Bab 2

Di dalam ruangan rawat Adinda semua orang sedang menunggu kedatangan Irfan.

Semua orang di kabarkan oleh kelvin bahwa hari ini Tuan muda Irfan akan melangsungkan akad nikah denagan Adinda, hanya di hadiri oleh Orangtua Irfan, Tuan Romi selaku Wali dari Adinda karna kedua orang tua Adinda sudah meninggal, Weny asisten Adinda, Penghulu dan beberapa Dokter saja sebagai saksi nikah...

"Dinda apa kamu bersedia menikah dengan tuan muda Irfan... ???" tanya Om Romi...

Adinda tak menjawab hanya menitikan air mata,. ...

"Nak.... maafkan kami yang seolah memaksa mu menikah dengan Irfan," ucap Nyonya Rose Mama dari Irfan...

"Saya tidak tau harus bertindak seperti apa Nyonya" jawab Adinda, "saya tidak ingin mengecewakan Natasya, mungkin hanya dengan memenuhi permintaan terakhirnya akan membuat dia tenang dan bahgia di sana. Tapi saya tidak mengenali Tuan Irfan begitu juga sebaliknya " sambung Adinda lagi di sela-sela tangis nya...

Semua terdiam mendengarkan penuturan Adinda.. ,

Selamat siang semua sapa Kelvin saat memasuki ruangan Adinda yang di ikuti oleh Irfan di belakang. Irfan terlihat tanpa ekspresi apapun.

"Baiklah jika semua sudah hadir saya rasa acara sudah bisa kita mulai" ucap sang Penghulu

"SAH....." Ucap para saksi,Adinda hanya meneteskan air mata,

"Sya kamu bilang jatuh cinta itu menyenangkan, tapi kenapa aku malah menjadi pengantin pengganti mu Sya..?" batin Adinda...

Irfan hanya terdiam wajah nya tak menunjukan ekspresi apapun,.

Setelah selesai acara Irfan langsung pamit dari semua orang, "vin kita ke kantor " ucap Irfan...

"baik bos" jawab Kelvin

ini hanya lah sebuah pernikah biasa saja jauh dari kata sederhana apalagi mewah, pernikahan yang tidak di inginkan oleh kedua mempelai, tidak ada acara makan-makan setelah Akad apalagi kecupan di kening. Melihat Adinda pun tidak di lakukan Irfan, bagi Irfan dan Adinda pernikahan ini hanyalah memenuhi permintaan Natasya saja.

Seminggu berlalu setelah Akad nikah Dinda dan Irfan, hari ini Dinda di bolehkan pulang. Walau tangan nya belum sembuh total hanya perlu melalukukan terapi rutin, setelah Akad nikah Irfan tak pernah datang menemui Adinda di rumah sakit, tapi Adinda tak ambil pusing malah Adinda bersyukur irfan tak datang menjenguknya karna Adinda bingung harus berhadapan dengan Irfan, apa yang harus di bicarakan Adinda pun tak tahu,

"Din... apa aku harus mengabari tuan Irfan bahwa kamu sudah di bolehin pulang" ucap Weny..

"Hah.. untuk apa ngabari tuan Irfan Wen...??? udah gax usah ngerepotin orang Wen, kita pulang saja anggab aja kayak biasa Wen seperti gak terjadi apa-apa antara aku dan tuan Irfan.''jawab Adinda.

"Tapi Din kamu kan istrinya"

"Cuma istri pengganti Wennnn" sela Adinda cepat, Weny terdiam mendengar ucapan Adinda.

Di perusahaan Irfan yang sedang sibuk memeriksa berkas di kejutkan dengan kedatangan Nyonya Rose tiba-tiba,

"Ma,.... ada apa Mama tumben sekali datang ke kantor Irfan...?" tanya Irfan pada sang Mama

"Fan... apa kamu gak peduli dengan Adinda??? hari ini Adinda keluar dari rumah sakit Fan !!" jawab sang Mama

"Irfan tau Ma"

''Kamu tau tapi kmu gx peduli. Fan dia Istri kamu loh,,, tanggung jawab kamu" smbung sanng Mama lagi, irfan hanya diam tak menjawab.

Sesampai di rumah Dinda langsung istirahat ke kamar sedangkan Weni memeriksa jadwal weding yg harus mereka urus di kamar nya agar clien tidak ada yang complain, karena beberapa hari ini Weny mengurus Adinda di rumah sakit,,,

Setelah beberapa kali terapi tangan Adinda sudah mulai bisa di gerakkan, sekarang Adinda pun sudah mulai kembali beraktifitas seperti biasa walau sedikit kesusahan mengangkat tangan. Hari ini tepat satu bulan kepergian Natasya, setelah dari mengecek lokasi weding yang akan mereka urus Dinda dan Weny berencana ingin mengunjungi makam Natasya.

Setelah kepulangan Dinda dari makam Natasya terlihat Irfan dan Kelvin yang datang mengunjungi makam Natasya,

"Vin seperti ada yang baru datang, lihatlah ada bunga segar di sini" ucap irfan,,,

"Iya Tuan Muda, Nona Dinda yang baru saja mengunjungi Nona Natasya tadi siang" jawab Kelvin....

Kelvin sudah memerintahkan anak buah nya untuk menjaga dan mengawasi Nona muda nya walau tanpa sepengetahuan Irfan.

''Adinda" Irfan seolah lupa dengan keberadaan Adinda,

"Gimana kabar Dinda Vin...??? " tanya irfan, Kelvin sedikit terkejut mendengar pertanyaan Tuan nya, selama sebulan pernikahan tak sekalipun Irfan menanyakan perihal Adinda. "Nona sudah semakin membaik Tuan, tangan Nona pun sudah bisa di gerakkan. Bahkan Nona sudah mulai kembali bekerja Tuan." jawab Kelvin panjang lebar...

"Bekerja ??? apa dia akan kelaparan jika tidak bekerja, bahkan dalam keadaan sakit pun dia bekerja. apa pekerjaan nya Vin ?" tanya Irfan penasaran,

"Sebagai WO Tuan Muda"Irfan hanya diam tak menjawab,

Setelah memanjatkan beberapa doa dan sedikit berkeluh kesah di makam Anastasya Irfan kembali pulang ke apartemen, selama ini Irfan lebih sering menghabiskan waktu di Apartemen di bandingkan Mansion Orangtua nya.

Di akhir pekan Adinda dan Weny sedang bermalas-malasan di rumah, karna hari ini mereka tidak ada pekerjaan.

Tok.. tok.. tok.. suara ketukan pintu kamar Adinda,

"Nona ada tamu di luar ingin bertemu dengan Nona" ucap bik Marni asisten rumah tangga Adinda, bi Marni sudah bekerja dengan keluarga Adinda belasan tahun, dari kedua Orang tua Adinda masih hidup dulu.,

"Siapa bik,..?? kok tumben ada yang bertamu pagi-pagi." ucap Adinda,

"Gax tau Non, bibik juga gx kenal keknya baru pertama deh orang itu bertamu kemari Non" ucap bik Marni lagi...

"Ya udah bik suruh tunggu aja, bentar lagi Dinda turun" bik Marni hanya mengangguk patuh...

"Nyonya Rose" ucap Adinda saat melihat siapa tamu yang datang, Dinda sangat terkejut kenapa Ibu Mertua nya bisa datang kemari pagi-pagi,

"Dinda... apa hari ini kamu sibuk sayang ?" tanya Nyonya Rose,

"Hari ini tidak ada jadwal apa-apa sih Nyonya," jawab Dinda,

"Jangan panggil Nyonya sayang, panggil Mama. Kamu kan menantu Maama" ucap Nyonya Rose seraya menggenggam tangan Adinda..., serrrttt getaran aneh dalam hati Adinda saat Nyonya Rose menyuruhnya panggil Mama, entah perasaan senang atau sedih Dinda tak dapat mengartikannya.

"Jika kamu gax sibuk Mama mau ajak kamu jalan-jalan, apa kamu kebratan Din .??'' Ucap Nyonya Rose. Adinda bingung harus gimana mau nolak gax enak, mau nerima ajakan rasanya canggung, Dinda berfikir sejenak

"Baiklah Nyonya tunggu sebentar Dinda ganti baju" Ucap Dinda kemudian,

"Oke Syang" Jawab Nyonya Rose kegirangan

"Aku harus dekati Adinda dulu biar dia bisa dekat sma Irfan, kalo nungguin mereka dekat sendiri sempek lebaran monyet belum tentu bisa. Kalau gini terus aku gak bakalan punya cucu, Irfan memeng gak bisa di harap" batin Nyonya Rose.

Weni yang baru bangun tidur kecarian Adinda "Bik... bik ... Dinda mana bik , kok gak ada di kamaar" Ucap Weni

"Non Dinda udah keluar sama...... gak tau deh Non, tadi ada yang datang pagi-pagi ngajak Non Dinda keluar" Ucap bi Marni..

"Ohh ya udah deh bik" jawab Weni lagi... "Dinda keluar sama siapaya?" batin Weni penasaran....

tbc......

Terpopuler

Comments

Maria Suharti

Maria Suharti

tuan Irfan tdk peduli
entar d tinggalin baru steres sendiri

2024-04-11

0

Yuli Yuli

Yuli Yuli

pokoknya lari maraton gerak CPT biar CPT kelar

2024-03-27

1

Masdalifah

Masdalifah

visual nya thoooor 😭

2024-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!