Bab 12.

Saat sudah selesai makan malam, Dinda menemani Mertua nya di ruang keluarga, sedangkan Irfan terus saja kembali ke kamar nya dan mengisap sebatang rokok di balkon kamar.

Merasa sudah sangat lama bercengkrama dengan menantu nya, Nyonya Rose pun menyuruh Dinda masuk ke kamar nya untuk istirahat, saat hendak bangun, Dinda pun di panggil oleh Bik Asih ''Nona.... Tuan Muda memanggil anda dan ini kopi yang Tuan Muda minta, sudah Bibi buat kan. Tuan meminta Nona yang mengantarkan nya '' Ucap bi Asih.

''Hmm emmm.. Baik lah Bik '' Jawab Dinda, lalu berpamitan pada sang Mama dan langsung naik ke atas, Mama Rose sangat senang melihat ini semua.

Kreeekk... Dinda membuka pintu kamar Irfan pelan-pelan, tapi tak terlihat ada yang punya di dalam sana, setelah melihat kesana kemari tapi Irfan tak ada juga, '' Di mana Tuan irfan..? Bik Asih bilang Tuan di kamar, tapi kok gak ada, ya sudah lah mungkin Tuan Irfan tidak tidur di kamar ini'' Senang Dinda, Irfan yang mengetahui Dinda di kamar dan mendengar ocehan nya barusan, segera memanggi, saat mendengar panggilan, Dinda terlonjak kaget

''Dinda, kemarilah aku di balkon '' Panggil Irfan, Dinda segera berjalan menuju balkon seraya membawakan kopi di tangan nya,

''Duduk lah Din '' Perintah Irfan, tanpa menjawab Dinda lansung duduk memandangi indah nya suasana malam dari atas sana

''Din boleh aku bertanya ''

Dinda hanya mengangguk diam tanpa menjawab.

''Jika aku ingin memperbaiki ini semua dan memulai nya dari awal, apa kamu bisa menerima ku ?'' Tanya Irfan, dan berhasil membulat kan mata Dinda karna sangat syok mendengar perkataan Irfan yang begitu tiba-tiba, Dinda hanya diam membisu tak bisa berucap apapun, seakan lidah nya kelu.

''Aku tidak akan memaksa mu '' sambung Irfan, karna tidak ada jawaban dari Dinda.

''A..Akuu tidak tau harus menjawab apa Tuan'' Jawab Dinda tergagap,

''Aku akan menunggu jawaban mu, beritahu jika sudah siap''

Dinda kembali terdiam dan bingung harus bersikap seperti apa.

Setelah lama mereka terdiam dan hanyut dalam pikiran masing-masing, akhir nya Irfan membuka suara ''Masuk lah, di luar sangat dingin, aku akan tidur d kamar tamu'' Ucap Irfan seraya bangun dan membiarkan Dinda tidur di kamar nya.

Malam semakin larut, tapi Dinda belum bisa memejamkan mata nya masih kepikiran perkataan Irfan tadi.

''Apa yang harus aku lakukan sekarang, apa aku harus membuka hati untuk pernikahan ini, tapi aku harus bersikap gimana,harus menjawab gimana ??''Mmasih banyak lagi perkataan Dinda yang bingung sendiri, memikirkan apa keputusan yang harus di ambil nya.

Ke esokan pagi nya, Dinda dan yang lain sedang sarapan bersama.

''Ma... Irfan mau ke luar kota ''

''Ada apa Fan,ini kan hari libur..?''

''Ada kerjaan mendesak Ma ''

''Ohh, ya sudah hati-hati Fan, nanti kabri Mama''

Tanpa mengucap satu patah kata pun pada Dinda, Irfan bangun dari tempat duduk nya dan berjalan keluar, Kelvin sudah menunggu nya di mobil dan siap berangkat ke luar kota .

'' Kenapa dia tak berkata apapun pada ku, apa dia marah soal tadi malam '' batin Dinda bertanya-tanya

''Sayang, kamu kenapa ?? ayo habiskan makan nya'' Ucap sang Mama yang memperhatikan menantu nya bengong

''Ehh iya Maa ''

Saat sampai di luar kota, Irfan dan Kelvin sedangchek In hlHotel. tlTiba-tiba Nona Celine menghampiri mereka ''Apa anda baru sampai Tuan Irfan??'' Tanya Celine sok ramah

''Iya nlNona Celine, kami baru saja tiba'' Jawab Irfan, Irfan ke luar kota karna ada masalah dengan salah satu proyek kerja sama nya dengan Celine.

''Ya sudah Nona Celine, kami permisi dulu '' Ucap Irfan lagi

Celine hanya mengangguk dan tersenyum manis.

''*Aku harus mendapakan Ifan, jangan sampai aku kehilangan sebelum memiliki nya.'' Batin Celine seraya memperhatikan Irfan yang menghilang di balik lift.

Keesokan hari nya Irfan, Celine dan tim mereka, mendatangi proyek pembangunan Hotel yang sedikit ada kendala, setelah berbicara panjang lebar dengan salah satu Kontraktor yang bertanggung jawab dengan proyek ini, merekapun mendatangi lokasi Hotel yang baru setengah jadi itu, saat hendak berkeliling tiba-tiba saja ada kayu yang jatuh dari atas hendak menimpa Celine tapi Irfan dengan sigap mendorong Celine dan dialah yang menjadi timpaan kayu tersebut.

Seketika suasana panik,saat semua orang melihat Irfan jatuh dan bersiba darah, Celine yang melihat itu semua sangat histeris. Kelvin sigap membopong Irfan ke mobil dan membawa nya ke rumah sakit. Kelvin mengemudikan mobil nya sangat cepat sedangkan Celine hanya bisa menangis dan meracau di belakang seraya memangku kepala Irfan yang berdarah, Celine ikut mengantarkan Irfan ke rumah skit karna merasa berhutang nyawa pada Irfan yang sudah menyelamatkan nyawa nya tadi.

Setelah Dokter melakukan tindakan pada Irfan, sekarang dia sudah berada dalam ruang rawat VVIP. ''Tuan, apa hrus saya kabari Nyonya ??'' Tanya Kelvin pada Irfan yang terlihat sedikit lemah, karna luka pada kepala dan lengan nya.

''Tidak perlu Vin, aku baik-baik saja tak perlu membuat Mama khawatir ''

''Baiklah Tuan muda'' Angguk Kelvin.

Keesokan hari nya, pagi-pagi sekali Celine sudah datang ke rumah sakit untuk menjenguk Irfan dan membawanya sarapan

''Selamat pagi, Tuan Irfan.'' Ucapa nya saat masuk ke ruangan tersebut.

''Pagi Nona Celine'' Jawab Irfan dengan suara serak nya, khas orang yang sedang sakit, tapi justru terdengar sangat seksi di telinga Celine.

''Ini saya bawakan sarapan ''

''Terima kasih Nona, tapi tak perlu repot-repot''

''Tidak sama sekali, Tuan Irfan. Malah saya harus berterimakasih pada Tuan Irfan, karna sudah menyelamatkan saya, kalau tidak saya tidak tau sudah seperti apa'' Ucap Celine yang di buat-buat sedih.

Kemudian Celine membuka bekal sarapan yang di bawakan nya dan ingin menyuapi Irfan, tapi di tolak oleh nya walau pun taangan kanan Irfan cedera, tapi dia mencoba menyuapi dirinya dengan tangan kiri,

di sudut ruangan Kelvin sedikit tersenyum melihat wajah Celine yang malu karna Irfan menolak di suapi nya.

Dua hari sudah Irfan di rawat di rumah sakit. Celine seakan seperti hantu yang tiba-tiba saja muncul, hampar setiap saat dia datang ke rumah sakit untuk menjenguk Irfan dengan alasan ingin merawat Irfan karna berhutang nyawa pada nya.

Sedangkan Irfan dan Kelvin sudah merasa jengah dengan Celine yang selalu datang.

''Tidak bisa di biarkan, kayak nya aku harus menghungingi Nyonya. Kalau tidak,Nona Celine akan lebih menjadi-jadi nanti nya*.'' batin Kelvin,

Setelah di kabari oleh Kelvin, Nyonya Rose buru-buru menjemput Dinda dan mengajak nya ikut ke luar kota bersama, Nyonya Rose terlihat sangat khawatir saat menemui Dinda di kantor, tadi tanpa banyak bertanya Dinda pun ikut dengan Ibu Mertua nya keluar kota untuk melihat keadaan Irfan yang terkena musibah di sana.

tbc.....

Terpopuler

Comments

Yuli Yuli

Yuli Yuli

yg bca jg SM ngebut trus

2024-03-27

1

Ernadina 86

Ernadina 86

wajar sih Celine berusaha dia gak tau Irfan udah nikah kan..kalo dia tau Irfan udah nikah masih aja ngotot pengen miliki baru kurang ajar

2024-03-11

2

Nadia

Nadia

bagus se, tp ngebut banget sat set sat set ceritanya 🤭😁

2024-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!