Bab 9

Mendengar penuturan dari sang ibu, membuat Gavin seketika menetap wanita paruh baya itu dengan tatapan berbinar-binar.

" Berarti boleh nih Gavin beli sendiri?" tanya laki-laki itu memastikan ucapan sang ibu. karena biasanya, Bu Hesti akan cepat berubah pikiran jika amarahnya sudah mereda.

" bolehlah." ucapannya dengan nada lesu dan sedikit tidak bersemangat. Gavin yang mendengarnya, seketika tersenyum simpul.

Hal itu tentu saja membuat Bu Hesti yang melihatnya, seketika menatap curiga ke arah laki-laki itu." Kenapa kamu senyum-senyum?" tanya wanita paruh baya itu.

mendengar pertanyaan dari sang ibu, seketika membuat Gavin merubah ekspresi wajahnya. dan setelahnya, menggelengkan kepala.

Tak lama berselang, keluarga Harsono Akhirnya sampai juga di kediaman mereka. dan dengan segera, Gavin masuk ke dalam rumah dengan ekspresi wajah yang berbeda. hal itu tentu saja membuat Bu Hesti semakin merasa curiga dengan putranya itu.

" Pah anakmu itu kenapa? Kenapa dia tersenyum sendiri?" tanya wanita paruh baya itu pada sang suami.

Sementara Pak Ivan Harsono yang melihat itu, hanya mengedipkan bahu pertanda tidak mengerti. kemudian mendudukkan dirinya di kursi ruang keluarga.

" lain kali, Mama tidak usah membebani Gavin dengan perjodohan-perjodohan yang Mama buat. biarkan dia memilih jodohnya sendiri. Karena yang akan menjalani pernikahan itu Gavin bukan mama." Ucap pak Ivan Harsono Soraya menatap ke arah istrinya.

Mendengar ucapan dari suaminya, membuat Bu Hesti seketika terdiam. tak lama berselang, wanita paruh baya itu seketika menghela nafas panjang.

" Baiklah kalau begitu, Mama akan biarkan Gavin memilih pasangan sendiri." ucapnya dengan raut wajah yang dipaksakan.

Karena memang, sedari Gavin berumur 20 tahun, Bu Hesti sudah seringkali menjodohkan anaknya. hanya karena omongan orang-orang di sekitarnya.

Padahal, umur Gavin yang saat ini pun, baru berusia 23 tahun. itu artinya, Masa mudanya masih sangat panjang. namun Entah mengapa, Bu Hesti tetap kekeh untuk menjodohkan anaknya.

Pemikiran Bu Hesti mengatakan, Jika jodoh yang dipilihkan olehnya itu, pastilah akan yang terbaik. Namun, kenyataan malam ini, merubah segala sudut pandangnya. Hingga wanita itu, berjanji pada dirinya sendiri akan membebaskan Sang anak memilih Jalan hidupnya sendiri.

" Iya deh Pah mama nurut aja, Lagian Kenapa sih Gavin pakai acara merubah penampilannya sekarang?" tanya Bu Hesti tidak habis pikir dengan tingkah anaknya itu.

Pak Ivan Harsono yang mendengarnya, seketika menghentikan membaca koran. dan setelahnya, menatap sejenak kepada istrinya.

" mungkin Gavin ingin mencari wanita yang tulus mencintai dirinya tanpa harus memandang penampilan dan juga fisik. kan Mama tau sendiri, kalau Gavin itu berbeda dengan kita yang berpenampilan glamour. dia lebih suka dengan berpenampilan sederhana." Ucap pak Ivan mencoba mengingatkan sang istri akan sifat anaknya itu.

Mendengar penuturan dari suaminya itu, seketika membuat Bu Hesti seakan ingatannya dilemparkan ke dalam masa lalu. Di mana, waktu Gavin berusia 17 tahun, laki-laki muda itu hanya mengenakan kaos oblong dan juga celana pendek untuk masuk ke dalam mall bersama kedua orang tuanya yang mengenakan pakaian formal.

Tentu saja hal itu membuat Bu Hesti sepanjang jalan, tak henti-hentinya mengomeli sang anak. tapi mau bagaimana lagi, sifat Gavin yang tidak bisa diubah.

Bahkan, penampilan laki-laki itu telah lebih jika mengenakan pakaian formal. itu setelan jas dan juga kemeja. hal itu seringkali membuat Bu Hesti, tidak bisa berkata apa-apa lagi.

****

Sementara itu, di dalam kamar, Gavin tampak termenung di dalam kamar mandi. setelah pulang dari acara keluarga itu, laki-laki tampan itu memutuskan untuk membersihkan dirinya kembali.

Sambil sesekali menyabuni tubuh atletisnya, sesekali laki-laki itu mematutkan diri di depan cermin yang tidak jauh dari tempatnya mandi.

" kenapa aku, merasa begitu tertantang untuk mendapatkan gadis itu?" tanya Gavin pada dirinya sendiri. Kemudian, laki-laki itu segera menyelesaikan mandinya. Setelahnya, keluar dari dalam kamar mandi.

****

Saat ini, Gavin sudah mengenakan pakaian sehari-harinya. ya itu kaos oblong dipadupadankan dengan celana jeans pendek. Gavin dengan santainya, keluar dari kamar.

" Mau ke mana kamu,?" tanya Bu Hesti secara tiba-tiba. hal itu tentu saja membuat Gavin sedikit terkejut.

" Astaga Mama, ngagetin aja sih." ucapnya Seraya mengusap dada karena detak jantungnya yang berdebar-debar karena merasa terkejut.

Bu Hesti yang mendengar penuturan dari anaknya itu, tidak menghiraukannya. Justru malah kembali mengulangi pertanyaan yang baru saja ia lontarkan.

" Jawab dulu pertanyaan Mama, Kamu mau ke mana?" Bu Hesti kembali bertanya Seraya menatap ke arah teras mata wayangnya itu.

Gavin yang melihat dan mendengar penuturan dari sang ibu, seketika menggelar nafas panjang. selalu dan selalu saja, ibunya itu tidak memberikan kebebasan seperti teman-teman yang lain.

Jika Justin dan Arman, bisa merasakan malam-malam berada di dalam klub, tidak dengan Gavin. laki-laki itu pasti akan langsung dilarang oleh sang ibu jika pamit hendak keluar menuju klub.

Entahlah, Mengapa ibunya itu terkesan terlalu mengurungnya dari bebasnya pergaulan. Gavin tidak mengetahui alasan pastinya. yang jelas, laki-laki itu harus menuruti perkataan ibunya.

" mau ke rumah Arman sebentar. ada urusan pekerjaan." ucapnya dengan berlalu dari sana dan sedikit berlari. Karena Gavin sudah bisa menebak Apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Gavin, tunggu! Hai Kau mau ke mana?!" teriak wanita paruh baya itu dengan sedikit berlari mengejar anaknya. namun sayangnya, langkahnya kalah cepat dengan Gavin. karena ternyata, laki-laki itu sudah mengajukan mobilnya menjauh dari itu area rumahnya.

" Dasar anak itu," ucap Bu Hesti sesekali menghentak-hentakkan kakinya karena merasa kesal.

" itu karena kamu selalu mengekangnya mah!" tiba-tiba saja, Pak Ivan Harsono berkata dengan sedikit agak berteriak. karena memang, posisi mereka yang sedikit berjauhan.

Mendengar ucapan dari sang suami, membuat Bu Hesti seketika menoleh ke arah sang suami. kemudian dengan segera, wanita paruh baya itu melangkah menuju ruang tamu. dan setelahnya, duduk di sebelah suaminya.

" Aku melakukan ini, agar Gavin tidak salah dalam pergaulan." ucapnya lembut namun syarat akan penekanan.

Pak Ivan Harsono yang mendengar itu, seketika menghela nafas panjang. karena tidak mengerti akan jalan pikiran istrinya itu. padahal Gavin itu sudah besar bukan anak kecil lagi. Mengapa harus diperlakukan seperti ini,

" Gavin itu sudah besar Ma, Mama juga sering menjodohkannya kan, itu berarti Gavin bukan anak kecil lagi." Ucap pak Ivan berusaha menyadarkan istrinya dari sikap overprotektifnya.

Bu Hesti yang mendengar itu, seketika menatap tajam ke arah sang suami." memang Gavin sudah besar dalam hal pasangan. Tapi tetap saja kan, dia itu anak kesayangan Mama." ucapnya tidak mau kalah.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 BAB 25
26 Bab 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 bab 35
36 Bab 36 Novel Baru Author
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 43
43 Bab 44
44 Bab 45
45 Bab 46
46 Bab 47
47 Bab 48
48 Bab 49
49 Bab 50
50 Bab 51
51 Bab 52
52 Bab 53
53 Bab 54
54 Bab 55
55 Bab 56
56 Bab 57
57 Bab 58
58 Bab 59
59 Bab 60
60 Bab 61
61 Bab 62
62 Bab 63
63 Bab 64
64 Bab 65
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 promo Novel Baru
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 bab 95
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97 + Visual
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
BAB 25
26
Bab 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
bab 35
36
Bab 36 Novel Baru Author
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 43
43
Bab 44
44
Bab 45
45
Bab 46
46
Bab 47
47
Bab 48
48
Bab 49
49
Bab 50
50
Bab 51
51
Bab 52
52
Bab 53
53
Bab 54
54
Bab 55
55
Bab 56
56
Bab 57
57
Bab 58
58
Bab 59
59
Bab 60
60
Bab 61
61
Bab 62
62
Bab 63
63
Bab 64
64
Bab 65
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
promo Novel Baru
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
bab 95
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97 + Visual
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!