"Gadis yang menarik." lirih Juna sembari tersenyum kecil. Ia tidak akan melepaskan seorang Naya begitu saja. Apalagi ia orang pertama yang pernah merasakan mahkota milik Naya. Dan itu sangat susah iya lupakan.
Ya setelah kejadian itu, Juna terus memikirkan Naya. Awalnya ia kira mungkin hanya gairah dan nafsunya saja yang menginginkan tubuh Naya yang menurutnya sangat nikmat. Berbeda dengan wanita-wanita yang sudah ia pakai. Tetapi ternyata ia salah, sepertinya ia sudah mulai menyukai wanita itu. Entahlah. Karena saat Tiger menatap Wajah cantik Naya saat di Cafe Millean, ia sangat kesal. Apalagi waktu Naya di bonceng pakai motor dengan lelaki lain kemaren, ia sangat emosi dan ingin sekali menghajar lelaki itu karena sudah berani menyentuh Naya. Tapi Leo memberitahu kan kalau lelaki itu adalah sahabat dari Naya dan ternyata lelaki itu yang membawa Naya padanya.
Apalagi saat mengetahui kehidupan Naya yang sebenarnya, membuat Juna ingin lebih mengenal sosok seorang Naya Ariska. Tapi sebelum itu ia harus memastikan kembali, apakah Naya itu sama saja seperti wanita-wanita di luaran sana yang matre dan sukanya memanfaatkan lelaki-lelaki kaya raya.
"Dasar Juna mesum! bajingan! brengsek! menyebalkan! kalau bukan pemilik Perusahaan ini Uda aku geplak tuh kepalanya." lirih Naya.
"Saya dengar apa yang kamu ucapkan!" membuat Naya langsung menoleh ke Juna. "Dari pada mengumpat terus, lebih baik cepat kerjakan yang saya perintahkan..!" ucap Juna dingin.
"Oh ya ampun, sabar Naya, sabar.." ucap Naya sembari mengelus-elus dadanya.
Sedangkan Juna yang memperhatikan Naya, tersenyum-senyum. Sebenarnya ia sengaja menahan Naya berada di ruangan nya. Agar ia bisa terus menatap wajah ayu Naya. Ternyata membuat Naya kesal itu sangat menyenangkan bagi dirinya serasa memiliki hiburan tersendiri. Dan Ia belum pernah sesenang ini. Padahal ia jarang tersenyum di depan wanita maupun orang lain.
Siang harinya.
"Bapak mau bawa saya kemana?" tanya Naya bingung. Karena tiba-tiba Juna menarik tangannya lalu membawanya masuk kedalam lift. Tiba nya di lobi, tapi Naya tidak mau keluar dari lift.
"Cepat keluar!" ucap Juna datar.
"saya tidak mau keluar." tolak Naya. Gak mungkin kan ia jalan berdua dengan Juna, apa kata karyawan yang lain kalau melihat dirinya sedang bersama pemilik Perusahaan JRP. Yang ada mereka berpikiran yang tidak-tidak.
"Kamu keluar sekarang juga, atau_-"
"Atau apa?!" Juna menyeringai sembari menatap Naya.
Kemudian Juna menggendong Naya, membuat Naya terpekik karena terkejut.
"turunin gak?!"
"No!" Gio sama sekali tidak mau menurunkan Naya.
"Oke, oke. Saya ikut bapak, tapi turunkan saya dulu." ucap Naya akhirnya mau ikut dengan Juna.
Juna menatap dalam mata indah Naya. "Oh, ya ampun saya tidak akan bohong. Ia saya ikut dengan Pak Juna." ucap Naya yang tahu tatapan dari Juna padanya.
Juna pun menurunkan Naya dari gendongannya. Kemudian Juna jalan menuju pintu lobi dengan santai dan Naya mengikutinya dari belakang.
"Masuk!" perintah Juna saat sesudah berada di parkiran.
"Iya tapi kita mau kemana?" tanya Naya.
"Uda jangan banyak tanya, nanti kamu juga tahu. Cepat masuk ke mobil." ucap Juna lagi.
Dengan terpaksa Naya pun masuk kedalam mobil Juna. Setelah Naya masuk kedalam mobil, Juna pun masuk. Kemudian Juna melajukan mobilnya keluar dari Gedung Perusahaannya.
Lima belas menit mobil Juna berhenti di sebuah restoran mewah.
"Ayo turun!" Naya melihat sekeliling mereka ada dimana sekarang. "Cepetan turun! saya sudah lapar."Ucap Juna sembari membuka seatbeltnya.
"Pak ngapain kita kesini?" tanya Naya.
"Kamu pikir kalau kita ke restoran mewah ini, mau ngapain?" Kemudian Juna membukakan seatbelt Naya.
"Dasar lelaki sombong! mesum! brengsek! dan bajingan!" Juna malah terkekeh mendengar umpatan Naya.
"Itu memang saya!" balas Juna tersenyum kecil. "Uda cepat keluar." Naya pun keluar dari mobil dengan menutup pintu mobil dengan keras. Membuat Juna terkekeh geli.
Mereka pun masuk kedalam Restauran tersebut. Banyak pengunjung yang menatap mereka berdua. Ada yang terpesona dengan ketampanan Juna.
"Apa anda tidak malu membawa saya ke Restoran mewah ini?" tanya Naya pada Juna.
"Kenapa harus malu?!" Ucap Juna sembari menaikan satu alisnya.
"Seorang pengusaha sukses dan terkenal dengan penampilan oke seperti anda, apa tidak malu jalan dan makan berdua di Restauran mahal dengan Cleaning service?" ucap Naya. "Lihatlah mereka semua pada ngelihatin kita." Juna pun melihat sekeliling Restauran dan benar saja semua pengunjung pada melihat ke arahnya.
"Kenapa harus malu..! tidak ada larangan kan, kalau makan bersama cleaning service? Uda Ayo, jangan perdulikan mereka. Mereka itu hanya iri saja, karena melihat cleaning service seperti kamu bisa makan bersama lelaki tampan seperti saya!" Juna langsung melanjutkan langkahnya menuju ruangan VIP yang sudah ia pesan sebelumnya. Dalam hati ingin rasanya ia mengutuk lelaki yang ada di depannya ini.
Sore harinya saat Naya pulang kerumah, Naya di kejutkan dengan rumahnya berantakan. Barang-barang semua berserakan dimana-mana.
"Ya tuhan.. kenapa bisa seperti ini?!" teriak Naya. "Rafa..! Raf kamu dimana?" panggil Naya mencari adiknya.
"ka-kak. Kak Nay aku disini..!" teriak Rafa yang posisinya di dalam kamar. Naya langsung masuk kedalam kamar setelah mendengar suara adiknya.
Saat sudah masuk kedalam kamar adiknya, Naya lebih terkejut dan syok melihat wajah adiknya luka dan lebam.
"Raf kamu kenapa?" Tanya Naya panik dan kuatir. "Rafa, rumah kita kok bisa berantakan seperti itu? apa rumah kita di masukin maling?" beberapa pertanyaan di lontarkan oleh Naya pada adiknya.
"Bukan kak, tapi rentenir yang Kakak pinjam uang dengannya mereka datang kesini dan menagih hutang." jawab Rafa sembari meringis menahan sakit. " tapi karena Rafa bilang belum ada, anak buah Rentenir itu berantakin barang-barang dan mukulin Rafa kak.." aduh Rafa pada Naya.
Naya Langsung memeluk adiknya sedih melihat adiknya sampai di pukuli.
"Maafin kak, Raf.. maafin kak. Kak emang gak becus jadi kakak kamu." ucap Naya merasa bersalah.
"Ya tuhan aku harus bagaimana? aku tidak memiliki uang lagi. Sedangkan uang yang aku dapat dengan menjual diriku, aku pakai untuk membayar sisa rumah sakit saat ibu di rawat. Dan itu hanya tersisa 10 juta lagi. Sedangkan utang yang harus aku bayar ke rentinir tua itu 50 juta lagi." Gumam Naya dalam hati.
"Maafin kak ya Raf.."
"Enggak kak, kak gak salah." ucap Rafa yang tidak mau kakaknya merasa bersalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments