Pagi harinya, Elia seperti biasa melakukan rutinitas sehari-hari. Yaitu, dengan memasak makanannya sendiri. Kemudian, setelah selesai sarapan. gadis Malang itu segera keluar dari dalam kamar untuk segera berangkat ke tempat kerja.
Yap, beginilah rutinitas yang dijalani oleh seorang Elia Tiara Dewi. semenjak dirinya mempunyai keterbatasan fisik seperti ini, sang ayah sama sekali tidak ingin ikut campur. dan menyerahkan semuanya pada sang istri.
Hal itu tentu saja membuat Bu Sofia menjadi sangat senang karena dapat lebih leluasa untuk menyiksa gadis itu. Karena, wanita paruh baya itu ingin jika anak semata wayangnya, menjadi satu-satunya putri di keluarga ini. Jika untuk menyingkirkan Elia secara langsung, itu tidak akan pernah terjadi. karena pastinya, Amar akan merasa curiga.
Untuk itulah, Bu Sofia menyiksa Elia secara perlahan-lahan dan secara halus. dengan cara, menyerang mental gadis itu.
" Kau mau ke mana?" tanya Monalisa sedikit berteriak. hal itu tentu saja membuat Lamunan Bu Sofia seketika buyar.
Dengan segera, wanita paruh baya itu menghampiri anak kesayangannya. jangan sampai, akting mereka ketahuan oleh ayah dari Elia.
" sayang, kecilkan suaramu. jangan sampai, ayahnya tahu jika kita memperlakukan gadis ini dengan buruk." ucap Bu Sofia memperingatkan.
Mona yang mendengarnya, seketika menoleh ke arah sang ibu." Mama tenang saja, pria tua itu sudah berangkat ke kantor." ucap Mona dengan senyuman di bibirnya.
Bu Sofia yang mendengarnya, seketika menghembuskan nafasnya lega. Namun, wanita paruh baya itu juga merasa heran. mengapa, suaminya itu tidak berpamitan padanya.
" tapi kenapa laki-laki itu tidak berpamitan dengan Mama?" tanya Bu Sofia dengan ekspresi wajah bingungnya.
" Oh tadi karena mama, sedang berada di dapur. mengawasi Elia masak." ucap Mona dengan nada ringan. Kemudian, Gadis itu kembali menoleh kepada Elia yang masih mematung di sana.
Dengan perlahan-lahan, Mona melangkah mendekati adik tirinya itu." Kau mau ke mana?!" tanya Mona dengan nada ketusnya.
"a-aku mau berangkat kerja kak." ucap Elia dengan nada gemetaran dan suara terbata-bata. Monalisa yang mendengar itu, segera menganggukkan kepala.
" Pergilah, urus dirimu sendiri. Jangan pernah meminta sepeserpun uang untuk kebutuhanmu. Karena, uang yang dimiliki oleh ayahmu itu, Semua menjadi milik ibuku." ucapnya dengan nada angkuh.
Elia yang mendengarnya, seketika menganggukkan kepala. kemudian dengan segera, Gadis itu berjalan keluar dari rumah mewah milik ayahnya itu.
Ya Beginilah nasib seorang Elia Tiara Dewi. jika dulu, gadis itu bergelimang kemewahan dan juga kasih sayang, namun saat ini, gadis itu harus berjuang sendiri untuk menghidupi dirinya sendiri.
Begitulah hidup. Kadang, kehidupan itu seperti roda yang berputar. Terkadang berada di bawah dan terkadang berada di atas. Elia terus berjalan menyusuri jalanan raya.
Hingga, gadis itu tak menyadari jika ada Sepasang Mata yang terus mengawasi pergerakannya dari dalam mobil. siapa lagi jika bukan Kevin Harsono.
Entah apa yang dilakukan oleh laki-laki Tampan itu sehingga nekat untuk mengawasi gadis yang sebenarnya telah masuk ke dalam relung hatinya itu.
Dengan segera, laki-laki itu melajukan mobilnya untuk menghampiri gadis pujaannya itu. dan setelahnya, Gavin segera turun dari dalam mobil saat telah berada di samping Elia.
" selamat pagi Nona cantik." sapa Gavin dengan sangat ramah dan Senyum mereka di bibirnya. Namun sayangnya, Gadis itu tidak akan pernah melihat senyuman manis itu.
Sontak saja Elia yang mendengar sapaan itu, segera mendongak menatap Siapa yang berbicara. Walaupun, gadis itu tidak tahu siapa orangnya.
" Maaf siapa ya,?" tanya Elia dengan wajah sedikit ketakutan. dan melangkahkan kakinya sedikit agak menjauh dari laki-laki itu.
Hal itu tentu saja membuat Gavin yang melihatnya, seketika sedikit terkejut dengan reaksi gadis yang ada di hadapannya itu.
" Tenanglah nona, saya ini Gavin. laki-laki Yang tempo hari bertemu dengan Nona di sebuah restoran." ucapnya Seraya menyentuh pundak gadis itu.
Mendengar ucapan dari laki-laki di hadapannya itu, seketika membuat Elia terdiam sejenak. Sejenak, gadis itu seperti mengingat-ingat sesuatu.
" Oh, maaf tuan. Saya tidak tahu kalau ini Anda." ucapnya Seraya menundukkan kepala. hal itu tentu saja membuat Gavin yang melihatnya, seketika mengulas senyum tipis.
Karena laki-laki itu merasa gemas dengan tingkah gadis yang ada di hadapannya itu. Kemudian, dengan segera, gadis itu ditarik tangannya oleh Gavin untuk masuk ke dalam mobil.
" eh, Tuan kita mau ke mana?" tanya Elia sedikit terkejut dan juga sedikit meronta saat tangannya ditarik oleh laki-laki itu.
" Tenanglah nona, aku akan mengantarmu ke tempat tujuanmu." ucap Gavin dengan tersenyum tipis.
Seketika itu pula, Elia bernafas dengan lega. Dengan menurut saat laki-laki itu membawanya ke dalam mobil. Entah mengapa, gadis itu merasa sangat aman dan nyaman berada di dekat laki-laki itu.
*****
" kamu sudah berapa lama bekerja di restoran itu?" tanya Gavin saat mereka sudah berada di dalam mobil.
Elia yang mendengarnya, seketika menoleh ke arah sumber suara." baru sekitaran beberapa bulan yang lalu." ucap Elia dengan tersenyum tipis.
Gavin yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala Seraya tersenyum tipis. Kemudian, laki-laki itu teringat akan sesuatu. dengan perlahan-lahan, Davin mencoba bertanya pada Elia.
"euuumm, Oh iya Elia, kamu ada hubungan apa sama Monalisa Liliana?" tanya Kevin dengan ekspresi wajah penasarannya.
Elia yang mendengar pertanyaan dari laki-laki yang ada di sampingnya itu, sejenak terdiam. dirinya ragu untuk menjelaskan pada orang lain. karena Elia takut, orang yang akan ia ceritakan, akan membocorkan semuanya pada orang lain.
Karena memang Elia tidak ingin menjadi bahan olok-olokan orang lain lagi. Cukup Sudah dirinya menjadi bahan bullying oleh teman-temannya yang ada di restoran.
" tidak apa Elia, Aku hanya ingin tahu saja. agar mamaku, tidak lagi memaksaku untuk menjodohkan dengan wanita yang salah." ucap Gavin memberikan penjelasan dan kepercayaan pada gadis itu saat Gavin tahu, ada keraguan di raut wajahnya.
" euumm, dia itu kakak tiri aku." ucap Elia Seraya menundukkan kepala. Davin yang mendengarnya, mulai mengerti dengan keadaan keluarga gadis yang ada di sampingnya itu.
" bukan keluarga kandung rupanya, pantas saja mereka mengurungmu di gudang kemarin." celetuk Gavin Seraya menatap sekilas ke arah Elia.
Elia yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala dengan lemah." terus ayahmu tahu tentang keadaanmu ini?" tanya laki-laki itu semakin merasa penasaran.
Elia yang mendengarnya, seketika menggelengkan kepala." tidak Ayah tidak tahu. karena beliau Terlalu percaya dengan istri barunya." ucap Elia dengan nada Lirih.
Nb : mampir yuk di karya teman Author ya, bagus banget lho
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments