bab 19

" Kak Justin, boleh minta diobatin nggak?" tanya gadis itu dengan nada sedikit memelas. hal itu tentu saja membuat Justin dan Arman yang mendengarnya, seketika Saling pandang.

" Lho kenapa, kenapa nggak minta sama Gavin saja?" tanya mereka berdua yang hampir bersamaan.

Elia yang mendengar pertanyaan dari kedua laki-laki itu, tak menjawab sedikitpun. Gadis itu malah hanya tersenyum tipis.

Hal itu Malah semakin membuat mereka bertiga Saling pandang. sementara Elia, gadis Malang itu hanya terdiam.

" kalau nggak mau ngobatin, nggak papa. biar aku obatin aja sendiri." ucap Gadis itu Seraya meraih kotak P3K. saat mereka, sudah larut dalam lamunan masing-masing.

Tentu saja hal itu membuat Gavin segera meraih kotak P3K itu. dan dengan segera, laki-laki itu, memberikan kode kepada kedua temannya untuk bergantian berbicara.

" sudah ini aku yang akan mengobatimu." ucap Arman yang terdengar oleh Elia berada di sampingnya. Padahal, yang ada di sampingnya adalah Gavin.

" Boleh aku minta sesuatu?" tanya gadis itu Seraya sesekali mengendus bau seseorang. hal itu tentu saja membuat Justin dan juga Arman yang melihat itu, tentu saja semakin merasa kebingungan.

" mau minta apa?" tanya Arman yang kini berada di samping kiri gadis itu. posisi saat ini adalah, Elia dikelilingi oleh para laki-laki tampan.

" aku mau, Tuan Gavin meninggalkan tempat ini. karena aku tidak ingin bertemu dengannya." ucapnya dengan nada tegas.

Degh

Seketika itu pula, jantung Gavin seakan ingin lepas dari tempatnya. hal itu tentu saja membuat Arman dan juga Justin yang mendengarnya, seketika saling berpandangan.

" Hah Bagaimana bisa gadis ini berkata demikian?" tanya Kevin dalam hati.

" Memangnya kenapa?" tanya Arman dan Justin sekali lagi. Namun, reaksi gadis itu tetap sama, hanya diam dan mengulas senyum tipis.

" tidak jadi kalau begitu, kalau begitu saya permisi dulu." ucap Elia Seraya beranjak dari duduknya.

Seketika itu pula, ketiga laki-laki Tampan itu, segera berdiri dan meraih Gadis itu agar kembali duduk di tempatnya.

" Oke Gavin akan pergi." ucap Arman dengan cepat. dan setelahnya, memberikan kode pada teman sekaligus Atasannya itu untuk meninggalkan ruangan pantry.

Gavin yang melihat itu, hanya menganggukkan kepala. Kemudian, laki-laki itu berjalan meninggalkan area pantry dengan langkah gontainya.

Seketika itu pula, laki-laki Tampan itu. berdiri di ambang pintu. Saat, dirinya menemukan sebuah ide. dan dengan segera, menyuruh kedua sahabatnya untuk menyingkir dari sana.

Dengan gerakan bibir tanpa suara, Gavin segera menyuruh kedua sahabatnya itu untuk berpura-pura jika laki-laki Tampan itu sudah pergi meninggalkan restoran ini karena ada urusan yang lebih penting.

Arman dan Justin yang melihat itu, seketika menganggukkan kepala. Sementara Elia yang sedari tadi hanya diam, kini mulai mengeluarkan suaranya.

" Apa dia sudah pergi?" tanya Elia untuk memastikan Apakah Gavin sudah benar-benar meninggalkan tempat itu.

Justin dan Arman yang mendengarnya, segera mengangguk dan menjawabnya." sudah nona, Gavin sudah pergi. karena memang, Iya ada urusan penting." ucap Arman.

Seketika itu pula, Elia menghembuskan nafasnya kasar. Akhirnya, dirinya bisa terlepas dari satu masalah yang selalu mengintainya.

Melihat Elia menghela nafas panjang seperti itu, semakin membuat Gavin merasa sangat curiga jika ada orang yang mengancamnya.

" aku harus segera mencari tahu ini." ucapnya dalam hati. dan setelahnya, Gavin segera mengobati pipi dan tangan Elia yang tampak ada luka memar itu.

Seraya sesekali, Justin dan juga Arman bercengkrama dengan gadis itu. mulai dari tinggal di mana dia, sampai dengan Kenapa bisa bekerja di sini.

" Nona tinggal di mana?" tanya Justin yang memang sangat merasa penasaran dengan kehidupan Gadis malang itu.

" saya tinggal di keluarga Wirawan tuan." ucapnya dengan tersenyum kecil. sontak saja, pengakuan dari Elia yang baru saja keluar dari mulutnya itu, membuat Arman dan Justin yang mendengarnya, seketika terperangah kaget.

" Apa Anda bekerja di sana?" tanya Justin yang mulai kepo dengan kehidupan gadis itu.

" saya putri dari keluarga Wirawan." ujarnya Seraya tersenyum tipis. sontak saja hal itu membuat Justin dan Arman yang mendengarnya, seketika terperangah kaget.

Mereka berdua, seketika sama-sama menatap ke arah Gavin dengan ekspresi wajah penuh dengan tanda tanya.

" sudah nanti saja gue jelasin." ucap Kevin masih dengan tanpa suara. Arman dan Justin yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala.

Setelah semuanya selesai, Arman dan Justin menawari Elia untuk pulang bersama. Namun, dengan sopan, gadis cantik itu menolak tawaran itu.

Akhirnya, mereka bertiga hanya mengawasi Gadis itu dari belakang.

" gila ternyata dia dari keluarga terpandang, Terus kenapa dia bekerja di sini?" tanya Arman yang memang tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh gadis yang bernama Elia Tiara Dewi itu.

" apa jangan-jangan, dia lagi nyamar ya, dan untuk kondisinya yang tidak bisa melihat itu, dia hanya berpura-pura?" tanya Justin menimpali ucapan dari Arman.

Plak

Seketika itu pula, satu geplakan mendarat mulus di punggung Justin. hingga sih empunya punggung, meringis kesakitan. karena memang, pukulannya itu sangatlah keras.

" Sembarangan aja kalau ngomong," ucap Gavin Seraya mendengus kesal.

" lah kan gue cuma menerka-nerka aja. lagi pula, mana mungkin anak seorang pengusaha kaya raya malah bekerja sebagai pelayan di restoran ini, kan aneh sekali." ucap Justin membela diri.

" kan yang kayak orang tuanya, bukan dia." ucap Gavin Seraya menatap lurus ke depan di mana Elia berada.

" Iya sih, tapi kan setidaknya dia bisa hidup dengan layak." ucap Arman Seraya ikut memandangi gadis itu.

" dia itu seperti itu karena tidak diberikan haknya sebagai anak oleh ibu tirinya." ucap Gavin memperjelas.

Hal itu tentu saja membuat Arman dan juga Justin yang mendengarnya, semakin merasa kebingungan. Dengan segera, laki-laki Tampan itu menceritakan semuanya pada kedua sahabatnya itu.

Mereka berdua, seketika merasa prihatin dengan apa yang dialami oleh Elia." kasihan banget. Malang banget nasinya." gumam Arman.

Tanpa disadari oleh siapapun, Sepasang Mata Tengah memperhatikan mereka. lebih tepatnya, memperhatikan Gavin dengan tatapan Mendamba.

" Aku harus bisa mendapatkan dia. Walaupun, harus dengan berbagai cara sekalipun." ucap Gadis itu Seraya tersenyum misterius.

Setelah berkata demikian, wanita itu segera beranjak dari sana. Sementara Elia sedang berjalan kaki menggunakan tongkatnya sebagai penunjuk jalan.

gadis itu tampak sangat perih yang berjalan menyusuri trotoar Jalan Raya. Walaupun, dengan kondisi tidak dapat melihat, gadis itu tetap menunjukkan keceriaan dan sesekali melompat-lompat kecil seperti anak kecil.

Tentu saja hal itu membuat Elia semakin dipandang sebelah mata oleh semua orang.

NB: Mampir kak ke karya teman baru author bagus lho ceritanya.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 BAB 25
26 Bab 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 bab 35
36 Bab 36 Novel Baru Author
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 43
43 Bab 44
44 Bab 45
45 Bab 46
46 Bab 47
47 Bab 48
48 Bab 49
49 Bab 50
50 Bab 51
51 Bab 52
52 Bab 53
53 Bab 54
54 Bab 55
55 Bab 56
56 Bab 57
57 Bab 58
58 Bab 59
59 Bab 60
60 Bab 61
61 Bab 62
62 Bab 63
63 Bab 64
64 Bab 65
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 promo Novel Baru
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 bab 95
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97 + Visual
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
BAB 25
26
Bab 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
bab 35
36
Bab 36 Novel Baru Author
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 43
43
Bab 44
44
Bab 45
45
Bab 46
46
Bab 47
47
Bab 48
48
Bab 49
49
Bab 50
50
Bab 51
51
Bab 52
52
Bab 53
53
Bab 54
54
Bab 55
55
Bab 56
56
Bab 57
57
Bab 58
58
Bab 59
59
Bab 60
60
Bab 61
61
Bab 62
62
Bab 63
63
Bab 64
64
Bab 65
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
promo Novel Baru
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
bab 95
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97 + Visual
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!