Sementara itu di tempat lain, terlihat Monalisa seperti tengah berbincang-bincang pada seseorang dengan sesekali tersenyum menyeringai.
" bagaimana, Apakah kau sudah mempersiapkan semuanya?" tanya Monalisa Seraya menatap ke arah orang itu.
" Sudah bos bos tenang saja." Ucap orang itu Seraya tersenyum lebar. Monalisa yang mendengarnya, menganggukkan kepala. Seraya memberi isyarat, agar orang itu segera meninggalkan tempat ini.
" mampus kau Elia. sebentar lagi, penderitaanmu pasti akan langsung bertambah berkali-kali lipat." ucapnya Seraya menatap lurus ke depan.
tak lama berselang, wanita itu segera melangkah pergi dari sana. dan menghampiri teman-temannya yang numpang pasti ada di dalam restoran mewah itu.
" bagaimana Mon,?" tanya temannya dengan wajah sumringahnya. Monalisa yang mendengarnya, tersenyum penuh dengan kemenangan.
" kau tenang saja, setelah ini, gadis siaran itu pasti akan langsung ingin mengakhiri hidupnya. karena sudah merasa tidak kuat dengan apa yang akan terjadi padanya." ucapnya dengan senyuman manis.
Mereka semua, akhirnya kembali duduk dan berbincang-bincang. sementara Mona, Gadis itu menatap tajam sekaligus nanar lurus ke depan.
Tangannya menghafal cukup buat saat berada di bawah meja. gadis itu, seakan teringat apa yang dikatakan oleh teman ibunya itu.
" dasar tidak tahu diri, sudah bagus saya mau menjodohkan kamu dengan anak saya. deh kamu malah menolaknya," cibir wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Gavin.
Yap setelah acara pertemuan keluarga yang gagal, tidak sengaja, Monalisa bertemu dengan Bu Hesti Aulia. dan akhirnya, adegan saling hina itu tak dapat dihindari.
tentu saja hal itu membuat Monalisa, seketika membenci sosok teman ibunya itu. Karena, dengan lantangnya, Bu Hesti sampai menghina ibu kandung dari Monalisa.
Hal itulah yang membuat gadis cantik dan montok itu, bersumpah akan menghancurkan wanita paruh baya yang bernama Hesti Aulia beserta dengan keluarganya.
Setelah selesai merencanakan sesuatu, akhirnya Monalisa dan teman-temannya, memutuskan untuk pergi meninggalkan restoran itu.
******
Sementara itu di lain tempat, seorang gadis cantik Tengah membersihkan piring piring kotor yang ada di tempat itu. siapa lagi jika bukan Elia.
Gadis malang itu, sama sekali belum menyentuh makanan sedari tadi. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore. hal itu tentu saja membuat Elia sesekali merintih karena merasa kesakitan.
Karena memang gadis itu memiliki riwayat penyakit lambung yang jika telat sedikit saja, penyakit lambungnya itu akan langsung kambuh.
Tentu saja itu, segera dimanfaatkan oleh Manohara dan yang lainnya. untuk memberikan pelajaran pada gadis Malang yang bernama Elia Tiara Dewi itu.
" Apa boleh saya boleh minta makan?" tanya Gadis itu dengan raut wajah memelas. sontak saja, Hal itu membuat Manohara dan juga Bu Laksmi seketika menarik rambut gadis itu.
" Apa kau bilang, kau ingin makan? Hmm," ucapnya Seraya menarik rambut gadis itu semakin kuat. hingga membuatnya, merintih kesakitan.
" Ampun Bu sakit, hiks hiks hiks" ucapnya di sela-sela Isak tangisnya.
Plak
Seketika itu pula, wajah cantik Elia ditampar oleh Bu Laksmi dengan Sedikit keras. hingga membuat sudut bibir gadis itu, mengeluarkan darah segar.
"Itu hukuman mu karena kamu sudah berani cari muka depan Mbak Nella" ucap wanita paruh baya itu dengan dada menyeramkan.
Kini, giliran Manohara yang akan maju untuk memberikan pelajaran pada gadis itu. namun, seketika, tindakannya terhenti saat mendengar ucapan dari karyawan lain.
" eh maaf Bu Laksmi, di depan ada mobil yang tadi pagi mengantarkan gadis ini." ucapnya Seraya menunjuk ke arah Elia.
Hal itu sudah saja membuat kedua wanita itu, seketika menjadi kelabakan. dan dengan segera, wanita paruh baya itu menarik tangan Elia untuk berjongkok di sebelah kursi kayu.
Setelahnya, Bu Laksmi dan yang lainnya segera pergi dari sana. Mereka semua akan bersembunyi di tempat-tempat yang berbeda.
Tak lama berselang, tiga orang laki-laki, datang memasuki karya restoran itu. dan betapa terkejutnya orang-orang itu, saat melihat Elia sedang meraba-raba dimana keberadaan tongkatnya.
Melihat hal itu, Gavin dan kedua temannya segera berlari menghampiri Elia dan langsung membantunya untuk berdiri.
" Kamu ngapain Di Sini?" tanya laki-laki Tampan itu dengan ekspresi wajah yang begitu khawatir. hal itu tentu saja membuat Arman dan Justin yang melihatnya, seketika Saling pandang.
Karena ini akan menjadi sejarah baru dalam kehidupan seorang Gavin Harsono. di mana laki-laki itu, yang biasanya cuek dan Acuh Tak Acuh pada seorang gadis, ini tampak begitu perhatian dan mereka berdua dapat melihat, ada raut kekhawatiran yang cukup besar tertera dalam wajah tampannya.
" Fin mending lu Obatin dulu deh dia, kasihan memar Tuh pipinya." ucap Arman dari belakang.
Hal itu membuat Gavin yang mendengarnya, seketika tersadar. dan dengan segera, laki-laki itu membawa Elia ke taman samping restoran dan segera mengobatinya.
" Kamu duduk saja di sini, Arman, Justin, Tolong ambilkan kotak P3K di dalam mobil." perintah Gavin pada sahabat sekaligus bawahannya itu.
Dengan segera, mereka berdua segera menganggukkan kepala. dan segera melangkahkan kakinya untuk meninggalkan area taman samping restoran itu.
" apa Ada yang sakit?" tanya laki-laki itu Seraya meneliti wajah cantik gadis itu.
Sementara Elia yang mendengarnya, seketika menggelengkan kepala. Seraya sesekali, tersenyum tipis.
" tidak apa-apa tuan, saya baik-baik saja." ucap Elia mengulas senyum tipis.
hal itu tentu saja membuat Gavin seketika terdiam. Mengapa, gadis ini berkata dengan sangat formal kembali, Padahal, Baru tadi pagi Gadis itu memanggilnya dengan sebutan "Kak" namun, sekarang sudah kembali menjadi" tuan"
" kamu kenapa,?" tanya Gavin Seraya menyentuh kedua pundak gadis itu.
Seketika itu pula, Elia menepis tangan laki-laki itu secara tiba-tiba. itu tentu saja membuat Gavin yang melihatnya, semakin merasa bingung dan juga terkejut.
" Kenapa dengan gadis ini?" tanya laki-laki itu dalam hati. Seraya sesekali, menatap dan meneliti ekspresi wajah gadis itu.
Gavin sangat yakin jika terjadi apa-apa dengan gadis cantik yang ada di hadapannya itu. Terbukti, dengan raut wajah Elia yang berubah sangat drastis.
Karena pagi tadi, Gadis itu masih tampak baik-baik saja. namun sekarang, Mengapa gadis ini terlihat begitu berbeda,
" aku harus mencari tahu semuanya." gumam Gavin dalam hati.
tak lama berselang, Arman dan juga Justin yang baru saja kembali mengambil obat P3K, akhirnya kembali dengan membawa barang itu.
" ini Bos," ucap Arman Soraya menyerahkan kotak P3K itu. Gavin yang mendengarnya, segera meraih dan membuka kotak P3K itu.
Namun, sungguh semua di luar dugaan. karena ternyata, Gadis itu menolak diobati oleh Gavin. dan malah memilih kedua teman laki-laki itu.
Nb: mampir ya gays, sama cerita teman author, ceritanya bagus lho.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments