Juna benar-benar sangat puas. Ia tidak menyangka seorang Naya mampu memberikan kepuasan yang teramat sangat. Padahal wanita itu belum pernah melakukannya sama sekali. Tapi setelah mendapatkan mahkotanya Naya mampu menggetarkan seluruh tubuhnya. Rasanya berbeda dengan wanita yang sudah sering tidur dengannya, ia tidak pernah merasakan hal itu sama sekali.
Sedangkan dengan Naya, ia merasa menyesal setelah melakukan itu. Naya merasa dirinya benar-benar sudah menjadi wanita murahan sama seperti wanita yang ada di club' malam. Tetapi mau gimana lagi, ini Uda menjadi keputusan nya. Demi kesembuhan ibunya, ia rela mengorbankan dirinya.
"Ibu maafkan Naya Bu.. Naya terpaksa Bu.. ini demi ibu. Naya harap suatu saat nanti ibu mau maafin Naya." gumamnya dalam hati.
"Minum ini! aku tidak mau kau tiba-tiba datang meminta pertanggung jawaban padaku." perintah Juna dengan memberikan pil KB ke Naya.
Naya langsung mengambil pil itu, lalu meminumnya tanpa mau menatap Juna.
'Cih, siapa juga yang mau punya anak dari lelaki brengsek seperti mu.' gumam Naya dalam hati.
"Kau tidurlah disini dulu. Besok baru aku kasih uangmu. Lagian ini sudah larut malam, akan sulit mencari taksi di sekitar sini." Ucap Juna langsung pergi keluar dari kamar.
"Tu-tuan tunggu!" Juna menghentikan langkahnya kemudian menatap datar Naya.
"Ada apa lagi?!" tanya Juna sembari menaikan salah satu alisnya.
"Ma-maaf tuan saya harus pulang sekarang. Saya tidak punya banyak waktu, sa-saya mau uangnya sekarang juga." ucap Naya jujur. Karena ia tidak bisa berlama-lama, ia butuh uangnya sekarang juga. Masalahnya Dokter Heri sudah menelponnya terus.
"Ck! kau ini dasar tidak sabaran. Semua wanita sama saja, hanya gila uang!" ucap Juna kesal. "kau berikan saja nomor rekening mu, aku akan mentransfer langsung!" Juna pun mengambil ponselnya lalu mengetikkan nomor yang di sebutkan oleh Naya.
"Sudah saya transfer. Sekarang kau boleh pergi!" Naya pun pergi dari hadapan Juna.
"Tunggu!" Juna menghentikan Naya yang akan pergi. Kemudian Juna menatap wajah cantik Naya. Jantung nya kembali berdetak saat menatap wajah polos itu.
"Iya tuan, ada apa?!"
"Terimakasih! karena kau sudah memuaskan saya malam ini. Kau adalah ****** pertama yang membuat saya puas."
Deg
Ada rasa sesak yang Naya rasakan, saat Juna mengatakan dirinya ******. Naya hanya mengangguk saja, setelah ia langsung pergi keluar dari rumah mewah milik Juna. Naya berharap ia tidak akan pernah bertemu lagi dengan Juna.
Satu jam Naya tiba di rumah sakit, tapi sayang saat sampai di ruangan ibunya di rawat. Naya melihat tubuh ibunya sudah di tutup oleh selimut berwarna putih.
"Dokter ada pa ini?" tanya Naya bingung. Di tambah ia melihat Rafa adiknya ada di ruangan ibunya juga dengan mata yang berkaca-kaca.
"Rafa kamu disini? ini ada apa Rafa kenapa wajah ibu di tutupi kain?!" tanyanya lagi.
"Dokter, saya sudah ada uangnya. Ayo sekarang Dokter bisa operasi ibu saya." ucap Naya.
"Naya, maaf ibu kamu tidak bisa di selamatkan." ucap Dokter Heri pada akhirnya. "Kamu sangat terlambat Naya, sudah saya katakan ini tidak main-main." jelas Dokter Heri.
"Tidak, Dokter berbohong kan? Dokter bilang ibu saya akan segera di operasi dan saya sudah dapatkan uangnya Dokter. Sekarang Dokter bisa operasi ibu saya. Ayo Dok bawa ibu saya segera ke ruangan Operasi." Ucap Naya yang belum mau percaya.
"Naya, mohon maafkan kami. ibu kamu sudah meninggal. Kankernya sudah menyebar keseluruhan jaringan tubuh ibu kamu dan dia tidak bisa bertahan." ucap Dokter Heri lagi.
"Gak, gak mungkin Dok. Dokter bo-bohongkan? Rafa Dokter bohongkan?" Naya menggoyang kan bahu Rafa yang masih belum percaya. Sedangkan Rafa langsung memeluk kakaknya. "Enggak kak, ibu sudah meninggal kak.." ucap Rafa sembari terisak.
Naya pun sambil menangis berjalan mendekat ke ranjang ibunya. Kemudian membuka perlahan selimut yang menutupi seluruh tubuh ibunya. Dilihatnya tidak ada lagi selang yang menempel di tubuh ibunya, yang ada wajah pucat sang ibu.
"Ibu...!!" Teriak Naya histeris melihat sang ibu sudah tidak bernyawa lagi. "Gak Bu. Ibu gak boleh tinggalin Nay dan Rafa Bu.. Ibu Naya mohon jangan tinggalin kami. Kami tidak memiliki siapa-siapa lagi disini kecuali Ibu. Bangun Bu..hiks.. Nay mohon.. bangun Bu.. hiks.. hiks.. Ibu tahu, Nay sudah ada uangnya.. buat operasi ibu. Tapi Ibu, bangun ..? biar bisa di operasi." Naya terus saja berbicara sembari terisak.
"Kak.." Rafa mendekat ke Naya.
"Ibu, Rafa.. Ibu gak mau bangun. Hiks.." Naya menggoyang kan tubuh ibunya agar terbangun.
"Kak, sudah. Mungkin ini memang yang terbaik untuk ibu. Agar ibu tidak kesakitan lagi kak.. hiks.."
"Ta-tapi Raf, kakak uda punya uangnya untuk operasi Ibu.. Tapi kenapa Ibu gak mau nunggu sebentar saja. Ibu malah ninggalin kita Raf.." Naya memeluk adiknya yang masih terus menangis. Ia belum bisa terima ibunya sudah tiada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Soraya
ibu mu gak mau dgn uang haram nay
2023-10-15
3