Di tempat yang berada. Seorang gadis cantik tengah menatap ibunya yang lagi berbaring lemah di berankar rumah sakit dan banyaknya selang di tubuh ibunya.
"Ibu Naya mohon, bertahanlah. Jangan pernah tinggalkan Naya dan Rafa Bu.." monolog Naya sembari terisak.
Naya Ariska, gadis cantik 21 tahun ini harus berjuang untuk menghidupi Ibunya dan adiknya Rafa yang masih duduk di bangku SMA. Apalagi ibunya sedang mengidap penyakit kanker. Demi untuk membiayai ibunya yang sedang berjuang melawan kanker nya, Naya harus bekerja di dua tempat sekaligus. Paginya Nara akan bekerja sebagai Office gils di sebuah perusahaan dan sore hari sampai malam ia bekerja di sebuah Cafe. Itu pun masih belum cukup untuk biaya pengobatan Ibunya. Waluapun begitu Naya sama sekali tidak pernah mengeluh, dan merasa lelah. Naya menjalani hidupnya dengan ikhlas dan sabar. Yang terpenting baginya adiknya tidak boleh sampai kekurangan, biaya rumah sakitnya Ibunya ada, meskipun harus mencicil. Sedangkan Ayah dari Naya sendiri sudah meninggal dunia karena kecelakaan.
Tin tin
Naya terkejut saat mendengar suara klakson mobil. Saat kaki jenjangnya yang indah hampir saja tertabrak oleh mobil mewah milik pengunjung Cafe tempat ia bekerja. Ya, Naya bekerja di sebuah Cafe yang bisa dibilang terkenal di Jakarta. Millen Cafe, itulah nama Cafenya. Kemudian Naya menundukkan kepalanya dan mengucapkan kata maaf kepada sang pemilik mobil mewah tersebut.
"Ya ampun Nay, ceroboh banget sih kamu!" batin Naya.
Lalu Naya pun langsung bergegas masuk dari pintu belakang Cafe. Karena sedikit lagi ia akan terlambat.
"Kamu hampir saja terlambat, Nay?" Ucap Sari teman satu kerajaan dengannya.
"Iya nih Sar, seperti biasa aku mampir dulu ke rumah sakit melihat kondisi Ibu." jawab Naya sembari tersenyum.
Naya sendiri tipekal gadis yang ceria, baik, tapi sedikit keras kepala. Karena wajahnya yang cantik, berkulit putih dan memiliki tubuh lumayan tinggi, banyak yang suka dengannya. Apalagi di tempat satu kerjanya. Tetapi sayang, tidak ada yang di tanggapi oleh Naya. Baginya lebih penting memikirkan hidupnya, dan ibunya yang masih membutuhkan biaya banyak. Naya tidak mau menjadi pusing soal cinta maupun pasangan. Bukan nya ia tidak mau atau tidak menginginkan pasangan, ia sangat mau. Tapi suatu saat nanti, setelah ia bisa menyembuhkan ibunya.
"Bersyukur lah Nay, kamu tidak ketahuan oleh Bu Millen. Untung saja Bu bos baru saja pergi." cicit Sari.
Sedangkan Naya hanya cengar-cengir tidak jelas. " "Berarti Tuhan masih memberikan aku kesempatan untuk tetap kerja disini." balas Naya santai. Kemudian meletakkan tasnya ke loker.
"Oh iya Nay, aku mau cerita nih sama kamu." Ucap Sari.
"Kamu mau cerita apa?" tanya Naya yang sibuk merapikan penampilannya.
"Kamu tahu Nay, ternyata Bu Millen memiliki sepupu pria yang sangat tampan." Cerita Sari antusias.
"Ya terus?"
"Aku cuma mau cerita aja sih sama kamu. Tadi sepupunya itu meeting dengan kliennya di Cafe ini. Terus Bu Millen sibuk nyuruh kita siapin menu yang paling enak di Cafenya. Pas lihat orangnya, karyawan wanita yang sif pagi tadi pada heboh, karena sepupu Bu Millen sangat tampan." tutur Sari. "Sayang banget kamu gak bisa lihat, karena sif malam." Tambah Sari lagi.
"Gak apa-apa, lagian gak penting juga."
"Ck! dasar kamu ya? selalu saja acuh kalau Uda bahas lelaki tampan." kesal Sari.
"Uda tahu, tapi kamu masih juga cerita.." Balas Naya yang langsung pergi ninggalin Sari untuk membersihkan meja bekas pelanggan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments