Bab 17

Hari ini pagi-pagi sekali Irfan sudah selesai mandi tanpa bantuan Dinda, juga memakai baju nya sendiri tidak membangunkan Dinda yang masih tidur.

Kelvin sudah menunggu di bawah karna hari ini Irfan harus ke kantor untuk merapatkan hasil proyek yang sedang di jalankan di luar kota.

Di dalam ruang rapat sudah berkumpul semua anggota tim termasuk Nona Celine ada di sana, saat melihat Kelvin masuk dan di ikuti Irfan di belakang nya, Celine tersenyum lebar.

Setelah rapat selesai, Celine dengan percaya diri menghampiri Irfan dan bertanya soal keadaan nya

''Tuan Irfan, bagaiman keadaan anda ''

''Sudah lebih membaik sekarang'' Jawab Irfan

''Sebagai tanda trimakih karna sudah menyelamatkan nyawa saya, perkenankan saya mengundang Tuan Irfan makan malam''

Irfan sedikit mengeryitkan dahi nya, tanpa ada rasa curiga Irfan menyetujui undangan Nona Celine.

''Baiklah Nona Celine saya akan datang, karna anda katakan sebagai bentuk terimakasih'' Jawab Irfan kemudian

Celine yang mendengar persetujuan Irfan bersorak gembira di dalam hati sangat bahagia, karna dia berhasil mengundang Irfan rencana selanjutnya nanti dia fikir kan.

Setelah pulang dari kantor Irfan langsung ke Mension dan ingin bicara dengan Adinda, mengenai rumah tangga nya.

Sesamapi d rumah, Irfan berpas-pasan dengan Dinda yang menyeret koper ke luar, Irfan sangat terkejut sekali melihat Dinda yang keluar dengan koper di tangan nya

''Dinnn.... Dinnda aku mintak maaf soal tadi malam, kita bisa bicarain ini baik-baik Din'' Ucap Irfan seraya mengikuti langkah Dinda

''Tidak ada yang perlu di bicarakan Tuan'' Jawab Dinda santai

''Din gak gini cara nya Din, aku cepat-cepat pulang dari kantor karna ingin bica sama kamu cari solusi masalah kita, kamu malah mau pergi'' Melas Irfan

''Tapi Tuan... ''

'' Aduhh... Aduhh... Tangan ku sakit'' Drama Irfan agar Dinda mengurungkan niat nya buat pergi, karna Irfan sudah bertekad ingin memperbaiki semua nya.

Dinda yang mengetahu Irfan hanya berpura-puras sakit hanya diam saja memperhatikan dan tersenyum geli dalam hati nya melihat tingkah konyol Irfan.

''Fan, kamu sudah pulang ? '' Terdengar suara Mama baru keluar dengan Suami nya dan di ikuti dua orang pelayan memba koper mereka.

''Maaa... Mama mau kemana '' Tanya Irfan

''Sudah Papa bilang tadi malam kan kalau kami akan ke luar negri ''

''Jadi Dinda ?''

''Dinda....?? Kenapa dengan Dinda '' Bingung sang Mama

''Jadi, ini koper kalian bukan nya Dinda mau pulang'' Cengir Irfan seraya mengusap tengkuk nya

''Ooohh jadi ada yang gak mau di tinggal pulang sama Dinda ni cerita nya ??''

''Bukan, eh gak gitu Maa, Irfan kira Dinda mau pulang'' Irfan malu sekali sama Dinda karna sudah salah sangka, mana pakek acara drama pura-pura sakit segala lagi,

''Malu banget mau di taruh di mana muka aku sekarang '' Batin Irfan

''Din.... Mama titip Irfan ya nak, tolong jagain dia saat Mama gak ada ''

''Mama kira Irfan bocah, masak pekek nitip-nitip segala '' Jawab Irfan cepat

''Kamu emang bukan bocah tapi tingkah mu melebihi bocah ingusan''

''Eemmppp''' Cemberut Irfan

Setelah berpelukan dan berpamitan pada Anak dan Menantu nya, meraka segera berangkat menuju Bandara.

Sedangkan Dinda dan Irfan kembali ke kamar tanpa ada perbincangan apapun di antara mereka berdua

Dinda sibuk dengan ponsel nya begitu juga dengan Irfan, sampai akhirnya terdengar suara ketukan pintu dari luar, saat Dinda membuka pintu ternyata Bik alAsih yang datang membawakan makan malam mereka,

''Bibik kok repot-repot ngantarin ke atas sih, kami bisa makan di bawah kok ''

''Tuan Muda yang minta di antarin ke kamar Non '' Bisik Bik Asih

''Oohh, yasudah Bik, makasih ya Bik '' Ucap Dinda kemudian seraya membawakan nampan makanan ke meja

''Ayo makan Tuan '' Ajak dlDinda

''Hhmmm '' Irfan hanya berdehem tanpa menoleh, setelah menyiap kan makanan Irfan di piring nya, Dinda terus saja makan makanan nya sendiri seraya menghidupkan televisi yang ada di kamar, beberapa menit berlalu Irfan pun menoleh kearah Dinda, merasa di perhatikan Dinda pun menoleh kearah Irfan

''Ada apa Tuan ?'' Tanya Dinda yang masih ada sendok di dalam mulut nya

''Kapan aku akan makan ? Kenapa hanya menyuapi dirimu sendiri''

''Bukan nya tangan Tuan sudah sembuh ?''

''Sembuh gimana, masih di gendong gini ..?''

''Saya pikir sudah sembuh. Dari tadi pagi saya liat Tuan sudah bisa memakai dan membuka baju sendiri'' Ucap Dinda polos

''Itu karna aku tak mau mengganggu tidur mu, suapi aku, kalau tidak aku tak mau makan'' kesal Irfan

''Kayak bocah '' Gumam Dinda yang masih di dengar Irfan

''Apa kata mu... ??''

''Tidak ada..... cepat buka mulut ''

Setelah selesai makan, Dinda membereskan sisa makanan dan hendak membawa nya turun ke dapur tapi di cegah oleh Irfan, Dinda menoleh saat Irfan mencekal tangan nya.

''Biar Bik Asih yang ambil '' Ucap Irfan kemudian

''Tiidak usah Tuan, biar saya saja ''

''Kenapa hobi mu cuma membantah ku ?''

''Tapi Tuan '''

''Sisssstttt'' Irfan meletakkan jari telunjuk nya di bibir Dinda agar dia tidak banyak bicara, Mata Dinda henda keluar mendapatkan perlakuan yang mengejutkan ini.

''Jangan panggil aku Tuan'' sambung Irfan lagi

''Jadi harus ku panggil apa ?? ''

''Terserah, asal jangan Tuan ''

''Bapak ??''

''Apa aku kelihatan setua itu '' Kesal Irfan dengan mata melotot mendengar ucapan Dinda

''Apa saya panggil nama saja ?''

''Apa aku terlihat seumuran dengan mu, sehingga kamu tak sopan memanggil ku hanya dengan nama saja''

''Terus ??? panggilan apa yang pantas ini tak boleh itu tak boleh'' Kesal Dinda cemberut.

''Kamu pikir sendiri, panggilan yang pantas dari seorang Istri untuk Suami nya'' Ucap Irfan berlalu pergi meninggalkan Dinda, karna merasa malu setelah mengucapkan itu, Dinda pun jangan di tanyakan lagi seakan jantung nya ingin loncat keluar mendengarkan apa yang barusan di ucapkan Irfan, wajah nya sudah merah merona seperti tomat, Dinda buru-buru keluar dari kamar itu seakan suasana sangat panas di dalam, entah memang cuaca yang panas entah pun wajah nya yang panas karna sangat merona merasa malu sendiri.

Setelah kemabali dari dapur Dinda terlihat berdiri di depan pintu kamar mau masuk tapi ragu-ragu, Dinda merasa malu berhadapan dengan Irfan.

''Ngapain di sini'' Ucap Irfan tiba-tiba yang sudah berada di belakang nya tanpa di ketahui darimana asal nya.

''Tuan yang ngapain di sini buat orang kaget aja'' Balas Dinda,

''Di tanyain malah balik nanyak, ya udah masuk sana udah malam saya mau istirahat'' Irfan berlalu masuk ke kamar meninggalkan Dinda yang terlihat mematung di tempat nya.

''Diindaa...... Apa kamu mau tidur di depan pintu sambil berdiri'' Tanya Itfan lagi saat melihat Dinda masih tak bergeming

''Hhmm '' Dinda masuk dan cepat-cepat berbaring lalu menyelimuti tubuh nya .

tbc....

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

Irfan klo Uda kyak gt nglebihin anak kecil deh

2024-03-27

1

Ernadina 86

Ernadina 86

gimana mau rumah tangga bener suami istri punya gebetan masing2 ..walau embel2 satu temen satu rekan jatohnya sama aja..sama2 gak niat buat rumah tangga bener

2024-03-11

2

al-del

al-del

jadi salah tingkah!!!

2023-02-01

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!