Tiba di lantai 5 Naya memberanikan diri untuk mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Masuk." terdengar suara seseorang dengan datar dari dalam.
Naya menarik nafasnya dan membuangnya perlahan. Kemudian ia membuka pintu dan masuk kedalam.
"Tuan ini kopinya." Naya meletakkan kopi tepat di meja Pemilik Perusahaan JRP.
"Terimaka_-" Lelaki itu menghentikan ucapannya setelah ia mengangkat kepalanya dari Laptopnya dan melihat siapa wanita yang sudah meletakkan kopi di mejanya. Begitu juga dengan Naya, tadi ia menundukkan kepalanya. Tapi saat ia mengangkat kepalanya, tubuh Naya langsung mematung dan terkejut melihat lelaki yang ada di hadapannya, sekarang.
"Tu-tuan, Juna." lirih Naya yang tidak menyangka pemilik Perusahaan di tempat ia bekerja adalah lelaki yang sudah. 'Oh ya tuhan kenapa aku harus ketemu dia lagi? Dunia ini emang sempit.' gumam Naya dalam hati.
Begitu banyaknya orang kenapa ia harus bertemu dengan lelaki yang ada di depannya ini.
Ya, lelaki tersebut adalah Juna. Juna menatap Naya dengan intens, salah satu alisnya naik keatas sembari tersenyum sinis. Juna melihat pakaian yang dipakai Naya. 'Cleaning service.' gumam Juna dalam hati.
"Wah! gak nyangka kita bertemu kembali?!" ucap Juna dengan menatap tajam Naya.
"Sa-saya permisi tuan." Naya pun membungkuk badannya memberi hormat, kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu.
"Tunggu! saya belum selesai bicara dengan mu." Ucap Juna datar. Naya pun langsung menghentikan langkahnya.
"Apakah tuan perlu sesuatu?" tanya Naya memberanikan diri menatap wajah Juna. Naya sebenarnya malas berurusan lagi dengan lelaki itu. Itu makanya ia harus segera pergi dari ruangan Juna.
"Aku butuh kamu untuk malam ini?!" ucap Juna langsung sembari menyeringai licik. Lagian Juna memang Uda seminggu ini tidak ada bercinta dengan wanita, karena kesibukannya dan juga karena sedang perjalanan bisnis ke luar negeri. Tapi setelah melihat Naya, gairahnya muncul gitu saja. Apalagi melihat bibir pink Naya, membuat sesuatu miliknya di bawah sana langsung tegak sempurna. Juna seakan ingin merasakan lagi bibir manis itu.
'Oh shitte! melihatnya saja gairah ku langsung muncul. Gimana kalau sudah di ranjang bersamanya..' gumam Juna dalam hati sembari membayang saat ia pertamakali mengambil mahkota wanita yang ada di depannya ini.
"Maaf tuan, anda salah orang!" jawab Naya sembari menatap tak suka dengan apa yang di minta Juna.
"Ck! sombong banget kamu! Dimana wanita yang saat itu memohon padaku untuk tidak menghentikan malam panas kita demi uang sebesar 80 juta!" tutur Juna. "Kamu tenang saja kalau soal bayaran. Saya akan bayar kamu lebih dari yang kamu minta kemarin. Asal malam ini kamu bisa bersama saya." ucap Juna yang akan memberikan bayaran lebih besar pada Naya, kalau dirinya mau bercinta malam ini. Mendengar itu Naya merasakan dadanya begitu sesak dengan semua ucapan Juna. Naya berusaha nahan air matanya dan menahan agar tidak emosi menghadapi lelaki brengsek seperti Juna.
"Sekali lagi saya minta maaf tuan. Anda bisa mencari wanita lain yang mau memuaskan anda di ranjang. Lagian saya bukan wanita seperti yang anda pikirkan." ucap Naya masih dengan nada lembut pada Juna. "Kalau tidak ada perlu lagi, saya permisi tuan."
"Sombong banget kamu! Tapi tunggu dulu, kenapa kamu bekerja disin?! Apa uang dari saya waktu itu sudah habis, makanya kau sampai bekerja menjadi Cleaning service seperti ini?!" tanya Juna penasaran. "Kenapa kamu tidak menghabiskan malam dengan saya saja dan saya akan bayar kamu lebih. Dari pada kamu harus bekerja menjadi Cleaning service! yang gajinya tidak seberapa." tawar Juna lagi. Kerena ia benar-benar sangat menginginkan Naya kembali.
"Yang pertama, saya bekerja sebagai Cleaning service di sini uda satu tahun. Dan yang kedua, saya bukan wanita ****** yang setiap harinya menjual tubuhnya kepada pria hidung belang. Jadi tuan Juna yang terhormat, anda salah orang kalau ingin mencari wanita seperti itu. Karena saya bukan wanita seperti itu!" ucap Naya yang sudah meninggikan nada suaranya. "Dan satu lagi, saya lebih baik bekerja sebagai Cleaning service dari pada wanita bayaran! walaupun gajinya itu kecil." terang Naya.
"Kalau kau memang tidak wanita ******! kenapa waktu itu kau menjual tubuh mu yang masih perawan?! bahkan kau sampai memohon kepadaku!" tanya Juna lagi.
"Itu bukan urusan anda, tuan. Kenapa saya mau melakukan itu! kalau tidak di perlukan lagi, saya permisi." tanpa menunggu jawaban dari Juna, Naya langsung pergi keluar dari ruangan lelaki itu. Ia tidak perduli kalau nantinya ia akan di pecat. Dan menurutnya itu akan lebih bagus dia tidak bertemu lagi dengan lelaki brengsek seperti Juna.
Sedangkan Juna, uda sangat kesal dengan atas penolakan dari Naya. Selama ini tidak pernah ada wanita satu pun yang menolak seorang Juna Ricard Permana. Dan sekarang, tawaran dia di tolak. Bahkan ia sudah menawarinya bayaran lebih besar. Tapi tetap saja wanita itu menolaknya. Tapi entah kenapa membuat Juna penasaran dengan sosok Naya.
"Felix segera keruangan saya!" ucapnya melalui telpon.
Tak berapa lama Felix masuk kedalam ruangannya.
"Iya tuan, apa ada yang anda perlukan?" tanya Felix.
"Tolong kamu cari tahu latar belakang tentang wanita bernama Naya." jawab Juna.
"Naya?!"
"Iya. Pasti kau masih ingat wanita seminggu yang lalu, yang kau berikan padaku." Felix berpikir sejenak untuk mengingat wanita yang disebutkan oleh tuannya.
"Apa yang anda maksud, wanita yang meminta bayaran 80 juta itu?" tanya Felix memastikan.
"Iya. Tolong kamu cari tahu semua tentang wanita itu! secepatnya." perintah Juna.
"Baik, tuan." Felix pun langsung keluar dari ruangan Juna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments