Haris

Ara tak menjawab, dia hanya memandang pria yang sudah berada di sebelahnya, menyadari pria itu melihat air matanya, Ara segera menghapus nya.

"Biarkan...jangan menghapus air matamu...keluarkan semuanya...kau akan lega nanti...itu juga yang selalu aku lakukan ketika aku bersedih..."

kata sang pria dengan menyesap segelas anggur merah yang masih tampak penuh.

sebenarnya siapa dia...aku tak mengenalnya juga tak pernah melihatnya...

batin Ara terus menatap pria itu.

"Kau selalu terlihat bahagia dengan senyuman manismu itu....tapi ketika kau sendiri apa kau selalu menangis seperti ini...memang benar ya...wajah tak selalu menggambarkan apa yang ada di dalam hati seseorang.... iya kan..."

"Kau siapa..."

tanya Ara dengan suara sedikit serak karna tercekat air mata yang terasa mengalir di tenggorokannya.

"Kau salah satu wanita di rumah 77 kan..."

kata pria itu sambil menaikkan kedua alisnya.

dia tau siapa aku....bahkan rumah 77 jauh dari sini kan...apa dia salah satu pelanggan ku ..tapi aku sama sekali tak dapat mengingat wajahnya...

batin Ara semakin penasaran dengan pria yang ada di sebelahnya ini.

"Apa kaau..."

belum sempat Ara meneruskan kalimatnya, pria tersebut langsung memotongnya.

Seakan tau apa yang sedang Ara fikirkan dia pun berkata.

"Bukan...aku tak pernah menghabiskan malam denganmu....aku tak pernah menyewamu..."

"Lalu.."

jawab Ara.

"Aku hanyalah seorang body guard...salah satu body guard seorang yang sering kau layani....dan aku sudah hafal betul dengan wajahmu...kalau boleh tau siapa namamu...kenalkan aku Haris...."

jawab sang pria dengan mengulurkan tangannya.

"Siapa....siapa nama majikanmu...aku Ara...ya salam kenal Haris..."

Ara menjabat tangan Haris.

"Tuan muda Sam...Samuel...aku bekerja untuknya..."

Seketika Ara pun mengangguk-angguk faham, dia mengingat siapa nama orang yang disebut, dan benar memang Sam sering menyewa Ara untuk menemani malamnya.

"Jika aku boleh tau kenapa kau menangis...dan ya...kenapa kau bisa berada disini...club ini jauh dari rumah 77 bukan...apa ada seorang yang sedang menyewamu disini..."

kata pria itu lagi mencecar Ara dengan banyak pertanyaan.

"Tak apa...aku hanya sedang ingin menangis...tidak...tak ada yang menyewaku..aku sendiri disini....kebetulan aku ingin sekali berkunjung ke club ini...club ini terkenal dengan rasa khas anggur merahnya kan...aku ingin mencobanya..."

kata Ara santai sambil menyuapkan lagi es cream ke mulutnya.

"Kau mengatakan ingin meminum anggur disini tapi kau sedang memakan es cream sekarang...apa itu masuk akal..."

kata Haris tertawa ringan.

"Katakan saja alasan kenapa kau menangis...aku adalah seorang pendengar yang baik dan juga mampu menjaga rahasia dengan baik..."

imbuh Haris lagi.

Ya ampun pria ini benar-benar suka berbicara...bagaimana caraku mengusirnya dari sini...aku benar-benar ingin sendiri...

batin Ara.

"Cobalah untuk bercerita pada orang lain...itu akan mengurangi beban fikiranmu aku yakin itu..."

imbuhnya lagi.

Tak mendapat jawaban dari Ara, Haris pun berkata lagi.

"Hmm..baiklah kalau kau tak mau...aku akan pergi...rupanya kau tak menyukai kehadiranku..."

imbuh Haris lagi sudah berdiri dari sofa yang dia duduki.

Ya dia mungkin benar dengan bercerita akan mengurangi beban fikiranku...

batin Ara, dia segera berkata sebelum Haris benar-benar pergi dari sisinya.

"Aku hanya kesepian..."

kata Ara sedikit keras agar Haris mendengar dan mengurungkan niatnya untuk pergi.

"Haha seorang wanita malam merasa kesepian....dan sampai menangis sendirian di sebuah club..."

kata Haris menatap Ara dengan posisi berdiri.

"Hmm....tapi itulah kenyataannya...aku slalu kesepian...aku tak memiliki siapa pun..."

kata Ara tak menatap Haris sama sekali, karna air matanya ingin jatuh lagi.

"Kau selalu kesepian karna kau tak memiliki cinta Ara....kau adalah cinta semalam banyak pria...tapi kau sendiri tak mengerti arti cinta dan tak memilikinya....carilah dan cintailah seorang pria..maka kau tak akan sendirian lagi..."

Jawab Haris santai dengan menyesap anggurnya.

"Maksudmu..."

jawab Ara penuh tanya.

"Aku yakin kau tak pernah mencintai seseorang kan....kau hanya bersama pria karna uangnya ...jika kau bisa mendapatkan dan mencintai seorang pria dengan tulus kau akan merasakan segala kebahagiaan dalam hidupmu....itulah cinta...cinta adalah warna dari kehidupan...tanpa cinta kau akan hampa...ingat lah kata-kataku...carilah pria yang mencintaimu dengan tulus maka kau akan mendapatkan kebahagiaan... kau tak akan kesepian lagi...."

jawab Haris panjang lebar, lalu segera berlalu pergi meninggalkan Ara dengan seribu tanya.

"Cinta..."

kata Ara lirih.

apa aku bisa mencintai seorang pria...menurutku semua pria sama saja...dan lagi-lagi dia benar...aku tak pernah mengerti cinta dan mencintai seorang pun....apa dia benar...apa itu yang membuat hidupku terasa hampa...

batin Ara

Ara terus saja menatap punggung Haris yang bahkan sudah mulai menghilang dari pandangan.

Tapi siapa yang akan mencintai wanita sepertiku...pria bahkan hanya menginginkan tubuhku tak lebih dari itu...

batin Ara lagi getir.

Setelah lama berperang sendiri dengan fikirannya di club itu, akhirnya Ara pun memutuskan untuk pulang.

Telah sampai di pintu keluar, Ara kembali bertemu dengan Haris, dia tersenyum melihat Ara dan kembali mendekatinya.

"Kau sudah ingin pulang..."

tanya Haris berjalan mendekati Ara.

"Hmmm..."

jawab Ara hanya dengan deheman.

dia sedang mabuk...mau bicara apa lagi dia...cara jalannya saja sudah tak karuan..

batin Ara menatap Haris dengan mengernyitkan dahinya.

"Kau ingat kataku tadi kan...cinta...kau butuh cinta Ara....dan aku kasih tau info satu lagi...tuan muda Sam tak akan menyewamu lagi...hari ini dia menikahi seorang wanita yang dia cintai...kau tak akan di butuhkan lagi..."

kata Haris sambil tertawa ringan.

"Pemabuk mana bisa di percaya...dasar..."

jawab Ara berlalu, sambil mengibaskan tangannya ke udara.

"Aku tak berbohong Ara....tuan Sam sudah beristri .."

teriak Sam masih memandang Ara yang sudah mulai pergi.

"Memangnya kenapa kalau sudah beristri itu juga bukan urusanku kan...masih banyak pria yang akan membutuhkan ku...bukan hanya si Sam saja...info tidak berbobot..."

gumam Ara sambil terus berjalan menuju mobilnya.

Memang selama ini kebanyakan pria yang menyewaku adalah pengusaha muda yang belum menikah....lalu bagaimana kalau mereka semua sudah menikah...apa mereka tak akan membutuhkanku lagi...atau mereka masih menyewaku tapi tak akan memberikan tips padaku atau hadiah-hadiah mewah itu...bagaimana jika itu semua terjadi....

aahh siaal...kenapa aku harus bertemu dengan si Haris itu sih...aku baru mengenalnya tapi kata-katanya terasa menusuk di telinga...membuat fikiranku semakin tak karuan saja...dan ya...apa dia bilang ..cinta...persetan dengan cinta...tanpa cinta pun aku bisa hidup bahagia...uang...hanya uang yang aku butuhkan....

batin Ara kesal, sambil terus mengemudikan mobilnya pulang menuju rumah pribadinya.

.

.

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

♡Ñùř♡

♡Ñùř♡

yah tebakan ku salah,ku kira td yg donatur itu,eh ternyata bukan😅
Mksih thor udah up lg🤗
next lg thor semangat

2022-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Hotel
2 Susi
3 Tugas Minggu depan
4 Kucing penurut
5 Banyak Hadiah
6 Rumah Ara
7 Panti Asuhan
8 Kesepian
9 Haris
10 Pria misterius
11 Makanan asam
12 Kekasih Heni
13 Radit
14 Nura
15 Pergi
16 Rumah sakit
17 Tertangkap
18 Ingatan Nura
19 Pria muda
20 Keponakan
21 Dia lagi
22 Percaya diri
23 Keluar kota
24 Dress tipis
25 Ketahuan
26 Pertengkaran
27 Kekasih
28 Rahasia kita
29 Tebusan
30 Rencana perjalanan
31 Pondok pesantren
32 Saudara kembar
33 Pencarian
34 Masakan Ara
35 Semakin terbuka
36 Istana jodi
37 Orangtua Jodi
38 Wanita malam
39 Di usir
40 Hilang arah
41 Surat
42 Surat balasan
43 Chandra
44 Jaket
45 Rumah Chandra
46 Undangan
47 Kecewa
48 Ingin sendiri
49 Meminta maaf
50 Bungkusan
51 Menghindar
52 Terluka
53 kesaksian Ara
54 Lebih dari teman
55 Otak perampokan
56 Penjaga
57 Makan malam
58 Salah sangka
59 Restoran
60 Kekasih
61 Ijin menikah
62 Makan malam
63 Cincin perak
64 Desa
65 Kedatangan Lilia
66 Restu Lilia
67 Tetap menerima
68 Minggu depan
69 Pernikahan
70 Kecewa
71 Keluarga Alma
72 Tergganggu
73 Malam pertama
74 Penutup mata
75 Permintaan maaf
76 Amarah
77 Pengakuan Asisten Emir
78 Terbongkar
79 Sakit
80 Anakku
81 Kisah lalu
82 Tangis
83 Haris dan Heni
84 Kesempatan kedua
85 Tak rela
86 Tes kehamilan
87 Hasil lab
88 Rencana lamaran
89 Kedatangan Emir
90 Senasib
91 Kisah lalu Lilia
92 Tes DNA
93 Keburukan Emir
94 Bangkit
95 Rindu
96 Tinggal di desa
97 Darah
98 Keguguran
99 Penolakan
100 Adam
101 Ta'aruf
102 Lamaran
103 Keraguan
104 Pernikahan
105 Tidur
106 Kota
107 Panggilan Tuan
108 Adam Mustofa
109 Istana Adam
110 Mulai terbiasa
111 Taman
112 Peresmian gedung
113 Bertemu keluarga
114 End
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Hotel
2
Susi
3
Tugas Minggu depan
4
Kucing penurut
5
Banyak Hadiah
6
Rumah Ara
7
Panti Asuhan
8
Kesepian
9
Haris
10
Pria misterius
11
Makanan asam
12
Kekasih Heni
13
Radit
14
Nura
15
Pergi
16
Rumah sakit
17
Tertangkap
18
Ingatan Nura
19
Pria muda
20
Keponakan
21
Dia lagi
22
Percaya diri
23
Keluar kota
24
Dress tipis
25
Ketahuan
26
Pertengkaran
27
Kekasih
28
Rahasia kita
29
Tebusan
30
Rencana perjalanan
31
Pondok pesantren
32
Saudara kembar
33
Pencarian
34
Masakan Ara
35
Semakin terbuka
36
Istana jodi
37
Orangtua Jodi
38
Wanita malam
39
Di usir
40
Hilang arah
41
Surat
42
Surat balasan
43
Chandra
44
Jaket
45
Rumah Chandra
46
Undangan
47
Kecewa
48
Ingin sendiri
49
Meminta maaf
50
Bungkusan
51
Menghindar
52
Terluka
53
kesaksian Ara
54
Lebih dari teman
55
Otak perampokan
56
Penjaga
57
Makan malam
58
Salah sangka
59
Restoran
60
Kekasih
61
Ijin menikah
62
Makan malam
63
Cincin perak
64
Desa
65
Kedatangan Lilia
66
Restu Lilia
67
Tetap menerima
68
Minggu depan
69
Pernikahan
70
Kecewa
71
Keluarga Alma
72
Tergganggu
73
Malam pertama
74
Penutup mata
75
Permintaan maaf
76
Amarah
77
Pengakuan Asisten Emir
78
Terbongkar
79
Sakit
80
Anakku
81
Kisah lalu
82
Tangis
83
Haris dan Heni
84
Kesempatan kedua
85
Tak rela
86
Tes kehamilan
87
Hasil lab
88
Rencana lamaran
89
Kedatangan Emir
90
Senasib
91
Kisah lalu Lilia
92
Tes DNA
93
Keburukan Emir
94
Bangkit
95
Rindu
96
Tinggal di desa
97
Darah
98
Keguguran
99
Penolakan
100
Adam
101
Ta'aruf
102
Lamaran
103
Keraguan
104
Pernikahan
105
Tidur
106
Kota
107
Panggilan Tuan
108
Adam Mustofa
109
Istana Adam
110
Mulai terbiasa
111
Taman
112
Peresmian gedung
113
Bertemu keluarga
114
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!