Setelah menunggu cukup lama, akhirnya keluarga dari Pak Amar Wirawan, kedatangan tamu agung yang tak lain dari keluarga Pak Ivan Harsono.
Terlihat Monalisa dan juga sang ibu, tampak sekali raut wajah antusiasnya. mereka berdua tampak tersenyum sendiri beberapa saat setelah keluarga Harsono masuk ke dalam rumah.
" Oh my God, aku udah nggak sabar mau ketemu sama dia." ucap Monalisa berbisik di telinga sang ibu. hal itu tentu saja membuat Bu Sofia Melinda, tersenyum tipis kemudian mengelus Ucup kepala anak kesayangannya itu.
" sabar sayang, sebentar lagi, dia juga akan datang ke sini. Sekarang, pasti mereka sedang memarkirkan mobilnya." ucapnya Seraya tersenyum tipis.
Monalisa yang mendengar ucapan dari ibunya, seketika hanya menghembuskan nafasnya kasar. Soraya sesekali menganggukkan kepala.
tak lama berselang, seorang pelayan terlihat berjalan tergopoh-gopoh menghampiri keluarga Ammar Wirawan.
di rumah ini memang ada sekitar 3 pelayan yang membantu Mbok Wati membersihkan rumah keluarga Amar. Namun, ketiga pelayan itu tidak tinggal menetap seperti Mbok Wati yang memang menetap di rumah itu bersama keluarga Elia.
" Maaf Tuan, Nyonya, di depan ada keluarga Tuan Ivan Harsono." ucap pelayan itu dengan menundukkan kepala.
Mendengar hal itu, mata Monalisa seketika berbinar cukup terang. seperti orang yang baru saja mendapatkan Durian Runtuh. hal itu tentu saja membuat Sofia sang ibu, terkekeh kecil karena melihat tingkah anaknya yang menurutnya sangat menggemaskan.
" suruh mereka masuk." ucap Amar dengan nada tegasnya. Hal itu membuat pelayan rumah itu seketika mengangguk dan segera berlalu pergi dari sana.
tak lama setelah kepergian pelayan rumah itu yang bernama Mbak Marni, keluarga Amar seketika kembali terduduk di tempatnya masing-masing.
tak berapa lama berselang, Mbak Mirna datang bersama dengan kedua orang paruh baya beserta seorang laki-laki muda yang sangat gagah. Namun, penampilannya sangat acak-acakan.
Hal itu membuat Mona yang baru saja menatapnya, seketika membulatkan mata. karena ternyata, ekspektasinya terlalu tinggi. Sehingga, kenyataan yang ada di hadapannya itu, membuat Monalisa seketika terdiam.
Amar dan juga Sofia seketika bangkit dari duduknya. kemudian, dengan segera, memberi salam penghormatan kepada keluarga terpandang itu. Namun, kita tidak berlaku bagi Mona. Gadis itu malah masih saja terduduk dengan raut wajah yang tak bisa ditebak.
Hingga satu senggolan dari sang ibu, membuat Mona akhirnya tersadar dari lamunannya. dengan segera, gadis itu bangkit dari duduknya. Kemudian, ikut menyalami keluarga yang ada di hadapannya itu.
" Wah Mona sayang, Kau sangat cantik." Puji seorang wanita paruh baya dengan memeluk tubuh Mona dengan lembutnya.
Mona yang mendapatkan perlakuan seperti itu, seketika merasa risih. karena memang, Gadis itu Terlanjur kecewa dengan kenyataan yang baru saja ia dapatkan itu.
Karena memang dari awal, Mona sangat bermimpi jika laki-laki yang akan dijodohkan dengannya itu adalah seorang laki-laki tampan dan berkarisma. tapi kenyataan yang tersaji di depan matanya itu, sangat berbanding terbalik dengan apa yang ia impikan.
" Terima kasih Tante." ucap Mona dengan tersenyum kikuk. karena memang, dirinya merasa sangat risih dan juga mual. Seketika, Mona merutuki kebodohannya.
Bisa-bisanya, Gadis itu langsung mau dan mengiyakan perjodohan yang digagas oleh ibunya. Untungnya, keluarga Harsono hanya datang untuk perkenalan saja.
Karena jika tidak, dirinya pasti akan menyesal seumur hidup karena menikahi laki-laki yang begitu buruk penampilannya.
Gavin yang melihat reaksi dari gadis yang ada di ada di hadapannya itu, seketika tersenyum sinis." ternyata dia sama dengan wanita di luar sana" gumam Gavin dalam hati.
kedua keluarga itu, memutuskan untuk menyantap makan malam dulu. sebelum akhirnya, melanjutkan perbincangan ke arah yang lebih serius. di sepanjang acara makan malam itu, sesekali Mona menatap ke arah Gavin dengan tatapan sinisnya.
dan tatapan Mona itu, dibalas oleh Gavin dengan Tatapan yang jauh lebih sinis lagi. hingga beberapa lama kemudian, laki-laki tampan yang sengaja menggunakan kacamata dan juga rambut acak-acakan itu, pamit untuk pergi ke toilet.
Membuat Bu Sofia Melinda yang mendengarnya, seketika menyuruh Mona untuk menemani laki-laki itu. Namun, dengan cepat Gadis itu menolaknya. dengan beralasan, dirinya harus mengambil sesuatu yang ada di kamarnya.
Tanpa basa-basi, Monalisa segera pamit dan bergegas menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. Hal itu membuat Bu Hesti Aulia, seketika tercengang Seraya mengerutkan keningnya karena merasa bingung dengan tingkah gadis yang tempat ia puja-puja itu.
Sementara Ivan Harsono yang melihat itu, hanya terdiam tanpa mengatakan kalimat apapun. Bahkan, laki-laki paruh baya Itu tampak acuh terhadap keadaan di sekelilingnya. Sementara Amar Wirawan yang juga menyaksikan itu, juga ikut terdiam.
Karena memang, para laki-laki paruh baya itu tipe-tipe laki-laki yang tidak ingin ikut campur urusan orang lain. Walaupun, itu adalah urusan anak dan istrinya.
"ehem," Sofia Melinda seketika berdehem untuk mencairkan suasana. wanita paruh baya itu juga merasa sedikit kesal dengan tingkah Putri kesayangannya itu. Namun, dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa.
" tante, maaf saya mau ke kamar mandi, kamar mandinya ada di mana?" tanya Gavin dengan nada berat khas laki-laki.
Mendengar hal itu, Sofia segera menunjukkan arah letak kamar mandi. dengan segera, Gavin melangkahkan kaki menuju ke tempat yang ditunjukkan oleh wanita paruh baya itu.
****
Sementara itu di ruang belakang, tepatnya di gudang sebelah kamar mandi dan juga dapur, terdengar seseorang telah mengetuk-ngetuk pintu dan menjerit meminta untuk dibukakan pintu.
" Mbok Wati tolong, tolongin Elia," ucap seorang gadis yang tak lain adalah Elia Tiara Dewi. Gadis itu sengaja dimasukkan ke dalam gudang oleh kakak tiri dan juga ibu tirinya. agar tidak mengganggu jalannya makan malam itu.
" Sabar ya Non, semoga, acaranya cepet selesai agar Nona bisa keluar dari sini." ucap Mbok Wati Seraya mengelus dada.
Tak lama berselang, seseorang terlihat menyembul dari pintu dapur. siapa lagi jika bukan Kevin Harsono. Tampak,laki-laki itu, sangat terkejut dengan kehadiran wanita paruh baya itu yang menunggu di depan pintu.
" Maaf siapa yang ada di dalam?" tanya Gavin dengan rasa penasarannya.
Mendengar hal itu, membuat Mbok Wati seketika menoleh. dan dengan sedikit ketakutan, wanita paruh baya itu segera memberitahukan jika yang ada di dalam gudang adalah majikannya.
" maaf tuan, di dalam ada Nona Elia." ucapnya Seraya menundukkan kepala karena merasa takut. Hal itu membuat Gavin yang mendengarnya, seketika mengerutkan beningnya. karena merasa Tak asing dengan nama majikannya itu.
" kok namanya seperti tidak asing bagi gue ya,?" tanya Kevin dalam hati pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments