sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di restoran tempat Elia bekerja, sekarang ini, semua karyawan Tengah berharap cemas karena dari tadi, Elia belum juga keluar dari dalam ruangan Bu Nella.
Walaupun, waktu sudah menunjukkan hampir setengah dua siang. itu berarti, gadis cantik itu berada di ruangan Bu Nella hampir 2 jam setengah.
"ish dia ngomong apa sih? Kenapa lama banget? jangan sampai, dia ngadu yang nggak-nggak. bisa tamat riwayat kita." ucap Manohara Seraya menatap sekelilingnya dengan ekspresi wajah tak tenang.
" Tenangkan dirimu. dia tidak akan pernah berani mengadu." ucap Bu Laksmi dengan suara dan nada setenang mungkin. hal itu tentu saja membuat Manohara yang mendengarnya, seketika mendongak menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan bertanya-tanya.
" Kenapa Ibu bisa yakin sekali, kalau dia tidak akan berani mengadu?" tanya gadis itu ingin tahu.
" karena pasti, ucapannya tidak akan pernah dipercaya. karena saya, sudah menonaktifkan CCTV yang ada di dapur. dan saat ini, baru saya aktifkan." ucap Bu Laksmi dengan nada penuh kemenangan.
" tapi kalau ternyata omongan Elia dipercaya oleh Bu Nella bagaimana,?" tanya gadis itu masih dengan ekspresi gusarnya.
" kalau itu terjadi, siap-siap aja dia akan menerima pembalasan yang sangat pedih dari saya." ucapnya dengan nada penuh ancaman. yang terdengar, begitu menyeramkan di telinga orang lain.
Mendengar ucapan dari kepala pelayan itu, seketika membuat Manohara, tersenyum dengan menghela nafas lega.
*****
Sementara itu di dalam ruangan Bu Nella, tampak Elia terduduk dengan ekspresi wajah lesunya. hal itu tentu saja membuat Bu Nella seketika menetap Gadis itu dengan seksama.
" Kamu kenapa Elia, kok sepertinya kamu sedang ada masalah?" tanya Bu Nella penasaran. Mendengar pertanyaan dari Atasannya itu, seketika membuat Elia menduga menatap wajah cantik wanita itu.
" tidak ada apa-apa Bu, Saya hanya merasa Rindu dengan keberadaan Mami saya." ucapnya tersenyum tipis.
Bu Nella yang mendengarnya, seketika mengusap kepala Elia dengan perasaan sayang.' berdoa saja, semoga, nanti kamu bisa bertemu dengan ibumu kembali." ucap Bu Nella Seraya tersenyum tipis.
" Terima kasih Bu," ucap Elia menganggukkan kepala Seraya membalas senyuman tipis itu. Setelahnya, gadis itu diantar keluar oleh Bu Nella.
Ceklek
Terdengar pintu dibuka dari dalam ruangan. hal itu tentu saja membuat semua karyawan yang tengah beres-beres, seketika menoleh menatap ke arah Elia dan Bu Nella dengan ekspresi wajah palsu mereka.
karena, dapat dipastikan jika mereka menampilkan ekspresi wajah yang sebenarnya, Bu Nella pasti akan langsung marah besar.
Apalagi, jika wanita berusia 20 tahun itu, mengetahui perundungan yang alami oleh Elia, maka mereka semua akan langsung dipecat oleh wanita itu.
Karena memang, wanita itu tidak pernah mau memaafkan yang namanya perundungan. baik itu kecil maupun besar. karena perundungan hanya akan menyebabkan mental seseorang menjadi kacau.
" Mbak Nella mau saya buatin apa?" tanya Bu Laksmi dengan langkah tergesa-gesa menghampiri Atasannya itu.
Wanita cantik itu, menggelengkan kepala." Saya tidak butuh apa-apa. Saya hanya minta, kalian tolong jaga gadis ini. karena saya, sudah menganggapnya seperti adik saya sendiri." ucapnya dengan tatapan mata tajamnya.
Seketika itu pula, Bu Laksmi dan yang lainnya, segera menundukkan kepala karena merasa takut dengan ancaman wanita itu.
" Ya sudah Elia, kalau begitu, Saya permisi dulu. Oh ya kalau kita bertemu di jalan, Tolong jangan panggil saya Ibu. berasa tua saya nanti." ucap Bu Nella sedikit terkekeh pelan.
Elia yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala Seraya tersenyum tipis. Setelahnya, Bu Nella segera melangkahkan kaki untuk meninggalkan restorannya. karena memang, wanita cantik itu sedang mendapatkan kabar dari restorannya yang lain bahwa sedikit ada masalah.
" kalau begitu, saya pamit dulu ya. jangan lupa kalian, harus akur pada Elia. dia sudah saya anggap seperti adik saya sendiri." ucapnya dengan nada tegas.
Sontak saja hal itu membuat Elia yang mendengarnya, seketika merasa terharu. tanpa permisi, air mata Gadis itu seketika meleleh.
Karena dunia ini ternyata sangat adil. di saat dirinya tidak diperhatikan oleh keluarganya sendiri. ternyata Tuhan memberikan pertolongannya melalui kasih sayang orang lain. Bahkan, orang itu tidak memiliki hubungan darah sedikitpun dengannya.
" Loh kenapa menangis,?" tanya Bu Nela yang merasa sedikit terkejut. karena gadis itu, malah menangis dengan sesungguhkan.
" nggak papa Bu, aku hanya terharu saja." ucapnya dengan nada Lirih dan juga menundukkan kepalanya.
Bu Nella yang mendengarnya, seketika terkekeh pelan. dan dengan segera mengusap kepala gadis itu dengan begitu lembutnya.
" kamu ini ada-ada aja, kalau begitu, Saya permisi dulu ya." ucapnya Seraya menepuk bahu Elia.
Tanpa disadari oleh Elia dan juga Ibu Nella, pemandangan dan perlakuan itu seketika menjadi sebuah kebencian bagi Bu Laksmi dan juga Manohara. Bahkan, kedua wanita berbeda generasi itu, menatap tajam ke arah Elia.
Seakan-akan, ingin menguliti gadis itu secara hidup-hidup. Setelahnya, Bu Nela segera melangkah pergi meninggalkan area restoran itu.
" dasar penjilat!" ucap Manohara dengan nada cukup tinggi. hal itu tentu saja dilakukan saat setelah pemilik restoran, telah meninggalkan kawasan itu.
Seketika itu pula, Elia yang mendengar bentakan dari Manohara pun, seketika mundur untuk beberapa langkah. karena saking terkejutnya.
" ma-Maafkan saya. Saya tidak,..." ucapan Elia seketika terhenti. saat gadis itu, mendengar suara meninggi dari Manohara.
" Diam kau, dasar gadis tidak tahu diri. kau itu memang pantas untuk dibenci. karena memang kelakuanmu ini menjijikan!" bentak Manohara dengan nada berapi-api.
Untungnya, restoran ini masih dalam keadaan sepi. karena memang, kebetulan baru ada beberapa orderan. itu pun via online. Sehingga, keributan ini tidak akan pernah diketahui oleh banyak orang.
Jikalaupun, para pengunjung tahu, Mereka pun akan merasa cuek dengan keadaan yang ada. karena nantinya, Bu Laksmi dan Manohara pasti akan memutar balikan fakta.
" aku minta maaf Kak hiks hiks hiks." ucap Elia tak bisa membendung air matanya dan rasa ketakutannya yang teramat sangat.
Karena memang sedari kecil, Elia sama sekali belum pernah dibentak oleh kedua orang tuanya. Bahkan, setelah kecelakaan itu pun, sang ayah juga tidak pernah membentaknya.
Karena kini, Amar sama sekali tidak menegurnya. hal itu yang membuat Elia saat ini menangis tersedu-sedu.
Karena selain bentakan dan hinaan dari para karyawan restoran ini, hati Elia pun juga merasa remuk redam saat mengingat perlakuan ayahnya itu. yang memperlakukannya, bak seperti orang asing.
" nggak usah nangis dan nggak usah jual air mata. itu nggak mempan bagi kita." ucap Bu Laksmi Seraya melempar serbet tepat mengenai muka Elia
Nb: mampir ya, di novel temen author di jamin ngak nyesel
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Dhevy yuliana
sabar ya, nanti ada waktunya 🤗🤗
2022-11-16
0
DISTYA ANGGRA MELANI
Tolong donk kak 2 orang direstoran itu di pecat saja..... Gedeg sendri kak kalo baca itu.. Sumpah
2022-11-16
1