu. Karena kamu harapan keluarga maupun kakak kamu. Kamu harus buktikan kepada orang-orang yang pernah menghina kalian kalau kamu bisa menjadi orang sukses kelak." Ujar Juna membenarkan ucapan dari Naya untuk Rafa sekaligus memberi nasihat kepada Rafa agar tetep melanjutkan pendidikannya.

"Iya, kakak Juna benar." ujar Rafa.

"Raf, jangan pernah menceritakan keadaan kita pada orang asing." tegur Naya yang baru saja keluar dari dapur sembari membawa secangkir kopi dan memberikannya pada Juna.

"Terima kasih.." ucap Juna sembari menatap Naya dengan menyeringai. Naya yang melihat itu sangat kesal.

"kak, kak Juna itu bos di tempat kerja kakak.. jadi kak Juna itu bukan orang asing." Naya yang sudah sangat kesal dengan Juna dan adiknya langsung masuk kekamar dengan menutup pintu sangat kencang. Membuat Rafa dan Juna terkejut, mereka pun saling pandang setelah itu mereka berdua tertawa bersama-sama.

"Kakak kamu sangat lucu, Raf.." ucap Juna yang masih terus tertawa.

"Itu lah kak Naya." balasnya.

*

*

Pagi harinya.

"Kak Juna?" ucap Rafa yang terkejut melihat bos kakaknya Uda ada di depan rumahnya sembari berdiri di samping mobilnya.

"Pagi Raf.." Safa Juna.

"Pagi kak.." balas Rafa. "Kakak pasti mau jemput kak Naya ya? Ada tuh masih di dalam. Kalau gitu Rafa berangkat duluan ya?" pamit Rafa.

"Kamu naik apa Raf? bareng aja, biar kak antar."

"Gak usah kak, Rafa naik sepeda aja. Lagian gak begitu jauh kok sekolahnya." tolak Rafa yang memang tidak begitu jauh sekolahnya.

"Oke. Hati-hati Raf.."

"Oke, kak."

Tak berapa lama Naya pun keluar dari rumah dan tak lupa ia mengunci pintu rumahnya. Saat Naya berbalik arah, Naya di kejutkan dengan Juna yang berdiri santai sambil sandaran dengan pintu mobilnya.

"Ngapain pak Juna ada disini?" tanya Naya ketus.

"Jemput kamu." jawab Juna santai.

"A-apa? Jemput?!"

"Iya. Saya mau berangkat kerja bareng kamu!"

"Enggak. Aku gak mau!" tolak Naya langsung.

"Pak Juna berangkat aja sendiri sana! jangan ajak saya."Ucap Naya kesal.

"saya tidak suka penolakan." ucap Juna datar. Kemudian Juna membukakan pintu untuk Naya. "Cepat masuk!" perintah Juna.

"Kalau saya tidak mau, bapak mau apa?!" tanya Naya sembari mengangkat dagunya.

"Kamu tinggal pilih! mau masuk sendiri kedalam mobil atau_-"

"Atau apa?!" potong Naya seperti menantang.

Juna tersenyum menyeringai sembari menatap Naya.

"Atau kamu mau saya gendong seperti waktu itu, hah?!"

"Apa! gak mau, enak saja main gedong." kesal Naya.

"Cepat masuk, kalau tidak masuk juga..." Juna berjalan mendekat ke Naya. Naya berdecak kesal, kemudian ia pun masuk kedalam mobil Juna. Membuat Juna tersenyum senang.

Mereka berdua pun pergi bekerja bersama ke Perusahaan JRP milik Juna.

Episodes
1 Bab 01
2 Bab 02
3 Bab 03
4 Bab 04 Visual
5 Bab 05 Terpaksa
6 Bab 06. Delapan puluh juta
7 Bab 07 Hilangnya Mahkota
8 Bab 08 Terlambat
9 Bab 09 Ikhlas
10 Bab 10 Bertemu
11 Bab. 11 Bertemu kembali
12 Bab. 11 Tentangnya
13 Bab. 12 Kesal
14 Bab. 14 Menyebalkan
15 Bab. 15 Rentenir
16 Bab. 16 Bantuan Juna
17 Bab. 17 Pergi Bersama
18 Bab. 18
19 Bab 19
20 Bab. 20
21 Bab. 21 Mulai Ada Getaran
22 Bab. 22 Kembali
23 Bab. 23 Minta Maaf
24 Bab. 24 Tiba-tiba merindukannya
25 Bab. 25 Memaafkannya
26 Bab. 26 Membayar Utang
27 Bab. 27 Menjemput Naya
28 Bab. 28 Tawaran Kuliah di luar negri
29 Bab. 29 Kejutan
30 Bab. 30 Melamar
31 Bab. 31 Melamar 2
32 Bab. 32 Melamar 3
33 Bab. 33 Posesif
34 Bab. 34 Bertemu Calon Mertua
35 Bab. 35 Kesempatan
36 Bab. 36
37 Bab. 37 Bertemu Sinta
38 Bab. 38 Ingin Miliki Juna
39 Bab. 39 Cemburu
40 Bab. 40 Kuatir dan Panik
41 Bab. 41 Merasa Tak Berguna
42 Bab. 42 Perubahan Sikap Naya
43 Bab. 43 Rekaman CCTV
44 44. Rencana
45 Bab. 45 Pengganggu
46 Bab. 46 Fitting Baju Pengantin
47 Bab. 47 Fitting Baju Pengantin 2
48 Bab. 48 Terkena Jebakan
49 Bab. 49 Mengikuti
50 Bab. 50 Kecelakaan
51 Bab. 51 Sangat Merindukannya
52 Bab. 52 Mengingat Kembali
53 Bab. 53 Mengingat Kembali 2
54 Bab. 54
55 Bab. 55 Pergi Ke Australia
56 Bab. 56 Berkunjung
57 Bab. 57 Bertemu Rafa
58 Bab. 58 Mengetahui Keadaan Naya
59 Bab. 59
60 Bab. 60
61 Bab. 61 Tekad Juna
62 Bab. 62 Kembali ke Indonesia
63 Bab. 63 Merindukannya
64 Bab. 64 Kembali Bersama
65 Bab. 65 Mengajak Naya Kekantor
66 Bab. 66 Makan Siang
67 Bab. 67 Kembali Mengajak Naya Menikah
68 Bab. 68 Mengetahui Cerita Yang Sebenarnya
69 Bab. 69 Sinta Bertemu Maya
70 Bab. 70
71 Bab. 71 Naya dan Rafa
72 Bab. 72 Operasi Mata
73 Bab. 73 Bisa Melihat Lagi
74 Bab. 74 Kembali Terapi
75 Bab. 75 Sinta Mulai Lelah
76 Bab. 76 Mengintai Juna dan Naya
77 Bab. 77 Bodyguard
78 Bab. 78 Rencana Gagal
79 Bab. 79 Hampir Saja
80 Bab. 80 Naya Sakit
81 Bab. 81
82 Bab. 82 Wedding
83 Bab. 83 Wedding 2
84 Bab. 84 Menyerah
85 Bab. 85 Rumah Sakit
86 Bab. 86 Memberitahukan Pelakunya
87 Bab. 87 Malam Pertama
88 Bab. 88 Menghabiskan waktu di Apartemen
89 Bab. 89 Kabur
90 Bab. 90 Curhat
91 Bab. 91 Berusaha Ikhlas
92 Bab. 92 Haneymoon
93 Bab. 93 Haneymoon 2
94 Bab. 94 Pengganggu
95 Bab. 95 Mual
96 Bab. 96 Sakit
97 Bab. 97
98 Bab. 98 Kembali ke Resort
99 Bab. 99
100 Bab. 100
101 Bab. 101 Pingsan
102 Bab. 102 Hamil
103 Bab. 103 Ngidam
104 Bab. 104
105 Bab. 105 Ngidam Siomay
106 Bab. 106 Cemburu
107 Bab. 107 Belanja
108 Bab. 108 Bertemu Sahabat Lama
109 Bab. 109 Rafa
110 Bab. 110
111 Bab. 111
112 Bab. 112
113 Bab. 113
114 Bab. 114
115 Bab. 115 Manja
116 Bab. 116 Sakit
117 Bab. 117
118 Bab. 118 Salah Paham
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 01
2
Bab 02
3
Bab 03
4
Bab 04 Visual
5
Bab 05 Terpaksa
6
Bab 06. Delapan puluh juta
7
Bab 07 Hilangnya Mahkota
8
Bab 08 Terlambat
9
Bab 09 Ikhlas
10
Bab 10 Bertemu
11
Bab. 11 Bertemu kembali
12
Bab. 11 Tentangnya
13
Bab. 12 Kesal
14
Bab. 14 Menyebalkan
15
Bab. 15 Rentenir
16
Bab. 16 Bantuan Juna
17
Bab. 17 Pergi Bersama
18
Bab. 18
19
Bab 19
20
Bab. 20
21
Bab. 21 Mulai Ada Getaran
22
Bab. 22 Kembali
23
Bab. 23 Minta Maaf
24
Bab. 24 Tiba-tiba merindukannya
25
Bab. 25 Memaafkannya
26
Bab. 26 Membayar Utang
27
Bab. 27 Menjemput Naya
28
Bab. 28 Tawaran Kuliah di luar negri
29
Bab. 29 Kejutan
30
Bab. 30 Melamar
31
Bab. 31 Melamar 2
32
Bab. 32 Melamar 3
33
Bab. 33 Posesif
34
Bab. 34 Bertemu Calon Mertua
35
Bab. 35 Kesempatan
36
Bab. 36
37
Bab. 37 Bertemu Sinta
38
Bab. 38 Ingin Miliki Juna
39
Bab. 39 Cemburu
40
Bab. 40 Kuatir dan Panik
41
Bab. 41 Merasa Tak Berguna
42
Bab. 42 Perubahan Sikap Naya
43
Bab. 43 Rekaman CCTV
44
44. Rencana
45
Bab. 45 Pengganggu
46
Bab. 46 Fitting Baju Pengantin
47
Bab. 47 Fitting Baju Pengantin 2
48
Bab. 48 Terkena Jebakan
49
Bab. 49 Mengikuti
50
Bab. 50 Kecelakaan
51
Bab. 51 Sangat Merindukannya
52
Bab. 52 Mengingat Kembali
53
Bab. 53 Mengingat Kembali 2
54
Bab. 54
55
Bab. 55 Pergi Ke Australia
56
Bab. 56 Berkunjung
57
Bab. 57 Bertemu Rafa
58
Bab. 58 Mengetahui Keadaan Naya
59
Bab. 59
60
Bab. 60
61
Bab. 61 Tekad Juna
62
Bab. 62 Kembali ke Indonesia
63
Bab. 63 Merindukannya
64
Bab. 64 Kembali Bersama
65
Bab. 65 Mengajak Naya Kekantor
66
Bab. 66 Makan Siang
67
Bab. 67 Kembali Mengajak Naya Menikah
68
Bab. 68 Mengetahui Cerita Yang Sebenarnya
69
Bab. 69 Sinta Bertemu Maya
70
Bab. 70
71
Bab. 71 Naya dan Rafa
72
Bab. 72 Operasi Mata
73
Bab. 73 Bisa Melihat Lagi
74
Bab. 74 Kembali Terapi
75
Bab. 75 Sinta Mulai Lelah
76
Bab. 76 Mengintai Juna dan Naya
77
Bab. 77 Bodyguard
78
Bab. 78 Rencana Gagal
79
Bab. 79 Hampir Saja
80
Bab. 80 Naya Sakit
81
Bab. 81
82
Bab. 82 Wedding
83
Bab. 83 Wedding 2
84
Bab. 84 Menyerah
85
Bab. 85 Rumah Sakit
86
Bab. 86 Memberitahukan Pelakunya
87
Bab. 87 Malam Pertama
88
Bab. 88 Menghabiskan waktu di Apartemen
89
Bab. 89 Kabur
90
Bab. 90 Curhat
91
Bab. 91 Berusaha Ikhlas
92
Bab. 92 Haneymoon
93
Bab. 93 Haneymoon 2
94
Bab. 94 Pengganggu
95
Bab. 95 Mual
96
Bab. 96 Sakit
97
Bab. 97
98
Bab. 98 Kembali ke Resort
99
Bab. 99
100
Bab. 100
101
Bab. 101 Pingsan
102
Bab. 102 Hamil
103
Bab. 103 Ngidam
104
Bab. 104
105
Bab. 105 Ngidam Siomay
106
Bab. 106 Cemburu
107
Bab. 107 Belanja
108
Bab. 108 Bertemu Sahabat Lama
109
Bab. 109 Rafa
110
Bab. 110
111
Bab. 111
112
Bab. 112
113
Bab. 113
114
Bab. 114
115
Bab. 115 Manja
116
Bab. 116 Sakit
117
Bab. 117
118
Bab. 118 Salah Paham

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!