"Loh Jun Lo kesini, ada apa?" tanya Millean yang terkejut melihat Juna, sepupunya masuk ke ruangannya.
"Gak ada, lagi main aja." jawab Juna asal. Padahal yang sebenarnya ia tengah mengikuti Naya. Ia ingin tahu keseharian Naya. Benar atau tidak kalau Naya sama saja dengan wanita-wanita di luaran sana.
Semenjak tahu tentang kehidupan Naya, entah kenapa membuat seorang Juna yang tidak pernah perduli dengan orang lain apalagi wanita. Tapi sekarang ia ingin mengetahui kehidupan seorang Naya.
"Mau minum apa Jun?" tanya Millean.
"Seperti biasa aja." jawab Juna.
Millean pun menelpon orang kitchen untuk membawakan minuman yang ia sebutkan ke ruangan nya.
Tak berapa lama terdengar suara ketukan pintu.
"Masuk." karyawan Cafe Millean pun masuk dengan membawa dua gelas Copi dan kentang goreng. Wanita itu sempat terkejut saat melihat Juna ada di dalam ruangan Bosnya. Sedangkan Juna sendiri terus menatap wanita itu dengan wajah datarnya.
"Bu, ini pesanannya?"
"Kamu letakkan saja di meja." jawab Millen.
Selesai meletakkan kopi dan kentang goreng nya, wanita itu langsung keluar.
"Kenapa Lo lihatin karyawan gue sampai seperti itu?!" tanya Millean yang memperhatikan sepupunya terus saja menatap karyawan nya. "Jangan bilang Lo mau niduri tuh cewek!" tanyanya lagi. "Gue tahu Lo tampan banyak duit, tapi jangan coba-coba lo tidur dengan karyawan gue. Lo cari aja sana di club' kan banyak. Tapi jangan karyawan gue."tambah Millen lagi. Ya walaupun Millean sebagai Bos, galak. Tapi ia masih memiliki rasa peduli dengan karyawan nya. Seperti Naya yang di ijinkan selalu masuk di sif sore, karena paginya ia bekerja di tempat lain.
"Apa Lo bilang? tidur dengan karyawan Lo! maaf gue gak pernah selera dengan karyawan Lo!" ucap Juna.
'Tapi beda dengan Naya, gue sangat menginginkan Naya.' ucap Juna dalam hati.
"Bagus deh kalau gitu. Tapi tunggu, kenapa Lo lihatin Naya seperti itu tadi?" tanya nya balik.
"Dia cantik." Jawab Juna jujur.
"Ck, jangan macem-macem Lo sama karyawan gue." kesal Millean.
*
*
Keesokan harinya
"Naya, Lo cepat banget datangnya?" tanya Hani yang melihat Naya sudah mengepel lantai di lobi.
"Hani, apa kamu gak dengar apa kata Pak Danu kemaren, kalau kita harus datang cepat untuk membersihkan semua ruangan, karena tepat hari ini Pak Juna akan berada di kantor ini." Jawab Naya.
"oh ya ampun.. gue lupa Nay." Hani langsung berlari menuju loker untuk meletakkan tasnya. Lalu segera membantu Naya.
"Ya tuhan Nay.. tampan banget sih tu pak Juna." Ucap Hani yang saat ini tengah melihat Juna yang sudah berada di lobi.
"Iya dia memang tampan. Terus mau apa kamu kalau dia tampan?" tanya Naya pada Hani yang mulai lebay kalau sudah meliihat lelaki tampan.
"Gue mau jadi kekasihnya. Eh enggak, gue mau jadi istrinya." jawab Hani dengan antusias mengucapkan nya.
"jangan mimpi terlalu tinggi mbak, entah yang ada jatuh dan sakit. Kita itu tidak sebanding dengannya, kita hanya butiran debu dimatanya." Hani menghela napasnya. Naya selalu mematahkan harapan nya.
"Hei Lo mau kemana Nay!" teriak Hani yang sudah berjalan meninggalkan nya.
"Bawel ah."
"Naya. Tolong kamu buatkan kopi buat Pak Juna, sekalian antar ke ruangan nya." perintah Kepala Cleaning service bernama, Dian.
"Saya, Bu?!"
"Iya kamu! Karena pak Juna sendiri yang memintanya untuk di buatkan kopi." jawab Dian seperti tidak suka.
" baik Bu." balas Naya.
"Apa kamu sebelumnya sudah mengenal pak Juna?" tanya Dian penasaran kenapa Bos besar bisa mengenal Naya.
"Saya? kenal dengan Pak Juna? Ya enggak lah Bu. Saya baru lihat dan tahu waktu ia datang kemaren." Jawab Naya.
"Terus, kenapa pak Juna tahu nama kamu dan meminta kamu untuk buatkan kopinya?" tanyanya lagi.
"Itu, emm, oh ya kemaren pak Juna datang, beliau juga minta kopi dan pas ketepatan saya yang buat kopinya. Jadi pak Juna tahu nama saya." Jawab Naya lega karena memiliki jawaban yang pas kepada Dian.
"Oh, gitu ya!"
"Iya Bu."
"Ya uda cepat buatkan kopinya. entar pak Juna marah karena lama menunggu." ucap Dian ketus.
Naya mengetuk pintu ruangan Juna dan salah satu tangannya sudah ada nampan di atasnya ada secangkir kopi pesanan Juna.
"Masuk" sahut Juna dari dalam ruangannya.
Naya menghela nafasnya panjang kemudian dengan perlahan Naya membuka pintu ruangan Juna, ia lalu melangkah masuk kedalam.
"Pak ini kopinya." ucap Naya lalu meletakkan secangkir kopi dibatas meja Juna.
"Saya permi_-"
"Duduk!" potong Juna.
"Hah!"
"Duduk!" perintah Juna sekali lagi.
"Ta-tapi, pak.."
"Kalau saya bilang duduk, ya duduk!" Naya menghela nafasnya. Lalu ia pun duduk di depan Juna yang terhalang meja kerja Juna. Naya tidak mau berdebat dengan lelaki brengsek yang ada di depannya ini.
"Apa ada yang bapak perlukan lagi?" tanya Naya.
Juna bukannya menjawab , ia malah mengambil secangkir kopi yang di buat Naya. Dengan perlahan Juna meminumnya setelah meniupnya.
"Enak." batin Juna.
"Pak, sebenarnya saya di suruh duduk disini mau ngapain?" tanya Naya yang sudah mulai kesal. Pak saya juga masih banyak kerjaan. Saya harus membersihkan kaca dan lantai." ucap Naya. Juna menatap Naya sejenak, kemudian beralih lagi ke laptop nya.
"Oh ya tuhan..nih orang maunya apa sih!" batin Naya kesal dengan Juna.
"Tolong kamu bersihkan ruangan saya. Dan susun ulang rak buku itu.!" perintah Juna.
"Apa?!"
"Kamu bersihkan ruangan saya.! ucap Juna kembali.
"Tapi pak sebelum Bapak datang, ruangan ini sudah di bersihkan..!" protes Naya.
"Disini siapa, atasannya?"
"Bapak." jawab Naya.
"Ya sudah. Jadi itu terserah saya! saya yang punya ruangan ini. Sekarang cepat bersihkan ruangan saya!" Naya mengepalkan kedua tangannya, geram. Naya tidak menyangka selain mesum, dan brengsek seorang Juna sangat-sangat menyebalkan.
"Cepat! Kok malah bengong!" sentak Juna.
Sontak Naya langsung berdiri dari duduknya. Naya pun berjalan menuju rak buku untuk merapikan kembali, sembari menghentak-hentakakan kakinya yang sudah terlalu kesal dengan Juna.
Sedangkan Juna tersenyum senang sudah membuat seorang Naya kesal.
"Gadis yang menarik." lirih Juna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments