Bab 14

Sesampai nya mereka di rumah, sudah di tunggu oleh Tuan Mario, ayah nya Irfan yang baru saja pulang dari luar kota juga.

Irfan masuk ke dalam rumah menggunakan kursi roda, padahal Irfan bisa berjalan karna kaki nya tidak apa-apa, yang cedera tangan nya, tapi tidak di izinkan berjalan oleh Mama Rose.

Saat sudah mengantarkan Irfan ke kamar nya, Dinda di ajak ke bawah oleh Mama Rose, karna da yang ingin di katakan.

''Din... tinggal lah beberapa hari di sini, sampai keadaan Irfan membaik.'' Ucap Mama Rose, Dinda berfikir sejenak lalu menjawab

''Baik Maa, tapi Dinda harus pulang dulu untuk mengambil beberapa keperluan saat di sini'' Jawab Dinda akhir nya, karna merasa kasihan melihat keadaan Irfan saat ini, apa lagi mengingat dirinya adalah Istri Irfan, jadi dia berfikir harus merawat Irfan selama dia sakit, Nyonya Rose sangat senang sekali mendengar jawaban Dinda.

''Terimakasih nak, sudah mau menemai Mama dan Irfan di sini '' Ucap Mama Rose

''Tak perlu berterimakasih Maa'' Jawab Dinda

''Maa, Dinda pulang ya, nanti malam Dinda kembali lagi.'' Pamit Dinda.

''Iya nak, hati-hati ya.''

Setelah Dinda pulang, Mama Rose kembali ke kamar Irfan

''Dinda di mana Ma?'' Tanya Irfan, saat melihat Mama nya hanya sendiri.

''Dinda sudah pulang Fan'' Jawab Mama datar.

''Diinda pulang, tapi kenapa dia tidak pamitan sama Irfan.??''

''Mama gak tau, kata nya dia ada keperluan harus pulang'' Bohong sang Mama ''Istirahat lah Nak, Mama mau turun dulu'' Sambung sang Mama

''Hmmm ''

''Dinda pulang tanpa berkata apapun pada ku, apa dia tak bisa menerima ku karna selama ini aku tak menganggap nya, tapi aku kan lagi sakit harus ada yang merawat,apa dia tidak berpikir tangan ku tak bisa di gerakkan, sok-sok ada keperluan padahal memang tak mau merawat ku'' Batin Irfan yang merasa kesal, karna Dinda sudah pulang.

Sedangkan di rumah, dDinda sedang membereskan barang-barang yang di perlukan untuk di bawa menginap di rumah Irfan. Saat hendak pergi, Dinda ke kamar Weny dulu untuk memberitahu kan nya.

Tok.... Tok.. Tok. '' Masuk '' Ucap Weny di dalam

''Din... kamu udah pulang, gimana kabar Tuan Irfan ..??''

''iya Wen... Tuan Irfan mengalami cedera di kepala dan tangan nya Wen,''

''Ohh gitu, semoga aja cepat sembuh Din, kasian orang tampan sakit lama-lama '' Candaan Weny,

''Iya Wen, oh ya Wen aku mau pamitan ni''

''Lahh, mau kmana lgi Din, baru aja pulang''

''Mama Rose minta aku nginap di sana beberapa hari, selama Tuan Irfan sakit''

''Ohh...... Jadi, cerita nya mau ngerawat pak Suami yang sedang sakit ni''Goda Weny.

''Ihh apaan sih, Wennn'' Wajah Dinda sudah merona.

''Aku cuma gak enak hati aja mau nolak, Mama Rose minta aku nginap di sana''

''Alahhh, gak enak hati atau mulai ada hati ni sama pak Suami tampan itu'' Goda Weni lagi

''Jangan ngaco deh Wen, aku pergi dulu'' Dinda buru-buru keluar, karena malu Weny menggoda nya,

''Oyaa, hati-hati Din lambaikan tangan jika sudah tak sanggub menahan prasaan'' Weny tersenyum bahagia di kamar, berharap semoga Dinda dan Irfan cepat bersatu.

Saat makan malam, Dinda sudah berada di Mension keluarga Irfan dan langsung duduk di meja makan untuk makan malam bersama Papa dan Mama Mertua nya.

Selesai makan malam, Dinda naik ke atas membawa makan malam untuk Irfan yang di ikuti Bik Asih di belakang seraya menyeret koper nya Dinda.

Bik Asih membuka pintu kamar Irfan

''Selamat malam Tuan Muda''

''Malam, masuk Bi '' Jawab Ifan yang kembali fokus dengan hp di tangan kiri nya, Irfan mengira Bik Asih datang membawa nya makan malam.

Dinda berjalan mendekat ke kasur dan meletak kan makanan di nakas samping kasur, Irfan terkejut melihat Dinda yang bawakan makan malam nya, karna kata sang Mama Dinda sudah pulang tadi.

''Mama bilang tadi kamu udah pulang ''

''Iya Tuan, tadi saya pulang sebentar''

''Ooh'' Cuek Irfan, padahal dia senang karna Dinda balik lagi.

Saat sudah membereskan barang Dinda di lemari Irfan, Bik Asih pamit keluar meninggalkan Dinda dan Irfan di sana.

''Nona, saya permisi dulu, barang-barang nya sudah Bibik beresin di lemari ya Non'' Ucap Bik Asih sopan

''Baik Bik, makasih ya Bik,'' Jawab Dinda

''Iya Non'' Seraya menggangguk dan keluar dari kamar.

''*B*arang apa,? apa Dinda akan nginap lama di sini sampe bawak barang-barang, mungkin aja dia mau merawat ku,'' Batin Irfan seraya senyum-senyum sendiri

''Tuan, makan dulu'' Ucap Dinda kemudian. Saat melihat Irfan senyum-senyum gak jelas.

Dinda menyuapi Irfan, sedangkan yang di suapi hanya memerhatikan Dinda saat makanan masuk ke mulut nya, tanpa di sadari Irfan mulai ada persaan untuk Dinda.

Saat sudah selesai menyuapi dan Irfan pun sudah meminum obat nya, Dinda membereskan sisa makanan dan hendak pergi menyimpan nya ke dapur.

''Tak perlu keluar, biar pelayan yang datang mengambil'' Ucap Irfan seraya menakan bel di kamar nya memanggil pelayan datang

''Istirahat lah Tuan'' Ucap Dinda

''Maakasih Din.''

''Untuk apa ..?''

''Untuk... Mmm untukk aku istirahat dulu'' Jawab Irfan tergagap tak tau menjawab apa,

lalu Dinda berjalan ke kamar mandi untuk brganti baju, saat kembali Dinda melihat Irfan sudah terlelap mungkin efek obat yang d minum nya tadi, Dinda mengambil bantal dan tidur di sofa dia tidak tidur di kamar tamu takut Irfan butuh sesuatu nanti.

Sedangkan di kamar nya sang Mama sedang berbahagia, karna Dinda bersedia merawat Irfan yang tengah sakit.

''Paaa... Menurut Papa hubungan Irfan dan Dinda gimana ??''

''Gimana apa nya Ma .??'' Bingung sang Papa

''Iiih Papa ni lemot deh, gimana menurut pandangan Papa ada sudah ada kemajuan''

''Yqa seperti yang Papa liat sih Irfan udah mulai buka hati untuk Dinda''

''Nah kan benar dugaan Mama, Mama rasa juga gitu Pa..''

''Kalau Mama dah tau teruss ngapain tanya sama Papa lagi''

''Mama kan gak mau bersasumsi sendiri Pa, kayak nya Dinda pun udah mulai peduli deh sama Irfan Pa, ''

''Baguslah Ma, kalau mereka udah bisa saling menerima''

''Iyaa Paa, semoga aja mereka cepat-ceat kasih Mama Cucu, udah gak sabar Mama mau dengar suara tangisan bayi di rumah ini'' Ucap sang Mama sambil menghayal sedikit.

''Yeeee Mama mikir nya kejauhan, baru juga mau membuka hati udah mikir cepat dapat cucu'' Ucap sang Suami seraya menepok jidat nya sendiri.

''Kaan ini harapan Mama loh Paa''

''Kejauhan Maaa, udah-udah tidur sana udah malam''

''Tunggu Paa, kira-kira mereka lagi ngapain ya Paaa''Kepo sang Mama

''Udah deh Maa, jangan mikir yang bukan-bukan, Irfan lagi sakit looh, tangan pun tak bisa di gerakkan mau ngapaain coba, tidur sana jangan kebanyakan menghayal yang aneh-aneh'' kesal sang Suami.

Sang Istri pun berbaring membelakangi Suami nya dengan cemberut, karna tak sependapat dengan nya.

tbc....

Terpopuler

Comments

Maria Suharti

Maria Suharti

amin.doa seorang ibu yg tulus pasti d jabah

2024-04-11

1

Yuli Yuli

Yuli Yuli

mama rose malah yg heboh nii.

2024-03-27

1

suraiya 79

suraiya 79

lanjut tor,mantap ceritanya

2024-02-27

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!