Panti Asuhan

Batu giok itu membentuk sebuah ukiran berbentuk sebuah ular cobra yang melingkar dan menjulurkan lidahnya. Batu itu juga berada di sebuah tatakan emas dan jika di cermati di belakang nya ada sebuah inisial huruf " A ", ntah apa artinya tapi itulah dasar kenapa Ara memilih nama panggilannya sekarang.

Namanya Tamara, hanya Tamara tak ada nama lain tersemat di belakangnya. Bayi mungil Ara di tinggalkan begitu saja di depan panti asuhan, tanpa surat tanpa nama hanya setelan baju, dan selimut tipis yang menutupi tubuhnya juga sebuah batu giok yang tergeletak di sebelahnya.

Sifat Ara yang selalu periang, murah senyum juga mudah bergaul membuatnya mudah akrab dengan siapa saja. Ara biasa di panggil Rara sewaktu dia di panti asuhan.

Rara kecil suka sekali bermain boneka, ketika para dermawan memberikan beberapa sumbangan boneka ke panti asuhan, Rara adalah anak nomer satu yang antusias dengan boneka-boneka itu.

Wajahnya yang memang cantik sedari kecil juga mampu membuat banyak pasangan ingin mengadopsinya, tapi Ara selalu saja menolak dan tak ingin pergi dari panti asuhan.

Dia tak mau meninggalkan para pengasuh yang sudah sangat menyayanginya sedari kecil. Dia juga tak mau meninggalkan Heni teman bermain sekaligus sahabat baiknya.

Usia Heni lebih tua 2 tahun dari Ara, dulu Heni di titipkan di panti asuhan ketika berusia 3 tahun saat dirinya sudah berjalan, berbicara bahkan sudah mengingat dengan jelas wajah kedua orangtuanya.

Orangtuanya mengatakan, Heni untuk bermain disana dan akan segera menjemputnya, tapi setelah hari itu Heni tak pernah lagi melihat wajah kedua orangtuanya.

Sedih, marah, kecewa jelas tergambar di wajah Heni saat dia kembali mengingat saat-saat itu. Heni sendiri tak seperti Ara, dia lebih banyak diam, dia akan bergaul dengan orang-orang yang dia sukai saja.

Sebab itu juga tak ada yang pernah berniat untuk mengadopsi Heni dari panti asuhan, selain dia yang pendiam, dia juga sulit di ajak komunikasi dengan orang luar.

Heni yang mempunyai sifat yang sedikit nakal, saat usianya menginjak remaja dia tak mau lagi tinggal di panti asuhan. Dia selalu bilang bosan dengan segala rutinitas disana, apalagi saat para pengasuh menyuruhnya untuk membantu mengurus bayi-bayi kecil yang mulai menangis, Heni tak pernah mau dan lebih memilih untuk pergi ke kamarnya.

Atas semua kondisi itu Heni pun kabur dari panti asuhan untuk mencari kehidupannya sendiri. Saat itu bahkan Ara menangis, mendapati sahabat baiknya telah pergi, dia tak menyangka Heni yang pendiam akan melakukan apa yang slalu dia katakan pada Ara, yaitu kabur dari panti asuhan.

Heni pun berhari-hari berjalan tak tentu arah tujuan, dia kelaparan, tak ada tempat tinggal, tak ada uang untuk makan, dia hanya berjalan di sepanjang jalan. Hingga akhirnya dia dengan tubuh yang sudah lemas pingsan di depan pasar yang kebetulan ada Bu Riris.

Melihat keadaan Heni yang memprihatinkan, Bu Riris pun meminta bantuan orang disana untuk membawa Heni pulang ke rumahnya. Lama di tunggu Heni pun sadar, ketika di tanya Heni darimana dia sama sekali tak menjawab, Heni hanya terdiam tak ingin Bu Riris tau dia dari panti asuhan dan dia akan di kembalikan ke sana.

Heni berpura-pura tak mengingat siapapun tentang dirinya. Dan mulai saat itu Bu Riris membiarkan Heni tinggal disana. Ya Bu Riris sendiri adalah Bu bos sang pemilik rumah 77.

Saat itu Bu bos sudah memiliki banyak wanita, tapi dia tak ingin Heni untuk ikut terjun ke dunia gelap yang dia ciptakan, menurutnya Heni adalah gadis baik dan pendiam, Bu Bos tak ingin merusaknya dengan cara menyuruhnya menjadi salah satu anak buahnya.

Lama tinggal di rumah 77, membantu berbagai kegiatan disana, Heni pun tersadar apa yang setiap hari Bu Bos lakukan pada wanita-wanita yang ada disana, yaitu menjual mereka.

Heni berfikir dia juga akan memperoleh uang dengan menjadi salah satu wanita disana, Heni tak perlu lagi susah-susah mencari pekerjaan. Heni juga berfikir mungkin itu memang takdir Tuhan yang telah di berikan pada Heni. Mempertemukan Heni dengan Bu bos yang menyelamatkan hidupnya, mungkin juga sudah takdir Heni menjadi salah satu wanita malam disana.

Sudah bertahun-tahun menjadi wanita disana, Heni yang sudah hafal dengan daerah tempatnya tinggal hari itu ingin membeli kebutuhan hariannya di sebuah Toko yang tak jauh darisana.

Dia pun terkaget karna Melihat sosok cantik Ara sebagai penjaga toko di sana, lama tak bertemu tak membuat keduanya lupa. Mereka pun saling memeluk merindukan waktu-waktu mereka bersama.

"Rara...kau bekerja disini..."

"Heni apa kabar...kau baik-baik saja..sungguh sejak kau pergi aku sangat merindukanmu..."

"Aku baik-baik saja Ra...kau sendiri gimana...kau kabur juga dari panti..."

"Tidak Hen...aku berpamitan pada mereka aku ingin bekerja...tidak menggantungkan hidup lagi pada mereka..dan ini, sekarang aku bekerja disini...menjaga toko ini..."

Heni pun menatap penampilan Ara yang sederhana.

sayang sekali jika Rara harus bekerja sebagai penjaga toko...

"Berapa bayaranmu di toko ini Ra...apa cukup untuk memenuhi kebutuhanmu...toko ini jarang ada pembeli juga..."

"Ya lumayan cukup lah Hen...kau sendiri bekerja dimana sekarang..."

Tanya Ara melihat penampilan Heni yang jauh berbeda dari dulu, kini Heni tampak modis membawa tas dan memakai sepatu yang terlihat lumayan mahal.

"Kau mau ikut bekerja denganku..."

tanya Heni tampak ragu-ragu.

"Bekerja apa memangnya Hen..."

Dan Heni pun menceritakan pekerjaannya sekarang, awalnya dia ragu mengajak Ara, dia tak mau merusak kehidupan Ara terjerumus dalam dunia malam. Tapi Heni juga tak tega melihat keadaan Ara yang saat itu dalam kekurangan.

Tanpa berfikir panjang pun Ara mau bekerja bersama Heni, dan mulai saat itu dia mengganti nama panggilannya menjadi Ara. Dan keputusannya itu membuat hidup Ara benar-benar berubah, dia menjadi wanita kaya sekarang yang mampu membeli apapun dengan uangnya.

*

Kembali pada Ara yang saat ini berada di rumahnya, selesai beristirahat sebentar merasakan kenyamanan tempat tidurnya. Ara memakan makanan yang sudah mbak Sarti siapkan untuknya, baru kemudian bersiap pergi ke pusat perbelanjaan yang tak jauh dari rumahnya.

Dengan mengendarai mobil, Ara pergi seorang diri, mencari banyak baju anak dan mainan maupun boneka untuk di berikan ke panti asuhan dia dulu tinggal.

Malam itu juga Ara seperti minggu-minggu sebelumnya selalu mengunjungi panti asuhannya dulu. Dia memberikan banyak barang, baju, mainan serta uang untuk membantu kehidupan banyak anak disana.

"Rara...."

sapa ramah sang pengasuh panti asuhan yang melihat Ara datang membawa banyak kantong di tangannya.

"Iya buk...apa kabar..."

Ara meletakkan banyak barang yang dia bawa di sudut ruangan lalu memeluk pengasuh panti yang dulu juga mengasuhnya.

"Baik nak....kau sendiri bagaimana..."

jawab pengasuh itu sambil memeluk hangat Ara.

.

.

.

.

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Menteng Jaya

Menteng Jaya

athor ini sebetulnya peran utamanya sya apa ara sih?.. kok ara mulu yg diceritain

2025-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Hotel
2 Susi
3 Tugas Minggu depan
4 Kucing penurut
5 Banyak Hadiah
6 Rumah Ara
7 Panti Asuhan
8 Kesepian
9 Haris
10 Pria misterius
11 Makanan asam
12 Kekasih Heni
13 Radit
14 Nura
15 Pergi
16 Rumah sakit
17 Tertangkap
18 Ingatan Nura
19 Pria muda
20 Keponakan
21 Dia lagi
22 Percaya diri
23 Keluar kota
24 Dress tipis
25 Ketahuan
26 Pertengkaran
27 Kekasih
28 Rahasia kita
29 Tebusan
30 Rencana perjalanan
31 Pondok pesantren
32 Saudara kembar
33 Pencarian
34 Masakan Ara
35 Semakin terbuka
36 Istana jodi
37 Orangtua Jodi
38 Wanita malam
39 Di usir
40 Hilang arah
41 Surat
42 Surat balasan
43 Chandra
44 Jaket
45 Rumah Chandra
46 Undangan
47 Kecewa
48 Ingin sendiri
49 Meminta maaf
50 Bungkusan
51 Menghindar
52 Terluka
53 kesaksian Ara
54 Lebih dari teman
55 Otak perampokan
56 Penjaga
57 Makan malam
58 Salah sangka
59 Restoran
60 Kekasih
61 Ijin menikah
62 Makan malam
63 Cincin perak
64 Desa
65 Kedatangan Lilia
66 Restu Lilia
67 Tetap menerima
68 Minggu depan
69 Pernikahan
70 Kecewa
71 Keluarga Alma
72 Tergganggu
73 Malam pertama
74 Penutup mata
75 Permintaan maaf
76 Amarah
77 Pengakuan Asisten Emir
78 Terbongkar
79 Sakit
80 Anakku
81 Kisah lalu
82 Tangis
83 Haris dan Heni
84 Kesempatan kedua
85 Tak rela
86 Tes kehamilan
87 Hasil lab
88 Rencana lamaran
89 Kedatangan Emir
90 Senasib
91 Kisah lalu Lilia
92 Tes DNA
93 Keburukan Emir
94 Bangkit
95 Rindu
96 Tinggal di desa
97 Darah
98 Keguguran
99 Penolakan
100 Adam
101 Ta'aruf
102 Lamaran
103 Keraguan
104 Pernikahan
105 Tidur
106 Kota
107 Panggilan Tuan
108 Adam Mustofa
109 Istana Adam
110 Mulai terbiasa
111 Taman
112 Peresmian gedung
113 Bertemu keluarga
114 End
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Hotel
2
Susi
3
Tugas Minggu depan
4
Kucing penurut
5
Banyak Hadiah
6
Rumah Ara
7
Panti Asuhan
8
Kesepian
9
Haris
10
Pria misterius
11
Makanan asam
12
Kekasih Heni
13
Radit
14
Nura
15
Pergi
16
Rumah sakit
17
Tertangkap
18
Ingatan Nura
19
Pria muda
20
Keponakan
21
Dia lagi
22
Percaya diri
23
Keluar kota
24
Dress tipis
25
Ketahuan
26
Pertengkaran
27
Kekasih
28
Rahasia kita
29
Tebusan
30
Rencana perjalanan
31
Pondok pesantren
32
Saudara kembar
33
Pencarian
34
Masakan Ara
35
Semakin terbuka
36
Istana jodi
37
Orangtua Jodi
38
Wanita malam
39
Di usir
40
Hilang arah
41
Surat
42
Surat balasan
43
Chandra
44
Jaket
45
Rumah Chandra
46
Undangan
47
Kecewa
48
Ingin sendiri
49
Meminta maaf
50
Bungkusan
51
Menghindar
52
Terluka
53
kesaksian Ara
54
Lebih dari teman
55
Otak perampokan
56
Penjaga
57
Makan malam
58
Salah sangka
59
Restoran
60
Kekasih
61
Ijin menikah
62
Makan malam
63
Cincin perak
64
Desa
65
Kedatangan Lilia
66
Restu Lilia
67
Tetap menerima
68
Minggu depan
69
Pernikahan
70
Kecewa
71
Keluarga Alma
72
Tergganggu
73
Malam pertama
74
Penutup mata
75
Permintaan maaf
76
Amarah
77
Pengakuan Asisten Emir
78
Terbongkar
79
Sakit
80
Anakku
81
Kisah lalu
82
Tangis
83
Haris dan Heni
84
Kesempatan kedua
85
Tak rela
86
Tes kehamilan
87
Hasil lab
88
Rencana lamaran
89
Kedatangan Emir
90
Senasib
91
Kisah lalu Lilia
92
Tes DNA
93
Keburukan Emir
94
Bangkit
95
Rindu
96
Tinggal di desa
97
Darah
98
Keguguran
99
Penolakan
100
Adam
101
Ta'aruf
102
Lamaran
103
Keraguan
104
Pernikahan
105
Tidur
106
Kota
107
Panggilan Tuan
108
Adam Mustofa
109
Istana Adam
110
Mulai terbiasa
111
Taman
112
Peresmian gedung
113
Bertemu keluarga
114
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!