Bab 19

Di kantor Irfan para karyawan sedang begosip tentang Dinda, mereka sedang menerka-nerka siapa sebenarnya Dinda, sudah beberapa kali Dinda terlihat datang bersama Irfan ke kantor ini.

''Apa jangan-jangan itu adalah wanita bayaran untuk memuaskan nafsu Tuan Muda'' Ucap salah seorang karyawan wanita

''Dari penampilan nya sih kek nya bukan deh liat aja wajah nya polos gitu'' Ucap yang lain nya

''Hei kamu jangan tertipu dengan penampilan, jaman sekarang yang polos dan lugu lah yang berbahaya''

''Mungkin pacar Tuan Muda''

''Bisa jadi sih, tapi bukan nya Nona Celine selama ini mendekati Tuan muda ya, kan gak mungkin Tuan muda gak tergoda dengan Nona Celine yang suit-suit aduhay seksi nya'' Ucap salah satu karyawan laki-laki yang ikut ningrum di sana.

Sedangkan di dalam ruangan Irfan, Dinda terlihat sedang mondar mandir kesana kemari, Irfan hanya duduk di kursi kebesaran nya seraya memeriksa berkas-berkas, Dinda yang terlihat tidak tenang terus saja berjalan kesana kemari hingga membuat fokus Irfan terganggu.

''Kenapa dengan mu, seperti setrikaan rusak saja'' Tanya Irfan karna terganggu melihat Dinda tak bisa diam

''Kalau strikaan nya rusak, berarti sudah berhenti di tempat Tuan, tidak bisa jalan ''

Mata Irfan seakan ingin keluar mendengar Dinda yang selalu ada saja jawaban kalau dia berbicara apalagi mendengar Dinda masih memanggil nya Tuan

''Jika sekali lagi kamu memanggilku Tuan akan aku cium'' Ancam Irfan, Dinda yang mendengar ancaman Irfan seakan susah untuk menelan ludah nya sendiri, lalu duduk kembali ke sofa.

''Dinda... '' Panggil Irfan

''Iya Tu....., Iya ada apa '' Jawab Dinda

Irfan berjalan menuju ke sofa tempat Dinda duduk.

''Sebenar nya untuk apa sih saya kemari, saya kan punya kerjaan juga Tuan'' Kesal Dinda akhirnya

''Ancaman ku tak kau hiraukan ya, aku tidak main-main Dinda satu kesempatan lagi jika masih ku dengar kata Tuan hee hee hee'' Seringai yang menakutkan dari Irfan.

''Kenapa dia jadi menakutkan akhir-akhir ini ya'' Batin Dinda merasa aneh dengan sikap Irfan

''Aku ingin kau pindah ke apartemen bersama ku'' Ucap Irfan tiba-tiba

''Tapi gimana dengan rumah ku Tuan'' Jawab Dinda cepat, karna mendengar Dinda memanggil nya Tuan, Irfan hendak mencium Dinda tapi cepat-cepat di hentikan oleh Dinda dengan menutup mulut Irfan pakek tangan nya.

''Maaf maff maff, Mas Mas Mas iya aku panggil Mas'' Ucap Dinda cepat-cepat mengatup tangan nya di dada, Irfan hanya tersenyum geli melihat tingkah Dinda yang menggemaskan.

''Gimana, apa kamu setuju ?'' Tanya Irfan lagi,

Dinda hanya diam seperti sedang memikirkan seuastu sambil mengetuk-ngetukkan jari teunjuk di dagu nya.. ''Mungkin sudah saat nya untuk memperbaiki semua nya, tapi dia tidak mencintai ku apa lagi aku sama sekali tidak mencintai nya,'' Batin Dinda sambil melirik-lirik Irfan dari atas sampai ke bawah.

''Di sana kita akan tidur terpisah kan ?''

''Tidak ada istilah tidur di kamar masing-masing, tidak ada istilah tak boleh menyentuh, kamu Istri ku dan aku Suami mu ''

Ucap Irfan sambil melirik Dinda dari atas sampai bawah dan di ulangi beberapa kali untuk menggoda nya.

''Jangan macam-macam, aku belum siap '' Jawab Dinda cepat sambil memelukkan tangan nya di dada.

''Belum siap apa nya ? pikiran mu mesum sekali'' Irfan menoyor kening Dinda

''Rumah ku gimana ??''

''Ajak sekalian jika dia minta ikut '' Geram Irfan

''Saya bicarakan nanti sama Weny, kapan aku harus pindah ?''

''Besok ''

''Apa......???? itu terlalu mendadak bahkan saya belum ada persiapan apa-apa''

''Apa yang ingin kau siapkan, semua sudah ada di sana hanya perlu bawa pakaian mu saja'' Jawab Irfan kesal karna Dinda terlalu banyak bantahan...

''Ya sudah, malam ini aku pulang ke rumah untuk beres-bers barang yang harus ku bawa.''

***

Sedangkan di luar negri sana Mama Rose sangat senag sekali mendapatkan kabar dari putra nya bahwa besok Dinda akan ikut pindah ke Apartemen bersama nya, Nyonya Rose bahagia walaupun mereka memutuskan untuk tinggal terpisah dari nya di Apartemen. Yang penting mereka sudah tinggal bersama, semoga saja ini adalah awal yang baik untuk pernikahan putra nya begitulah kira-kira harapan Nyonya Rose.

Setelah dari kantor Irfan, Dinda langsung di antar ke rumah oleh Kelvin, setelah Dinda turun Irfan pun ikut turun bersama nya, Dinda pikir biar lah mungkin dia hanya ingin mampir saja kan tidak baik mungusir tamu pikir Dinda.

Setelah masuk Dinda mempersilahkan irfan untuk duduk dan memanggil Bik Marni untuk membuat nya kopi.

''Bik... Bibik... '' Panggil nya

''Iya Non, Nona sudah pulang '' Jawab Bik Marni sambil sedikit berlari

''Bik buatkan kopi untuk Mas Irfan, Dinda mau mandi dulu''

''Baik Non, jadi ini toh Suami nya Nona, Tampan sekali Tuan'' Jawab Bik Marni seraya menelisik wajah Irfan, sedangkan Irfan hanya tersenyum merasa sangat tersanjung karna Bibik memuji nya.

Setelah selesai mandi Dinda kembali lagi ke ruang tamu tapi tak melihat Irfan di sana mungkin saja sudah pulang pikir Dinda dan kembali ke kamar ingin membereskan barang-barang nya., saat masuk ke kamar Dinda sngat kaget sekali melihat Irfan sudah berbaring di kasur nya.

''Mas..... ''

''Apa.... buat orang kaget aja teriak besar-besar'' Jawab Irfan yang tak kalah kaget dari Dinda.

''Mas ngapain di sini ''

''Tiidur, mau ngapain lagi emang nya, tapi aku mau mandi dulu''

''Kenapa mandi di sini kok gak di rumah aja nanti ''

''Memang kenapa kalau aku mandi di sini ''

''Tapi di sini tidak ada pakaian pria, Mas mau pakek apa nanti setelah mandi ''

''Pakek bikini mu '' Jawab Irfan kesal seolah Dinda ingin mengusir nya pergi, lalu berjalan menuju kamar mandi.

Disaat Weni pulang dari Kantor melihat Kelvin berdiri di depan pintu rumah Dinda, tanpa bnyak berpikir Weny langsung datang menghampiri nya.

''Tuan Kelvin, ada yang bisa saya bantu?'' Tanya Weny ramah, Kelvin pun menoleh saat mendengar suara Weny di belakang nya.

''Nona Weny, tolong berikan ini kepada Tuan Irfan''

''Apa ini ?'' Tanya Weny sedikit bingung kenapa Kelvin menyuruh nya menyerahkan pada Irfan

''Ittu baju ganti nya Tuan Irfan''

''Jadi Tuan Irfan ada di sini ??''

''Iya Nona, kalau begitu saya permisi dulu Nona'' Pamit Kelvin kemudian, Weny hanya terpaku melihat kepergian Kelvin, dalam pikiran nya kenapa Irfan di sini.

Setelah masuk Weny langsung bergegas ke kamar Dinda untuk menyerahkan pakain Irfan.

''Din... Dinda .. '' Panggil Weny

''Iya Wen... '' Jawab Dinda seraya membuka pintu kamar

''Ini ada titipan nya Tuan Kelvin untuk Tuan Irfan kata nya baju Tuan Irfan''

''Oohh mamaksih ya Wen''

''Din kenapa Tuan Irfan ada di sini..??

''Nanti deh aku ceritain sekalian ada yang mau aku omongin sama kamu ''

''Apa ?? ngomong aja sekarang ''

''Nanti aja, mandi sana gih, bauk tau '' Canda Dinda seraya mengibas-ngibas tangan nya di depan hidung,lalu Weny berlalu kembali ke kamar nya.

tbc......

Terpopuler

Comments

Women-Stars🍁 Al-Zha

Women-Stars🍁 Al-Zha

nimbrung kali maksudny yaa kak hihi

2023-02-02

3

al-del

al-del

hhhmmm mulut netizen ampuh deh...

2023-02-01

0

Jhuwee Bunda Na Alfaa

Jhuwee Bunda Na Alfaa

hahah bener tu kak

2023-01-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!