Setelah memastikan wanita paruh baya itu benar-benar pergi meninggalkan gadis Malang itu, Gavin dengan segera menghampirinya.
Hal itu tentu saja membuat Elia yang mendengar ada suara langkah kaki mendekatinya, seketika melangkah mundur. karena Gadis itu takut, yang mendekatinya adalah ibu Laksmi atau jangan-jangan karyawan lainnya yang berusaha untuk menyakitinya.
" Tenanglah nona jangan takut. ini saya" ucap Gavin Seraya mencekal pergelangan tangan dari Elia. hal itu seketika membuat gadis itu, seketika terdiam di tempatnya.
" Maaf anda mau apa ya?" tanya Elia yang menundukkan kepala karena merasa ketakutan. hal itu malah semakin membuat Gavin, merasa gemas sendiri.
" Duh polos banget jadi cewek, gemes jadinya gue." gumamnya dalam hati. kalau saja dirinya tidak mengingat jika gadis yang ada di hadapannya adalah gadis baik-baik, mungkin Gavin sudah akan memeluknya.
Namun sepertinya Elia bukanlah gadis seperti itu. Terlihat dari gestur tubuhnya yang seperti tidak nyaman didekati oleh orang lain. lebih tepatnya seorang laki-laki.
' Gavin Lu ngapain ada di sini?!" tiba-tiba saja seseorang menepuk pundaknya dan menarik tangan dari laki-laki itu. Hal itu membuat Gavin, seketika terseret beberapa langkah.
" iya Vin katanya mau ke toilet kok malah ketemu cewek? jatuh cinta ya lu?" tanya orang itu yang tak lain adalah Justin.
"sssstttt, berisik tau nggak kalian." ucap Gavin Seraya menatap tajam ke arah kedua sahabatnya itu. Hal itu membuat Justin dan Arman yang melihatnya, semakin penasaran dengan gadis itu.
" Siapa sih dia? kok gue Malah penasaran? boleh gue deketin nggak?" tanya Arman menggoda sahabatnya itu.
Seketika itu pula, mata Gavin menatap tajam ke arah kedua sahabatnya itu. hingga membuat, kedua laki-laki itu, seketika terkekeh pelan.
" jangan macam-macam ya kalian!" sentaknya Seraya melayangkan tatapan tajam kepada kedua laki-laki yang ada di hadapannya itu.
" hehehe Santai kali bro, sewot banget jadi orang." ucap Arman Seraya terkekeh pelan. begitupun dengan Justin. keduanya Malah semakin bersemangat untuk menggoda sahabat sekaligus Bos mereka itu.
Gavin yang mendengarnya, seketika melangkahkan kaki menjauh dari kedua temannya. dan kemudian, mendekati gadis yang tampak masih terpaku di tempatnya itu.
"Euuum, boleh tahu namanya nggak?" tanya dengan nada takut-takut. Soraya sesekali melirik ke arah wajah cantik alami yang dimiliki oleh gadis itu.
" boleh, aku Elia Tiara Dewi." ucap gadis itu Seraya mengulurkan tangannya. dengan segera, Gavin pun membalas uluran tangan gadis itu.
" aku Gavin Harsono." ucapnya Seraya tersenyum tipis. tak lama berselang, kedua teman Kevin yang tak lain adalah Arman dan juga Justin, ikut berkenalan dengan gadis itu.
" Halo Nona cantik aku Justin" ucap Justin Seraya menyambar tangan gadis itu. begitupun juga dengan Arman. mereka seperti sedang berebutan untuk bersalaman dengan gadis cantik itu.
Namun, Justin dan juga Arman, sama-sama melirik ke arah Gavin saat menemui keanehan. dengan segera, Gavin pun pamit pada Elia karena memang harus bekerja kembali.
****
"Vin tadi kenapa, kok kayak Elia nggak bisa lihat?" tanya Justin yang memang sedari tadi memendam rasa penasarannya.
Gavin yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala Seraya berdehem sebagai tanda iya. hal itu sontak saja membuat Arman dan juga Justin yang mendengarnya, seketika Saling pandang.
" lu serius naksir sama cewek seperti itu?" tanya Justin tak percaya. begitupun juga dengan Arman. karena setahu mereka berdua, sosok sahabat sekaligus Atasannya itu, sangat menjaga dan menjunjung tinggi yang namanya perfeksionis.
Hal itu tentu saja membuat Justin dan juga Arman yang mendengarnya, merasa sangat terkejut. karena sahabatnya itu tak seperti biasanya.
Mendengar pertanyaan dari kedua sahabatnya itu, sontak saja membuat Gavin seketika menoleh." Memangnya kenapa?" tanya Gavin dengan nada datarnya.
" iya bukan gitu, biasanya kan lu akan memilih pasangan yang perfeksionis tapi sekarang,...." ucapan Justin menggantung saat mendengar perkataan dari Gavin.
" semenjak gue melihat Elia, sepertinya kriteria gue, udah bukan soal kecantikan dan keindahan lagi." ucapnya dengan nada Lirih.
Hal itu membuat kedua laki-laki itu, seketika terdiam dalam lamunan masing-masing. dan tak lama berselang, mereka telah sampai di perusahaan.
****
Sementara itu di lain tempat, tepatnya di sebuah restoran mewah, tampak seorang wanita cantik dan dua orang wanita paruh baya, Tengah berbincang-bincang. dan sesekali, mereka akan tertawa Jika ada hal yang lucu.
" jadi, nona cantik ini siapa namanya?" tanya wanita paruh baya dengan menatap ke arah wanita yang lebih muda yang tampak sangat Anggun dengan menggunakan balutan dress ternama di negara itu.
" namanya Monalisa Liliana." ucap Ibu dari wanita itu. dengan senyuman mengembang di wajah yang sedikit keriput itu.
Mendengar jawaban dari lawan bicaranya, wanita paruh baya itu menganggukkan kepala Seraya tersenyum penuh arti. dan setelahnya, mereka akhirnya berpamitan untuk saling memisahkan diri.
Karena memang, Mona, begitulah biasanya orang-orang akan memanggil namanya. dan sang ibu, akan menghadiri peresmian perusahaan suami serta ayah mereka.
" Ibu, tadi ibu sama Tante itu, bicarain apa?" tanya Mona dengan wajah penasaran dan juga badan sedikit agak condong ke arah sang ibu.
Mendengar pertanyaan dari Sang Putri, wanita paruh baya yang bernama Naina itu, tersenyum tipis. Soraya sesekali tangannya, mengelus kepala putrinya dengan sayang.
" kamu tenang saja, percaya sama ibu. kamu pasti akan sangat bahagia." ucap Naina Seraya tersenyum kecil. hal itu tentu saja membuat Mona yang mendengarnya, seketika mendengus kesal.
"ish, Ibu pasti gitu, main rahasia sama anak sendiri." ujar Mona Seraya memalingkan wajah ke arah jendela.
Hal itu malah membuat Nayla yang mendengarnya, semakin merasa gemas pada Putri kesayangannya itu." udah nggak usah ngambek-ngambek lagi. lebih baik kita ke perusahaan Ayah aja." ucap Naina memberikan ide.
Mendengar nama ayahnya, Mona segera melirik sinis ke arah ibunya." dia bukan ayahku, tapi suami ibu." ucapnya dengan nada Ketus.
Namun, kali ini Naina tidak menggubris ucapan putrinya itu. Melainkan, Naina malah tersenyum sendiri membayangkan sesuatu. entah itu membayangkan hal apa, hanya author yang tahu Hehehe☺☺.
*****
Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di di sebuah restoran, tampak seseorang Tengah dimarahi habis-habisan. siapa lagi jika bukan Elia yang tengah dimarahi oleh ibu Laksmi. hanya karena, Gadis itu tidak sengaja menyenggol gelas yang ada di hadapan beliau.
" kau nggak punya mata ya," hardik Bu Laksmi dengan nada tinggi. hal itu tentu saja membuat semua karyawan, seketika menatap Elia dengan tatapan tak sukanya.
Mendengar suara menggelegar dari kepala pelayan itu, seketika membuat Elia menundukkan kepala ketakutan." Ma Maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja." ucapnya menundukkan kepala
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments