Bab 16

Hari menjelang malam, Dinda lelah sekali dengan pekerjaan nya, setelah selesai makan malam bersama Weny tadi. Dinda langsung pulang ke Mension keluarga Irfan.

Saat masuk ke dalam,Dinda tak melihat ada satu orang pun di sana jadi Dinda berjalan terus ke atas menuju kamar Irfan,karna badan nya terasa sangat letih sekali, saat memasuki kamar pun Dinda tak melihat Irfan.

''Di mana semua orang, kenapa sepi banget'' Ucap Dinda sendiri seraya melangkah memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum istirahat.

Sedangkan Irfan saat ini sedang berada di taman smping rumah bersama kedua orang tua nya, menikmati angin malam sambil minum kopi.

''Fan, Papa harus ke luar negri dalam dua hari ini''

''Kenapa pa, apa ada masalah di sana ''

''Ada sedikit masalah fan, mungkin jika Papa tidak segera ke sana perusahaan yang di sana akan koleb ''

''Mmmp '' Irfan hanya mendehem

''Tqapi, Mama ikut sama Papa, mungkin kami akan di sana beberapa minggu ''

''Ya sudah, Mama dan Papa pergi aja, itung-itung bulan madu lagi kan'' Jawab Irfan bercanda

''Taapi...., kamu gimana Nak '' Ucap Mama khawatir dengan putra nya

''Giimana apa nya Ma, bukan nya selama ini Irfan tinggal d Wpartemen juga sendirian, jadi apa yang harus mama khawatirkan ?''

''Iya, memang kamu tinggal sendiri, tapi dalam keadaan sehat tidak cacat kayak gini '' Kesal sang Mama

''Aahh tenang aja Maa, kan ada Kelvin '' Jawab Irfan santai.

''Kellvin memang bisa di andalkan , tapi kan gak mungkin dia harus menemani mu tidur sampai mengganti pakaian mu'' Ucap sang Papa lagi, Irfan hanya diam tak menjawab memikirkan apa yang Papa katakan ada benar nya

''Fann....,coba deh kamu bujuk Dinda agar mau menjalani rumah tangga yang normal dengan mu, atau jangan-jangan kamu yang selalu membatasi diri dengan nya'' Serkas sang Mama.

''Mana ada, Irfan gak batasi diri ini juga lagi mencoba kok Ma'' Bantah Irfan cepat.

Setelah selesai berbicara dengan orang tua nya di luar, Irfan masuk ke kamar nya untuk istirahat.

Di sana terlihat Dinda suda terlelap di atas sofa

''Kapan dia pulang ? '' Batin Irfan saat memandangi wajah cantik Dinda sedang tidur.

''Diin.... Dinda '' Irfan menggoyangkan bahu Dinda sedikit

''Eemmmmpp.... '' Dinda menggeliat

Saat membuka mata, Dinda melihat Irfan sudah berdiri di depan nya.

''Iya Tuan, apa anda butuh sesuatu ?''

''Tidak, jangan tidur di sini nanti badan mu akan sakit karna tak nyaman ''

''Gak apa-apa Tuan, kalau saya tidak tidur di sini nanti Tuan perlu apa-apa susah manggil nya ke kamar tamu ''

''Bukan ke kamar tamu tapi atas tempat tidur sana'' Ucap Irfan seraya menunjukkan tempat tidur nya.

''Tidak.... Tuan Irfan yang tidur di sana, saya di sini saja'' Jawab Dinda cepat

''Di tempat tidur cepat ''

''Tidak mau !! ''

Saat mereka sedang berdebat, tiba-tiba ponsel nya Dinda berdering, dan seketika pandangan mereka beralih ke arah ponsel yang terletak di atas meja dekat sofa itu, rupanya Dony yang menelpon, jantung Dinda sudah dag dig dug seperti orang ketahuan selingkuh, cepat-cepat di ambil nya ponsel tersebut.

''Permisi, Tuan. Saya angkat telfon dulu'' Ucap Dinda seraya melangkah menjauh dari Irfan, sedangkan Irfan yang berdiri mematung sangat penasaran ada apa laki-laki itu menelpon Diinda malam-malam begini.

''Hallo Don... '' Ucap Dinda sedikit berbisik saat mengatkat panggilan telfon

''Hallo Din, kamu sedang apa ?''

"Gak ngapa-ngapain sih, udah mau tidur aja "

"Din... malam besok aku mau ngajak kamu ke acara party sahabat aku,bisa gak Din ''

''Mmmm gimana ya Don.... kayak nya gak bisa deh soal nya Suami aku lagi sakit'' Tolak Dinda,karna tidak mau pergi dengan Dony.

Setelah selesai berbicara di telfon dengan Dony, Dinda kembali lagi ke kamar dan melihat Irfan sudah berbaring di ranjang, Dinda melangkah hendak tidur di sofa.

''Dinda '' Bentak Irfan, yang membuat Dinda sangat terkejut, karna selama ini Irfan tak pernah membentak nya walau dia hanya Istri pengganti saja.

''Sudah aku katakan tidur di kasur, kenapa kau tak mengerti juga, jangan selalu membantah ku'' Sambung Irfan lagi

Dengan langkah gontai yang sedikit ketakutan, Dinda pun berjalan menuju kasur dan membaring kan tubuh nya di sana membelakangi Irfan tanpa ada bantahan lagi.

Irfan yang entah mengapa tiba-tiba emosi sendiri setelah melihat Dinda menerima telfon dari Dony, saat sudah memejamkan mata Irfan mendengar sayub-sayub Dinda terisak di sebelah nya,

''Dinda.... ''

''Diin.... , maafkan aku ''

Dinda semakin terisak

''Diin maaf kan aku, aku tak sengaja membentak mu''

''Aku tidak apa-apa Tuan, tidur lah ini sudah malam'' Jawab Dinda dalam isakan nya.

''Ada apa laki-laki itu menghubungi mu malam-malam, apakah dia kekasih mu'' Tanya Irfan geram karna Dinda tak henti-henti nya menangis.

Dinda tak menjawab sehingga kembali membuat Irfan sedikit emosi karna jika Dinda tak menjawab berarti benar dia kekasih nya pikir Irfan

''Jadi benar dia kekasih mu, selama ini kamu menjalin hubungan dengan nya maka nya saat ku tanyakan ingin memulai pernikahan ini dan memeprbaiki nya kau tak memberiku jawaban, tarnyata sudah ada lelaki brengsek itu yang mengisi hati mu'' Kesal Irfan dengan emosi yang mengebu.

Dinda yang mendengar tuduhan Irfan pun tak kalah emosi

''Jangan menuduh ku yang bukan-bukan Tuan, dia hanyalah teman ku, kami tak ada hubungan apa-apa'' Jawab Dinda

''Itu hanya alasan mu saja, jadi sudah kau siapkan lelaki lain jauh-jauh hari sebelum meminta cerai dari ku, ingat Dinda kau adalah Istri ku sampai kapan pun kau Istri ku''

''Iya aku Istri mu Tuan, tapi hanya Istri pengganti yang tak pernah kau anggap selama ini'' Jawab Dinda yang tersalut emosi, Irfan pun terdiam mendengar jawaban Dinda karna memang benar ada nya apa yang Dinda ucapkan.

''Apakah anda pikir aku mau berada di posisi ini, apakah aku mau menggantikan Natasya sebagai Istri mu, jika aku bisa memutar waktu aku tak ingin menikah dengan mu'' Sambung Dinda dengan terisak.

Irfan terdiam tak bisa berkata apa-apa lagi dan memilih keluar menuju balkon kamar meninggalkan Dinda di kamar, tak ingin terus berdebat dan ingin menjernihkan pikirannya agar tak terus-terusan tersalut emosi nya.

Di balkon Irfan mengisap sebatang rokok dan memikirkan perkataan Dinda yang semua benar ada nya bahwa selama ini Irfan tak pernah peduli dengan nya.

''Di saat aku ingin memulai semua ini kenapa malah jadi semakin rumit seperti ini, kenapa aku tiba-tiba emosi saat melihat laki-laki itu menelpon nya. '' Batin Irfan bertanya-tanya sendiri .

tbc.....

Terpopuler

Comments

Amelya Ratulangi

Amelya Ratulangi

di sini ngk usah protes dengan sifatnx Dinda blng ini lh itu lhh,,,bagi aku itu wajar2 SJ kn selama ini mmng ngk di anggap

2024-03-15

1

Ernadina 86

Ernadina 86

kelamaan mikir sih..mana 7 bulan boro2 ngasih nafkah ngobrol aja enggak

2024-03-11

1

Ratu Fadira

Ratu Fadira

disini kurang bgt suka sm sikap dinda, mungkin nanti bisa berubah ya thor

2024-03-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!