"Ya Ara aku fikir itu adalah yang terbaik...aku tak akan membesarkannya tanpa seorang ayah kan...lagi pula siapa yang akan menikahi wanita hina seperti ku..."
jawab Heni menatap kosong pada atap rumah sakit.
"Apa sih yang kau bicarakan Hen...seharusnya kau tak perlu bertindak ceroboh seperti itu..."
"Apa lagi yang bisa aku lakukan Ra...aku juga tak mau memiliki anak yang nantinya mempunyai sifat tak baik dari ayahnya...bisa gila aku nanti..."
Ara pun hanya terdiam tak bisa menjawab perkataan Heni lagi, karna memang apa yang di katakan oleh Heni memanglah benar adanya.
Hari itu juga Heni sudah di perbolehkan untuk pulang, dan dia kembali pulang ke rumah pribadi Ara. Heni sendiri memang tak memiliki rumah selain rumah 77, pendapatannya sebagai wanita malam memang cukup banyak tapi masih tak cukup untuk membeli sebidang tanah di perkotaan apalagi rumah seperti Ara.
Berbeda dengan Ara yang sedari bergabung dengan rumah 77 memang sudah menjadi wanita favorit disana. Para pelanggan nya juga banyak dari kalangan atas, termasuk pengusaha kaya raya yang suka memberikan tips lebih untuknya.
Dan inilah hasilnya Ara bisa memiliki rumah pribadi sekaligus mobil, uang yang Ara hasilkan juga Ara gunakan untuk membantu sesama termasuk Nura dan Heni sekarang, juga untuk membantu kehidupan di panti asuhan yang Ara berikan setiap minggunya.
"Untuk sementara kalian tinggal disini ya...maaf rumahku memang kecil...semoga kalian betah tinggal disini..."
kata Ara menatap pada Nura dan Heni.
Keduanya tersenyum merasa mempunyai seorang malaikat tanpa sayap yang membantu hidupnya di saat sulit, ya keduanya adalah korban dari Radit, korban cinta palsu dan korban kekerasan yang di lakukan nya.
"Rumah ini sangat besar dan nyaman Ara...aku sangat berterimakasih karna kau telah banyak membantuku..."
jawab Nura dengan penuh senyuman.
"Ya...aku juga sangat berterimakasih karna kau slalu membantu kehidupan ku Ara ..maaf aku sempat tak percaya dengan kata-katamu waktu itu..."
jawab Heni sambil memeluk Ara .
"Sudah-sudah kalian tak perlu berlebihan seperti itu...aku hanya membantu sebisaku...dan kau Heni jangan banyak aktivitas dulu...dokter bilang kau harus beristirahat total selama 3 hari ke depan sampai badanmu kembali pulih.... minum obatmu juga jangan sampai telat..."
kata Ara kembali mengingat kan Heni, karna dia tau pasti, Heni sering lupa kalau sudah menyangkut obat-obatan karna Heni tak suka meminum obat.
"Oh ya...kemana anakmu Nura...apa dia sudah tidur..."
imbuh Ara kepada Nura.
"Ya dia sudah tidur Ra..aku menaruhnya di box...maaf ya rumahmu jadi penuh dengan barang-barang ku . "
"Tak apa Nura bersantailah...jangan sungkan...anggap ini adalah rumahmu sendiri..."
jawab Ara santai.
"Apa dokter bilang begitu padamu... aku ingin segera kembali Ra...aku hanya ijin 2 hari sama Bu bos...dia bisa marah nanti..."
kata Heni menatap Ara memohon.
"Duuh kau ini jangan susah-susah di bilangain atau kau mau ganti biaya rumah sakitmu tadi...sini..."
jawab Ara ketus menggodai Heni.
"Hehe...ya jangan lah Ra...kau tau kan beberapa hari ini tak ada pelanggan yang datang padaku..."
"Pelanggan... kalian bekerja di satu tempat yang sama..."
tanya Nura.
Heni pun seketika menatap Ara, seakan tatapannya mengatakan pada Ara
apa dia belum tau pekerjaan kita yang sebenarnya...
Ara yang mengetahui arti tatapan Heni segera berkata pada Nura.
"Ya kita satu tempat kerja Nura...pelanggan yang di maksud Heni adalah orang-orang yang mau ingin bekerja sama dengan kita...bisa di bilang partner kerja...kita bekerja di perusahaan yang sama...di posisi yang sama pula..."
kata Ara mengarang cerita.
"Oh gitu...aku memang tak pernah bekerja sebelumnya....jadi aku gak tau apa itu pelanggan, partner atau apapun itu...hehe maklum aku orang desa sebelumnya...kalau boleh masukkan aku di salah satu bagian pekerjaan kalian...di bagian apapun... aku ingin bekerja untuk kelangsungan hidupku nanti...itu pun kalau kalian tak keberatan..."
kata Nura sambil tertawa ringan.
Sementara mbak Sarti hanya mengangguk-angguk faham, dia jadi tak penasaran lagi dengan apa pekerjaan Ara sebenarnya. Meskipun yang dia dengar adalah sebuah kebohongan.
Mendengar jawaban Nura seketika Heni dan Ara terdiam.
waduh salah ngomong nih Ara....
batin Heni
ya gak mungkin lah aku membawa wanita religius seperti Nura bekerja disana...aku saja tak ingin dia tau pekerjaan asliku...apa lagi membawanya bekerja disana...
batin Ara.
"Emm...akan kami tanyakan pada Bu bos nanti Nura...apa dia butuh seorang lagi untuk bekerja disana..."
jawab Heni dengan tersenyum.
"Baiklah aku tunggu kabar baik dari kalian..."
Jawab Heni penuh semangat.
Sementara Ara hanya tersenyum mendengar jawaban dari Heni.
gila nih anak...kasih harapan palsu pada Nura....
batin Ara.
Malam itu pun mereka berbincang banyak hal sebelum akhirnya makan malam bersama dan beristirahat.
Hari pun berganti, mentari sudah menampakkan diri dengan hangatnya tapi Ara masih tampak malas berada di atas ranjangnya.
tubuhku terasa sangat lelah dengan aktivitas beberapa hari ini...ingin rasanya aku tidur seharian ini....
batin Ara memeluk guling nya semakin erat.
Ara dengan malas mengambil ponselnya yang tergeletak di meja kamar tidurnya. Tak seperti biasanya kali ini dia tak mematikan ponsel seperti biasanya. Pengacara yang Ara sewa akan memberikan terus perkembangan tentang kasus Radit melalui ponselnya, itu yang membuat Ara enggan untuk mematikannya.
Dan benar saja Ara melihat sebuah pesan dari nomor sang pengacara.
hari ini tersangka Radit telah di tangkap dan di tahan di kantor polisi.
Ara merasa lega karna pria yang telah menyakiti sahabatnya kini telah berada di penjara meski bukan karna Heni tapi karna Nura.
Seketika Ara seperti mempunyai semangat untuk bangun ingin memberitahukan berita itu pada kedua wanita yang ada di lantai bawah rumahnya.
Baru saja berjalan dan membuka pintu kamarnya, Ara di kagetkan dengan adanya Nura yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya.
"Baru saja aku ingin mengajakmu sarapan Ara...kau sudah bangun rupanya..."
kata Nura tersenyum pada Ara.
"Oh hey Nura...ya aku baru saja bangun..hehe iya sebentar lagi aku akan turun sarapan... ada hal penting yang ingin aku kabarkan dulu pada kalian..."
"Ada apa Ra .."
kini Nura berwajah penasaran.
" Radit telah di tangkap semalam...dia sekarang sudah berada di kantor polisi...itu pesan dari pengacara...aku baru membacanya tadi pagi... "
kata Ara dengan tersenyum lebar.
"Oh syukurlah kini aku bisa tenang karna dia telah tertangkap...setidaknya dia tak bisa mencariku lagi..."
Nura pun bernafas lega.
"Tentu saja Nura memangnya apa yang bisa dia lakukan...kau tentu aman disini..."
"Terimakasih Ara...kau sungguh orang berhati baik...aku beruntung bisa bertemu denganmu...".
"Sama-sama Nura..."
jawab Ara sambil menepuk bahu Nura lembut.
"Turunlah dulu...aku akan menyusul mu sebentar lagi. ."
imbuh Ara lagi.
Dan Nura pun hanya mengangguk memutar tubuhnya, sekilas dia dapat melihat seluruh isi dari kamar Ara.
apa yang ada di tatakan kaca di kamar Ara...aku seperti pernah melihat benda itu sebelumnya...
Batin Nura berjalan turun sambil berusaha mengingat-ingat.
.
.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Mie Siau
keren...
2022-12-09
0