Bab 8

Gavin, berusaha sekuat tenaga untuk membuka pintu itu. Namun, sepertinya usaha Gavin akan sedikit kesulitan. Karena sampai saat ini, laki-laki itu belum bisa sama sekali untuk membuka pintu itu.

hingga setengah jam kemudian, Gavin kembali lagi dari mengambil sesuatu yang bisa digunakan untuk membuka pintu gudang itu.

Brak

dengan satu kali hentakan kuat, Gavin Akhirnya bisa mendorong dan membuat pintu gudang itu akhirnya terbuka juga. dan setelah itu, keluarlah seorang gadis yang menggunakan tongkat. Hal itu membuat Gavin seketika terdiam. karena memang, dugaannya selama ini benar.

" dia benar Elia yang pernah gue temui." ucap Gavin dalam hati. Seraya sesekali melirik dan menatap ke arah Gadis itu dengan Tatapan yang sulit diartikan.

" Tuan, Terima kasih, Terima kasih karena sudah akan bersedia membantu untuk membukakan pintu ini." ucap Mbok Wati Seraya tersenyum tipis dan menundukkan kepala tanda penghormatan.

Gavin yang mendengarnya, menganggukkan kepala. Namun, tatapan laki-laki itu tidak pernah lepas dari Elia." jantung gue kenapa ini, astaga!" gumamnya Seraya menyentuh area dadanya yang terasa berdegup lebih kencang.

" Terima kasih Tuan, maaf kalau begitu Saya pergi dulu." ucapan dari Elia membuat Gavin seketika tersadar dari lamunannya.

Laki-laki muda yang berpenampilan tidak terawat itu, seketika menganggukkan kepala dan memberi jalan agar Gadis itu bisa lewat.

Gavin terus memperhatikan Gadis itu hingga tubuhnya menghilang di balik tembok." sepertinya aku benar-benar jatuh cinta pada gadis itu" gumamnya Seraya tersenyum kecil.

Setelah puas memandang gadis itu, Kevin segera kembali kepada keluarganya. bahkan, laki-laki muda itu sampai lupa tujuan awalnya untuk ke kamar mandi. dan seakan-akan rasa yang menggebu untuk buang air kecil pun akhirnya menghilang.

****

Sementara itu di ruang keluarga, tampak sekali bahwa ada kecanggungan dari kedua wanita paruh baya itu. sementara para laki-lakinya, hanya bersikap biasa saja. karena memang, Amar Wirawan dan juga Ivan Harsono, tidak begitu mengenal. mereka hanya tahu sama-sama seorang pembisnis terkenal di kota masing-masing.

Tak lama berselang, Gavin kembali bergabung dengan keluarganya dengan ekspresi wajah berseri-seri. hal itu tentunya membuat Bu Hesti yang melihatnya, seketika melihat anaknya dengan ekspresi terheran-heran.

" Kenapa kamu senyum-senyum sendiri." ucap Bu Hesti secara spontan Seraya menatap ke arah Putra semata wayangnya itu.

Gavin yang melihatnya, seketika menggelengkan kepala." tidak ada mah, aku tidak apa-apa." ucap Kevin yang terlihat memperbaiki ekspresi wajahnya.

" jadi, Apakah perkenalan keluarga ini bisa dilanjutkan?" tiba-tiba saja, Gavin bertanya seperti itu. hal itu tentu saja membuat semua orang yang ada di sana, seketika menatap laki-laki itu dengan tatapan tidak percaya.

" ja-di sebentar saya panggilkan putri saya dulu" ucap Sofia dengan sedikit tergagap. Setelahnya, wanita paruh baya itu segera bergegas menaiki anak tangga untuk memanggil Putri kesayangannya agar kembali menemui keluarga Harsono.

Bu Hesti Aulia yang melihat ekspresi wajah Putra tunggalnya itu, seketika menyenggol lengan laki-laki Tampan itu." Kenapa kau bersemangat sekali untuk melanjutkan perkenalan ini? Bukankah dari awal, kamu sudah tidak ingin Perjodohan ini terjadi?" tanya Bu Hesti dengan menautkan alisnya karena merasa bingung.

Davin yang mendengarnya, hanya tersenyum kecil. tanpa menjawab pertanyaan dari sang ibu." Aku harus bisa mendapatkan gadis itu" gumamnya dalam hati.

*****

Sementara itu, di dalam kamarnya, Bu Sofia dan juga Monalisa, tampak sedang berdebat dan sesekali mengeluarkan perdebatan mereka.

" nggak Mah, aku nggak mau, lebih baik, mama suruh saja Elia yang menikah dengan laki-laki itu aku nggak mau." ucap Monalisa Seraya menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.

bu Sofia yang mendengar ucapan anaknya itu, seketika membulatkan mata. Bagaimana bisa, anak semata wayangnya itu berbicara se enteng ini. keluarga Harsono itu bukan keluarga sembarangan. Mereka adalah keluarga terpandang.

" sayang, Apa yang kamu katakan. keluarga Harsono itu adalah keluarga terpandang. mana mungkin kita membatalkan apa yang telah disepakati, bisa-bisa, mereka akan murka!" ucap Bu Sofia Seraya menatap tajam ke arah Sang Putri.

" ih Mama Pokoknya aku nggak mau!!" teriak Gadis itu lantang. hingga memenuhi, seluruh ruang kamar itu. Untungnya, kamar gadis itu memiliki peredam suara. jika tidak, sudah dapat dipastikan suara Mona yang menggelegar itu, pasti akan didengar oleh keluarga Harsono.

" Mona Jangan buat mama malu ya, sekarang Ayo ikut mama kita keluar dan temui mereka." ucap wanita paruh baya itu Seraya menarik tangan anaknya.

Namun, bukannya menurut, gadis cantik dan seksi itu, menepis kasar tangan ibunya. hingga membuat Bu Sofia sedikit terdorong ke belakang.

" nggak mau, pokoknya aku nggak mau. lebih baik Mama segera pergi dari sini." ucap Mona Seraya mendorong tubuh Sang Ibu. hingga wanita paruh baya itu, seketika terdorong ke belakang dan keluar dari kamar anaknya.

Bu Sofia yang melihat itu, seketika mendengus kesal. Kemudian, dengan segera menghampiri keluarga terpandang itu." Maaf ya Tuan, Nyonya, anak saya tidak ingin melanjutkan perkenalan keluarga ini lagi." ucap Bu Sofia menundukkan kepala.

Sungguh, wanita paruh baya itu merasa sangat malu saat mengatakan hal itu pada keluarga Harsono. mendengar penolakan dari keluarga Wirawan, seketika membuat Bu Hesti berdiri dengan tatapan tajam.

" baik kalau begitu, Saya permisi dulu." ucapnya dengan segera menarik tangan Putra tunggalnya dan juga suaminya untuk segera pergi dari sana.

harga diri keluarganya, seperti tercoreng mendapati penolakan ini. Sementara itu Ivan Harsono yang berada di belakang istrinya, hanya menghela nafas panjang.

Karena memang, laki-laki paruh baya itu sudah dapat memprediksikan apa yang akan terjadi selanjutnya. Melihat, penampilan dari Gavin yang acak-acakan.

Rambut gondrong, kacamata dan sedikit sentuhan tahi lalat di bawah bibirnya. membuat penampilan Gavin malam ini, terlihat sempurna keburukannya. Walaupun memang, wajah Tampan laki-laki itu tidak akan pernah tertutup hanya karena penampilannya yang acak-acakan.

***

Sepanjang perjalanan, Bu Hesti tak henti-hentinya mendumbal dan sesekali mendengus kesal." huh Mama tidak menyangka, Ternyata apa yang kamu ucapkan itu, memang benar." ucap Bu Hesti Seraya melirik ke arah Gavin yang berada di bangku belakang.

" kan Davin sudah bilang, kalau pilihan Mama itu, semuanya tidak baik." ucap Kevin yang sangat pelan. Karena laki-laki itu, tidak ingin wanita kesayangannya merasa sakit hati dengan ucapannya.

" Huh dasar." gumam Bu Hesti Soraya mendengus kesal. Namun, wanita paruh baya itu tidak menampik ucapan dari anaknya itu. karena memang benar, semua wanita yang dikenalkan oleh dirinya pasti akan bermasalah.

" Ya sudah terserah kamu, sekarang kamu pilih sendiri." ucapnya tersenyum terpaksa.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 BAB 25
26 Bab 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 bab 35
36 Bab 36 Novel Baru Author
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 43
43 Bab 44
44 Bab 45
45 Bab 46
46 Bab 47
47 Bab 48
48 Bab 49
49 Bab 50
50 Bab 51
51 Bab 52
52 Bab 53
53 Bab 54
54 Bab 55
55 Bab 56
56 Bab 57
57 Bab 58
58 Bab 59
59 Bab 60
60 Bab 61
61 Bab 62
62 Bab 63
63 Bab 64
64 Bab 65
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 promo Novel Baru
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 bab 95
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97 + Visual
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
BAB 25
26
Bab 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
bab 35
36
Bab 36 Novel Baru Author
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 43
43
Bab 44
44
Bab 45
45
Bab 46
46
Bab 47
47
Bab 48
48
Bab 49
49
Bab 50
50
Bab 51
51
Bab 52
52
Bab 53
53
Bab 54
54
Bab 55
55
Bab 56
56
Bab 57
57
Bab 58
58
Bab 59
59
Bab 60
60
Bab 61
61
Bab 62
62
Bab 63
63
Bab 64
64
Bab 65
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
promo Novel Baru
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
bab 95
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97 + Visual
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!