" Ada apa lagi sih Bu, kenapa ibu selalu marah-marah?" tanya salah seorang karyawan restoran datang menghampiri Bu Laksmi dengan langkah tergopoh-gopoh.
" ini nih si cewek sok cantik. Masa dia nyenggol minuman yang baru saja saya buat." ucap Laksmi Seraya menatap tajam ke arah Elia aduh aduh.
hal itu sontak membuat semua karyawan yang mendengarnya, seketika melirik sinis ke arah Elia." dasar nyusahin! kalau memang nggak bisa kerja, Kenapa nggak bilang aja, biar kita kita bilang sama bu Nella kalau kamu memang nggak bisa kerja" Manohara.
" Ma Maafkan saya bu, Saya janji saya tidak akan pernah mengulangi perbuatan saya lagi." ucap Elia Seraya mengatupkan kedua tangannya di depan dada.
hal itu malah justru membuat semua karyawan yang ada di sana, menatap sinis dan rendah ke arah Elia. Bahkan, salah satu dari mereka, mendorong tubuh Elia hingga kembali terpental ke dinding.
Setelah mendorong tubuh Elia, Manohara segera melangkahkan kaki meninggalkan gadis itu. Sepeninggalan teman-temannya, Elia seketika merosot dan dengan segera memeluk kedua lututnya.
" hiks hiks hiks, apa salah Elia, Kenapa kalian jahat sekali sama aku." ucapnya Seraya berderai air mata yang membasahi pipi mulusnya.
Mata Elia seketika terpejam merenungi semua nasib buruk yang telah menimpanya. menggantikan Senyum Dan Tawa keceriaan yang pernah ia lalui bersama kedua orang tuanya. Dan kini, kebahagiaan itu, telah sirna dan berganti dengan penderitaan yang sepertinya tiada akhir.
Lama Elia menangis, gadis begitu sangat terkejut saat mendengar teriakan dari seseorang yang berasal dari arah belakang." Elia!! kau ingin pulang atau masih ingin di situ?!" tanya seseorang dari arah luar restoran dengan nada menggelegarnya.
Hal itu membuat Elia dengan segera bangkit dari duduknya. dan setelahnya, Gadis itu segera berjalan dengan terburu-buru karena memang dirinya yang tak bisa melihat apa-apa. hingga dirinya, tak sengaja membentur pintu yang ada di ruangan itu.
Duk
"awwwh!!!" ucap Elia merintih. dan dengan segera, Gadis itu meraba keningnya saat dirasa ada yang basah di kepalanya. dan dengan segera, Elia mencium cairan yang ada di tangannya itu.
" dar-ah" ucapnya dengan nada gemetar dan kata-kata terbata. Namun, belum sempat Elia berpikir, sebuah tangan dengan kuat menarik tubuh mungil itu. hingga membuat si empunya, seketika tersentak kaget.
" nggak usah kaget! nggak usah drama juga! lu kayak gitu aja kok lebay" ucap Manohara dengan nada sinisnya.
Elia yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala. Kemudian, dengan sangat hati-hati. gadis Malang itu memutuskan untuk pulang ke rumah dengan jalan kaki. Walaupun, jarak antara rumah dan juga restoran itu sangatlah jauh, namun Elia tidak pernah sekalipun nyasar.
Entah kebetulan atau apa, walaupun Elia tidak bisa melihat, namun gadis itu tak pernah sekalipun melupakan jalan pulang. Gadis itu selalu sampai di depan rumahnya dengan tepat waktu.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, akhirnya Elia sampai juga di sebuah rumah minimalis yang ditinggali berempat bersama dengan ibu tiri dan juga Kakak tirinya. dan dengan segera, gadis Malang itu, masuk ke dalam rumah. saat, salah satu asisten rumah tangganya membukakan pintu.
Yap. Walaupun keluarga Elia adalah seorang pengusaha, namun untuk keperluan gadis itu, ibu tiri Elia tidak mau ikut campur. Alias, kebutuhan Elia ditanggung oleh Gadis itu sendiri.
Tanpa memberikan sepeserpun pada gadis itu. Padahal, uang bulanan dari ayah Elia, sudah lebih dari cukup jika diberikan secara rutin pada Elia. Namun nyatanya, Gadis itu tak pernah mendapatkan sedikitpun dari gaji ayahnya.
Bahkan, seringkali Elia disesatkan oleh ibu tiri dan kakak tirinya. entah itu ditinggalkan di pasar, di mall ataupun di tepi jalan. semua itu sudah pernah dilakukan oleh kakak tiri dan juga ibu tiri Elia. Hal itu pula yang membuat seorang Nella Anggara, seorang pembisnis wanita sukses, memberinya pekerjaan dan juga fasilitas yang cukup.
Karena wanita paruh baya itu, merasa begitu kasihan pada Elia. karena pada waktu itu, Elia seperti kebingungan mencari seseorang dengan menggunakan tongkatnya.
Namun sayangnya, kebaikan ibu Nella, tak diikuti oleh para karyawannya. karena pada kenyataannya, semua karyawan membenci Elia. dan itu semua, Elia tidak tahu penyebabnya apa.
Memang, kehidupan Elia seperti roller coaster berputar begitu cepatnya. dari yang awalnya bahagia, kini menjadi Duka Nestapa dan juga penderitaan yang tiada hentinya.
" eh non Elia sudah pulang?" tanya salah satu asisten rumah tangga keluarga itu dengan senyuman manis di bibir keriputnya.
Membuat Elia yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala. dan setelah itu, Gadis itu segera masuk ke dalam rumah.
Memang, di rumah ini, hanya asisten rumah tangganya itu yang peduli dengan Elia. Karena memang, wanita paruh baya yang bernama Mbok Wati itu, sudah mengabdi di keluarga Elia dari gadis itu baru lahir.
Namun begitu, Mbok Wati tak pernah berani untuk melawan istri dan juga anak sambung dari Kartono. ayah dari Elia.
" non mau makan,?" tanya Mbok Wati saat sudah berada di dalam kamar anak majikannya itu. Hal itu membuat Elia yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala.
" baik kalau begitu, simbok ambilkan ya," ucap Mbok Wati Seraya berlalu dari sana. tak lama berselang, wanita paruh baya itu kembali dengan membawa nampan di tangannya.
" Segera makan, sebelum ibu sama kakak tiri kamu, pulang ke rumah." ucap Mbok Wati Seraya mengelus kepala gadis itu.
Elia yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala. dan dengan segera, gadis itu menyantap sepiring nasi dan juga gulai ayam dengan begitu lahapnya. Karena memang, semenjak kedatangan ibu tiri dan juga Kakak tirinya, Elia jarang sekali mendapatkan makanan yang enak.
Karena setiap hari, Elia hanya akan diberi makanan satu piring nasi dan juga sepotong tempe goreng. Namun begitu, gadis Malang itu tetap berterima kasih pada ibu tirinya yang sudah memberinya makan.
Walaupun dalam hatinya, Elia seringkali menangis. Karena, seumur hidupnya, dirinya belum pernah makan yang namanya tempe goreng.
Memang terkadang kehidupan itu seperti roda yang berputar. kadang berada di bawah kadang berada di atas. dan saat ini, Elia benar-benar berada posisi paling bawah dan paling menderita seumur hidupnya.
" non non Elia nggak usah nangis ya, di sini ada mbok yang akan jagain kamu." ucap Mbok Wati Seraya ikut mengusap air matanya yang tiba-tiba saja jatuh.
Elia yang mendengarnya, seketika hanya menganggukkan kepala. dan setelah 15 menit, Gadis itu menyelesaikan makanannya.
" sekarang, non Elia istirahat aja. pasti non capek kan, kan habis kerja." ucap Mbok Wati Seraya menutupi tubuh mungil majikannya itu dengan selimut tebal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Tari Kelik
sedih
2022-11-21
0