Naya sempat terpaku melihat ketampanan yang dimiliki oleh Juna.
"Apa kamu yang bernama Naya?" tanya Juna datar tapi matanya tak berpaling menatap wajah polos Naya.
"I-iya tuan, saya Naya." jawab Naya gugup.
"Cantik." lirih Juna.
"Aku dengar kamu minta bayaran sebesar 80 juta, apakah itu benar?" tanya Juna lagi.
"Be-benar, tuan." jawab Naya takut-takut.
"Kalau saya bayar kamu mahal, apa kamu bisa memuaskan saya, di ranjang?!" tanya Juna dengan tatapan tajam.
Di tanya Juna seperti itu, membuat Naya langsung menelan salivanya susah payah. Ia bingung masalahnya ia tidak punya pengalaman seperti itu.
'Ya ampun bagaimana ini? aku harus jawab apa?' ucapnya dalam hati.
"Kenapa diam! apa kamu bisa memuaskan saya di ranjang?!" Juna mengulangi pertanyaannya.
"Se-sebenarnya sa_-"
"Baiklah akan aku buktikan sendiri!" potong Juna.
Juna jalan perlahan mendekati Naya, membuat Naya mundur kebelakang. Sampai di depan Naya, Juna menarik tangan Naya agar lebih dekat padanya. Mata mereka bertemu, melihat mata Naya jantung Juna berdetak kencang. Ia suka, ia suka dengan mata milik Naya.
Juna bingung, karena sebelumnya ia tidak pernah merasakan seperti ini kepada wanita mana pun. Begitu nyamannya hati Juna saat melihat mata indah Naya. Apalagi menatap wajah polos tanpa ada make up Naya. Sungguh sangat cantik alami. Berbeda dengan wanita yang selama ini tidur dengannya. Kecantikan wajah mereka, palsu.
"Tu-tuan, saya ma.. ehmmmp." Mata Naya terbelalak ketika Juna telah mencium bibirnya.
'Manis, bahkan sangat manis. Rasanya tidak sama dengar bibir para wanita yang sudah pernah aku pakai.' gumam Juna dalam hati.
Juna terus menciumnya tanpa ampun. Ia seakan enggan untuk melepaskan nya. Rasa strawberry dari bibir Naya membuatnya jadi mabuk kepayang.
Naya sendiri tidak membalas, ia hanya diam saja. Naya gugup dan bingung harus apa. Karena ini ciuman pertamanya, ia pun tidak memiliki pengalaman. Ingin rasanya ia memberontak, tapi dirinya sangat takut.
Juna mengeram, karena tidak mendapatkan balasan dari Naya. Dengan kesal, Juna langsung melepaskan ciumannya, sambil menatap Naya tajam.
"Kau tidak membalas ciumanku..!" ucap Juna dingin. "Aaagh! wanita macam apa yang di kirim Felix untukku." geram Juna.
"Ma-maaf tuan, say... ehmmmpp." ucapannya terhenti karena Juna kembali menciumnya.
"Buka mulut kamu." bisik Juna. Naya mencoba menurut. Tapi Naya belum juga membalas ciumannya.
"Kenapa kau tak membalas ciumanku, hah!" bentak Juna yang mulai geram.
Sontak membuat Naya terkejut dan ketakutan. Juna kembali menatap tajam Naya. "kau meminta bayaran mahal padaku, tapi kau saja tidak bisa melakukan apa-apa!" ucap Juna dingin. "jangan bilang ini ciuman pertama kamu!" tebak Juna.
"Ti-tidak tuan." jawab Naya berbohong. Ia takut kalau jujur pada Juna, lelaki itu akan semakin marah.
Juna kembali mencium bibir Naya, Juna seperti berada atas Roller coaster. Jantungnya berdebar gelisah. 'oh Ya ampun.. baru bibirnya saja, tapi sudah membuat Juna bergetar.' gumamnya.
Kemudian Juna membaringkan tubuh Naya ke ranjang. Lalu ciuman nya turun ke leher Naya. Tubuh Naya gemetaran sekaligus merinding.
Sungguh ini pengalaman pertama Naya. Naya merasakan sensasi panas di seluruh tubuhnya. Membuatnya tak sadar kalau pakaian yang ia kenakan sudah di lepas oleh Juna. Tatapan Juna saat melihat tubuh Naya sampai tak berkedip. Tubuh Naya Begitu sangat sempurna, kulitnya putih bersih tanpa ada goresan sedikitpun.
Ditatap Juna seperti itu, sontak Naya langsung menutup tubuhnya dengan kedua tangannya. Jika bukan karena uang untuk biaya operasinya ibunya, ia tidak mau melakukan hal ini.
"Aau! Sakit.." Naya menjerit karena merasakan bawahnya begitu sakit dan perih.
"Oh Shitte! Kau masih perawan!" Juna langsung mengentikan aktivitas nya karena terkejut. "Kenapa kamu tidak bilang kau masih perawan, hah!" bentak Juna. "Kamu tahu, kalau saya tidak mau bermain dengan perawan!"Juna ingin beranjak dari ranjang tapi lengannya di tahan oleh Naya.
"Ta-tapi tuan, uangnya bagaimana?"
"Uang?! tidak ada uang mu! Pergilah dari sini kau bisa cari orang lain!" bentak Juna.
Naya bingung harus gimana. Naya benar-benar butuh uangnya. Apalagi pihak rumah sakit terus saja menghubunginya. Untuk segera melakukan operasi Ibunya.
Tu-tuan saya mohon, saya butuh uang itu." ucap Naya sembari memegang lengan Juna.
Juna semakin menatap tajam Naya. "Baiklah. kau mau uangkan?! aku akan berikan uang seperti yang kau inginkan. Tapi setelah aku puas tentunya!"
'Cih! dasar wanita semua sama saja. Hanya mengingikan uang dan uang!' gumam Gio dalam hati.
Juna kembali mencium bibir Naya. Dan Naya berusaha membalas ciuman dari Juna walaupun masih kaku, tapi ia lebih takut Juna akan marah lagi kalau ia tidak membalasnya.
Naya mengeram, dengan air mata yang menetes di sudut kedua matanya. Karena rasa sakit dan perih yang ia rasakan di bawah sana. Sementara Juna, ia sangat puas dengan sensasi rasa yang berbeda ketika menembus mahkota milik Naya. Sungguh ini sangat luar biasa. Baru kali ini ia benar-benar sangat puas. Jantung Juna masih berdetak kencang bahkan sangat kencang sampai membuat seluruh tubuhnya bergetar. Ya bergetar setelah ia puas dengan apa yang ia dapat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments