Bab 14

sesekali Gavin melirik ke arah Elia yang tampakasik dengan lamunannya sendiri. Hingga, kedua sudut bibirnya seketika terangkat membentuk sebuah senyuman tipis.

" benar-benar sempurna. ciptaan Tuhan mana lagi yang kau dustakan?" gumamnya dalam hati pada diri sendiri.

Elia sesaat menoleh seperti sedang menatap ke arah Gavin. Walaupun laki-laki itu tahu, gadis pujaannya itu tak mungkin bisa menatapnya.

" Kenapa Elia, ada yang mau ditanyakan?" tanya laki-laki itu Seraya menatap ke arah Elia yang terlihat sangat gelisah itu.

"euuumm, Tuan kerja di mana? Maaf kalau saya lancang" ucap Elia dengan ekspresi wajah tak enaknya. Membuat Gavin yang melihat itu, seketika terkekeh pelan.

" nggak papa, Tapi tolong jangan panggil saya tuan. saya berasa seperti seorang bapak-bapak." ucapnya bergurau.

Hal itu membuat Elia yang mendengarnya, seketika ikut tersenyum kecil. hal itu tentu saja membuat Gavin yang baru saja melihat senyuman itu, seketika terpanah. karena memang, kecantikan Elia akan bertambah dua kali lipat saat Gadis itu Tengah tersenyum atau tertawa.

" cantik sekali gadis ini." ucapnya Seraya masih memandangi wajah cantik bak bidadari dari gadis yang ada di hadapannya itu.

" kalau tidak Mau dipanggil tuan, lalu saya harus panggil apa?" tanya Elia dengan ekspresi wajah bingungnya.

Hal itu membuat Gavin sejenak terdiam Seraya memikirkan sesuatu." bagaimana kalau kamu panggil saya kakak, Mas atau sayang juga boleh." ucapnya menggoda gadis itu.

Namun, di luar dugaan Gavin karena gadis itu sepertinya menanggapi candaan dari laki-laki itu dengan serius.

"ma-maksud kakak apa?" tanya Gadis itu dengan ekspresi wajah gemetaran. hal itu tentu saja membuat Gavin yang melihat itu, seketika gelagapan dibuatnya.

" Maafkan aku Elia, aku hanya bercanda." ucapnya merasa tak enak. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya. Gavin sangat berharap jika suatu saat, candaan itu akan menjadi kenyataan.

" aku punya perusahaan yang bergerak di bidang ternak dan juga perkembangbiakan bunga-bunga hias yang jarang tumbuh di negara ini." ucap Gavin menjelaskan semuanya pada Elia.

Seketika itu pula, Elia menatap Gavin dengan ekspresi wajah yang berbinar-binar." wuah pasti Kak Gavin adalah orang yang sukses ya," ucapnya Seraya tersenyum simpul.

Tangan Gavin terangkat, setelahnya laki-laki itu mengelus kepala Elia dengan sayang. Seandainya saja, aku bisa menggapaimu." ucapnya dalam hati.

Tak lama berselang, akhirnya Elia telah sampai di sebuah restoran yang tidak terlalu mewah di mata Gavin. karena restoran itu, terlihat biasa-biasa saja.

" aku turun ya Kak, Makasih atas tumpangannya. Selamat pagi" ucap Elia menoleh sesaat kemudian tersenyum tipis.

Gavin yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala. Namun, seketika laki-laki itu menahan tangan dari Elia. hingga membuat gadis itu seketika menoleh.

" Kenapa kak,?" tanya Elia dengan ekspresi wajah keheranan.

" tidak ada apa-apa, aku hanya berpesan, Jika kamu tidak betah berada di restoran ini, cepat beritahu aku. agar nanti, aku akan membawamu pergi dari sini." ucap Gavin Seraya menatap mata Elia dengan dalam.

Elia yang mendengar ucapan dari laki-laki yang telah banyak menolongnya itu, seketika hanya menganggukkan kepala." Iya Kak, aku akan mencari Kakak jika nanti aku tidak betah berada di sini." ucap Elia tersenyum kecil.

Gavin menganggukkan kepala. kemudian menahan Gadis itu agar tidak keluar dari dalam mobil. Elia yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala menurut permintaan laki-laki itu.

Tak berapa lama, Elia mendengar langkah kaki yang mengitari mobil itu hingga sampai di depan pintu mobil yang Tengah ia tumpangi. Setelahnya, Gadis itu keluar dari dalam mobil saat pintunya telah dibukakan oleh Gavin.

" Makasih ya Kak, kakak memang sangat baik pada saya." ucapnya Seraya mengusap bulir bening yang tiba-tiba saja jatuh dari mata indahnya itu.

Gavin seketika terkejut. dan dengan segera, laki-laki itu, mengusap air mata yang membasahi wajah cantik alami gadis yang entah Sejak kapan, telah memasuki relung hatinya itu.

" Hei kenapa menangis," ucap Gavin Seraya menangkup kedua pipi gadis itu. Elia seketika menggelengkan kepala.

" Tidak apa-apa Kak, aku hanya terharu saja. karena di dunia ini, hanya kakak sama Ibu pemilik restoran ini." ucapnya dengan isakan tangis yang masih terdengar di bibir mungilnya.

"stttt, kamu nggak boleh ngomong gitu. Percayailah di dunia ini, masih ada orang baik." ucapnya Seraya mengusap air mata dari gadis itu.

" Terima kasih ya kak, Kakak memang benar-benar malaikat penolong buat aku." ucap Elia tersenyum tipis.

Gavin yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala. dan dengan segera, laki-laki Tampan itu mengantarkan Elia hingga sampai di depan restoran milik ibu Nella.

Tanpa Disadari oleh Gavin dan juga Elia, ada sepasang mata yang menatap mereka dengan tatapan sangat tajam. lebih tepatnya, orang itu menatap ke arah Elia dengan wajah garangnya.

Semua karyawan menatap Elia dengan Tatapan yang penuh dengan kebencian. terutama Bu Laksmi dan Manohara. kedua wanita berbeda generasi itu menatap Elia seakan-akan ingin menelan gadis itu bulat-bulat.

" tolong jaga dia baik-baik." ucapnya Seraya menatap ke arah semua karyawan yang ada di sana. Bu Laksmi dan yang lainnya mendengarnya, hanya menganggukkan kepala.

Setelah berkata demikian, Gavin segera menatap kembali ke arah Elia dengan tatapan penuh domba." kamu di sini hati-hati ya, kalau ada yang macam-macam denganmu, Tolong beritahu aku." ucapnya Soraya tersenyum kecil.

Elia yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala. Kemudian, segera berjalan menuju ke dalam restoran dengan dituntun oleh Gavin di sampingnya.

hal itu tentu saja membuat Manohara dan Bu Laksmi yang melihatnya, seketika menatap Elia dengan tatapan nyalang." Hais pakai apa tuh perempuan? kok bisa-bisanya, Mas Gavin kepincut pada dia?" tanya Bu Laksmi dengan nada sinisnya.

Manohara yang mendengarnya, semakin menatap tajam ke arah Elia yang tubuhnya hampir menghilang dari pandangannya.

" mungkin juga pakai rayuan yang biasa dipakai oleh wanita-wanita penggoda." ucapnya Seraya mendengus kesal.

Mereka semua, tak henti-hentinya membicarakan dan mencibir Elia. Walaupun, saat ini yang menjadi perbincangan, tidak tahu menahu.

***

sementara itu, di dalam restoran, Elia tampak duduk manis di sebuah Bangku Kosong yang terdapat di sisi kanan dapur. Sementara Gavin, tangan laki-laki itu, sibuk untuk meracik sesuatu.

" nah ini sudah jadi, sekarang Coba deh kamu makan." ucap Gavin Seraya menuntun tangan Gadis itu untuk meraih sendok yang ada di sampingnya.

" Gimana, enak nggak?" tanya Gavin harap harap cemas. karena memang, laki-laki itu baru pertama kali terjun ke dapur seperti ini.

*****

Nb: mampir yuk, di karya temen Authors yang satu ini. ceritanya bagus banget loh. Nanti nyesel kalau nggak mampir.

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 BAB 25
26 Bab 26
27 BAB 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 bab 35
36 Bab 36 Novel Baru Author
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 43
43 Bab 44
44 Bab 45
45 Bab 46
46 Bab 47
47 Bab 48
48 Bab 49
49 Bab 50
50 Bab 51
51 Bab 52
52 Bab 53
53 Bab 54
54 Bab 55
55 Bab 56
56 Bab 57
57 Bab 58
58 Bab 59
59 Bab 60
60 Bab 61
61 Bab 62
62 Bab 63
63 Bab 64
64 Bab 65
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 promo Novel Baru
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 bab 95
97 Bab 95
98 Bab 96
99 Bab 97 + Visual
100 Bab 98
101 Bab 99
102 Bab 100
103 Bab 101
104 Bab 102
105 Bab 103
106 bab 104
107 Bab 105
108 Bab 106
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
BAB 25
26
Bab 26
27
BAB 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
bab 35
36
Bab 36 Novel Baru Author
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 43
43
Bab 44
44
Bab 45
45
Bab 46
46
Bab 47
47
Bab 48
48
Bab 49
49
Bab 50
50
Bab 51
51
Bab 52
52
Bab 53
53
Bab 54
54
Bab 55
55
Bab 56
56
Bab 57
57
Bab 58
58
Bab 59
59
Bab 60
60
Bab 61
61
Bab 62
62
Bab 63
63
Bab 64
64
Bab 65
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
promo Novel Baru
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
bab 95
97
Bab 95
98
Bab 96
99
Bab 97 + Visual
100
Bab 98
101
Bab 99
102
Bab 100
103
Bab 101
104
Bab 102
105
Bab 103
106
bab 104
107
Bab 105
108
Bab 106
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!