Bab 15

Saat ini Kelvin masih berada di luar kota, guna mengurus pekerjaan di sana yang masih belum selesai juga, begitu juga dengan Nona Celine.

Semenjak kepulangan Irfan dan celine mengetahuI Irfan sudah menikah sikap Celine sedikit berubah, Celine terlihat sering marah-marah jika ada kesalahan sedikit saja, di tambah lagi masalah dengan proyek Hotel ini tak selesai-selesai.

Saat berada di Hotel, Celine meluapkan amarah nya pada Nita Asisten nya,

''Nita, gimana sih karja kamu, kok bisa masalah ini gak selesai- selesai, aku gak mau tau pokok nya besok harus beres'' Ucap Celine pada Asisten nya, marah-marah tanpa sebab, sang Asisten hanya diam saja menerima amukan sang Bos.

***

Saat sang mentari mulai menerangi semesta Irfan yang mulai terjaga dari tidur nya melihat Dinda yang masih terbaring di sofa,Irfan perlahan turun dari kasur nya dan berjalan mendekati Dinda di sana, sekilas Irfan memandangi Dinda yang masih terlelap, tanpa sadar tangan nya terulur mengusap rambut yang menutupi wajah Dinda, merasa ada yang menyentuh nya,Dinda pun menggeliat dan terbangun. Dia sangat terkejut melihat Irfan yang sangat dekat dengan wajah nya.

''Tu... Tuan Irfan, sudah bangun, apa anda butuh sesuatu ?'' Tanya Dinda gagap,l

''Iya, aku mau mandi '' Jawab Irfan, cepat-cepat bangun karna ketahuan memperhatikan Dinda tidur.

''Bqik Tuan, saya siapkan air dulu '' Jawab Dinda seraya melangkah pergi ke kamar mandi, Irfan hanya diam tak menjawab tapi mengikuti langkah Dinda di belakang nya.

''Tuan mau ngapain ??'' Dinda terkejut melihat Irfan sudah berada di kamar mandi dengan nya.

''Mandi'' Jawab Irfan singkat

''Iya, saya tau Tuan mau mandi, tapi kan tunggu dulu saya siapin air nya barulah Tuan Irfan masuk untuk mandi ''

''Gimana aku mau mandi sendiri,tangan ku kan masih sakit ''

''Teruss '' Dinda memicing kan mata nya

''Kamu mandiin aku lah ''

''Tidak tidak tidak saya tidak bisa Tuan, Tuan mandilah, air sudah saya siapkan'' Ucap Dinda dan cepat-cepat keluar dari kamar mandi. Irfan hanya tersenyum melihat tingkah Dinda.

Saat Dinda sedang menetralkan jantung nya, tiba-tiba saja Irfan keluar lagi dari kamar mandi.

''Dinda ''Panggil Irfan

''Iya Tuan '' Jawab Dinda seraya membelakangi Irfan, takut nya Irfan masih bertelanjang dada.

''Dinda....''

'' Iya Tuan ''

''Dinda kalau di panggil itu di lihat atas orang yang memanggil'' Kesal Irfan, karna Dinda tak menoleh atas nya.

''Apa Tuan sudah pakek baju, jika belum saya tidak akan menoleh ''

''Sudah '' Jawab Irfan ketus.

Saat Dinda menoleh dan melihat Irfan masih belum mandi, masih mengenakan baju tadi.

''Kenapa Tuan belum mandi'' Tanya Dinda bingung.

''Apa aku harus mandi menggunakan baju, aku tak bisa membuka nya tangan ku sakit saat terangkat ''

''Ya ampun..... aku lupa '' Ucap Dinda seraya menepuk jidat nya.

''Ya sudahh, cepat biar saya buka kan ''

''Aduh aduh aduhh sakit '' Ringis Irfan

''Kalau sakit tak usah di buka saja tuan, anda mandi saja menggunakan baju ''

''Teerus setelah aku mandi menggunakan baju ini nanti baju nya akan terlepas sendiri ''

''Iya juga ya, ya udah coba aja lagi pelan-pelan'' Setelah sedikit meringis, akhirnya baju Irfan pun terlepas, Dinda segera memalingkan wajah nya karna malu melihat dada bidang nya Irfan.

''Mandilah '' Ucap Dinda seraya keluar, Irfan hanya tersenyum melihat perubahan wajah Dinda.

Setelah selesai mandi Irfan keluar dengan menggunakan wardrop, berjalan hendak menggunakan baju,ternyata Dinda sudah menyiapkan semua keperluan nya di sana termasuk pakaian dalam Irfan.

''Kenapa aku hanya memakai singlet saja '' Ucap Irfan saat melihat hanya singlet yang di ambil Dinda dari dalam lemari

''Karna singlet mudah di pakai dan di lepas, lagipula Tian kan tidak kemana-mana,cuma di rumah saja'' Jawab Dinda berpaling muka saat Irfan menggunakan celana nya dengan sebelah tangan.

''Mmm... yasudah pakai kan ''

Saat memakaikan baju Irfan diam-diam Dinda menghirup aroma maskulin dari tubuh Suami nya itu ''Kenapa kamu pendek sekali'' Goda Irfan, karna Dinda hanya sebatas bahu nya

''Bila badan ku tinggi aku sudah jadi model tidak mungkin berada di sini'' Kesal Dinda, karna Irfan mengejek nya pendek.

Dinda berjalan menuju kamar mandi dengan wajah nya yang cemberut .

Setelah selasai mandi, Dinda keluar sudah menggunakan pakaian lengkap dan handuk yang mebalut rambut basah nya.

Di dalam sana sudah ada Mama Rose yang membawakan sarapan untuk mereka dan ingin mengecek keadaan putra nya.

''Udah siap mandi Menantu Mama, sini nak sarapan dulu. Udah Mama bawain ni ''

''Kok repot-repot sih Ma, Dinda bisa ambil ke bawah ''

''Gak repot kok Sayang, sekalianama mau liatin Irfan ''

''Ayo sarapan '' Ucap Irfan menyela

Dinda berjalan menuju ke sofa di mana Irfan dan Mama sudah menunggu nya untuk sarapan, dengan telaten Dinda menyuapi Irfan makan

''Kmu kok gak makan ?'' Tanya Irfan

''Nanti saja Tuan, setelah Tuan makan '' Jawab Dinda santai

''Hhmm''.

Setelah Irfan selasai makan dan minum obat barulah Dinda makan, tapi Irfan tak beranjak kemana-mana masih duduk di tempat nya untuk menemani Dinda sarapan seraya memeriksa laporan yang dikirim kan Kelvin di leptop nya.

Dinda baru saja menerima telpon dari Weny meminta nya datang ke lokasi yang di kirimkan,karna ada sedikit kecelakaan dalam pekerjaan yang mereka kerjakan di sebuah gedung yang akan di adakan resepsi pernikahan.

Dinda buru-buru mengganti pakaian dan berpamitan pada Irfan untuk keluar sebentar

''Tuan, saya mau keluar sebentar ada sedikit masalah pekerjaan'' Ucap Dinda

''Hhmmm '' Irfan hanya mendehem

Saat Dinda hendak membuka pintu,Irfan kembali berkata

''Nanti pulang lah lagi kemari ''

Dinda menoleh, mengangguk dan tersenyum ke arah Irfan, jantung Irfan seakan ingin loncat keluar saat melihat senyum Dinda barusan.

''Kenapa dengan jantung ku, sepertinya ada sedikit masalah deh rasa nya kok detak nya sangat kencang tidak normal, kayak nya harus ku periksa saat Chek Up nanti '' Ucap Irfan sendirian di kamar nya.

Saat sudah sampai di lokasi yang di kirimkan Weny, Dinda buru-buru masuk ke dalam menjumpai Weny

''Ada apa Wen... ?? '' Ucap Dinda cepat saat melihat Weny

''Salah satu anggota tim kita jatuh dari atas tangga sana,saat memasangkan bunga ''

''Gimana keadaan nya sekarang, ?''

''Dia sudah di bawa ke rumah sakit, tapi keluarga nya menuntut kita ''

''Nuntut gimana ?? Ini kan kecelakaan kerja, soal biaya perawatan akan kita tanggung semua.''

''Tapi mereka mau kita membayar ganti rugi juga walau sudah membayar biaya perawatan''

''Berapa yang mereka minta ''

''Satu Milyar, kalau tidak, mereka akan menuntut di pengadilan.''

''Mana bisa gutu, satu milyar itu bukan angka kecil, lagi pula kita sudah mau bertanggung jawab untuk membiayai pengobatan ''

''Mereka beralasan kompensasi biaya hidup saat Anak nya belum bisa bekerja nanti karna tangan nya cedera. ''

''Ya sudah, berikan saja tapi dia akan kita keluarkan dari tim kita, katakan itu pada keluarga nya'' Ucap Dinda akhirnya yang begitu kesal.

tbc.....

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

uag 1 m tu byak, buat modal kn bisa JD dia memanfaatkan mnta sgitu

2024-03-27

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kesempatan ni keluarganya...abistu enggak punya kerja lagi...kapok

2024-03-06

2

Nuroden Lina

Nuroden Lina

saya suka jalan ceritanya

2024-02-14

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!