"Maksudmu tipe pria gila gimana..."
Ara malah menyilangkan kedua kakinya naik ke ranjang Heni, semakin penasaran dengan keadaan Susi.
"Ya mungkin aja Susi di siksa atau gimana gitu...anak-anak bilang sih ada beberapa luka lebam di tubuhnya...aku gak tau pasti sih..dan aku juga penasaran gimana keadaannya sekarang .."
"Trus bos kemana...nungguin Susi di rumah sakit..."
"Mungkin...soalnya dari tadi pagi aku belum ketemu sama bos..."
"Ya udah cepet ganti baju sana..."
Ara sudah beranjak dari ranjang berjalan menuju pintu.
"Loh mau kemana Ra...?"
Heni hanya memandang Ara dengan tatapan bingung.
"Ya ayo kita lihat keadaan Susi..katanya penasaran...aku juga tau'..."
jawab Ara mendengus kesal.
"Kau mau lihat juga...ini Susi loh Ra...dia kan gak suka sama kau..pasti dia malah ngajak berantem yang iya..."
"Halah Udalah...ayo...kalo ngajak berantem nanti sekalian aku buat dia makin babak belur...udah cepet ganti baju aku tunggu di luar..."
jawab Ara sudah berjalan meninggalkan kamar Heni.
"Ya ampun nih anak...emang ya gak pernah takut sama siapa-siapa...heran deh...siapa sih ibunya ..Demit kali ya"
kata Heni lirih sambil beranjak mencari setelan bajunya.
Singkat cerita keduanya pun sampai di ruangan rawat inap susi dan benar saja Bu bos ada di sana menemani Susi.
"Bosss..."
sapa Ara sambil bergelayut manja di bahu bos nya yang berbadan gemuk itu.
"Hehe bos...selamat siang..."
sapa Heni pada sang bos dengan senyum yang di buat-buat.
Lalu sedetik kemudian Heni yang melihat Susi tengah berbaring dengan keadaan lebam disana-sini pun berkata lagi.
"Ya ampun Susi...kok jadi gitu..."
kata Heni lirih tapi masih bisa di dengar oleh semua yang ada di sana.
"Eeh Ara kau sudah pulang..."
kata Bu bos tanpa memperdulikan Heni yang juga menyapanya.
"Ya ampun...Susi kenapa bos...kok sampek kayak gini...di apain sih dia..."
kata Ara menatap Susi iba,tapi sengaja membuat suaranya nyaring di telinga Susi
Susi yang mendengar suara Ara yang sedikit berteriak, segera membuka matanya perlahan.
"Ngapain kau disini..."
kata Susi menatap Ara kesal.
"Sengaja ya mau tertawain aku..."
imbuh Susi lagi.
"Ya ampun Sus...aku itu mau jenguk kau...melihat keadaan kau...di jenguk kok malah gitu sih...iya kan Hen..."
kata Ara beranjak mendekati Susi, sambil melirik Heni.
"Iya Sus...kita cuma mau pastiin kau baik-baik saja...itu Ara juga bawain kau buah-buahan tuh biar kau cepet sembuh .."
kata Heni menunjuk parcel buah yang ada di meja di dekat Susi berbaring.
"Alasan...bilang aja mau tertawain aku kan..."
kata Susi dengan wajah yang sinis.
"Duh..udaah-udah kalian berdua ini ya...selalu aja berantem kalau ketemu....Ara cuma mau jenguk kau Sus...tuh dia juga bawain kau camilan...seharusnya kau berterimakasih sama Ara...jangan malah kayak gitu..."
kata Bu bos yang malah menyalahkan Susi.
"Sudah-sudah.. Ara dan Heni aku ingin bicara sama kalian...ayo..."
imbuh Bu bos lagi sudah berjalan keluar ruangan.
"Oke bos...hmmm Susi cepet sembuh ya ..di makan loh buahnya...aku belinya mahal loh itu...dapat tips semalem..bukan apa-apa sih...harganya juga gak ada 1% nya dari tips aku...hihihi..."
kata Ara sambil tertawa mengejek pada Susi, yang hanya di balas tatapan tajam dari Susi.
Sementara Heni yang tak mau keduanya semakin panas, berusaha menyeret Ara keluar dari ruangan untuk menemui Bu bos.
Di luar ruangan ketiganya duduk di bangku tunggu, lalu Bu bos segera membuka percakapan.
"Kita gak bisa menuntut pelanggan gila itu..."
"Loh..keadaan Susi itu sudah lumayan parah loh bos...sampe babak belur gitu...sudah masuk kekerasan itu..."
kata Heni menatap bos serius.
"Iya aku juga tau...tapi kita mau mengadukan apa dan ke siapa...sementara rumah kita itu pun ilegal di mata pemerintah...bukan malah di bela...kita malah kena denda yang iya...apalagi pelanggan itu adalah orang kaya raya hen...dia bahkan semalam memberikan tips lebih untuk Susi..."
kata Bu bos sambil memijat kepalanya yang sudah terasa pening karna melihat salah satu wanita andalannya di rawat di rumah sakit.
"Ya itu bukan tips bos...itu untuk biaya pengobatan Susi...butuh waktu lama loh buat sembuh...apa lagi itu mukanya Sampek babak belur gitu...memangnya di apain sih si Susi..."
jawab Ara sambil melihat bosnya penasaran dengan apa yang terjadi pada Susi.
"Susi bilang...pelanggan itu mempunyai fantasi yang berbeda...dia akan lebih puas jika bermain sambil melihat lawan mainnya kesakitan...kan gak masuk akal...akibatnya ya itu Susi sampai di buat babak belur gitu...namanya Jodi...dia salah satu pengusaha terbesar di negara ini...dan sekarang aku makin di buat pusing...siapa lagi yang akan menjadi korban Minggu depan kalau cara mainnya aja kayak gitu..."
kata Bu bos masih memijat kepalanya perlahan.
"Hii...ngeri juga ya...kasian si Susi..."
kata Heni sambil mengernyitkan dahinya merinding dengan apa yang menimpa Susi.
"Minggu depan bos...memangnya dia mau pesan wanita lagi..."
tanya Ara yang lebih fokus pada kalimat terakhir sang bos.
"Iya Ra...Minggu depan si Jodi itu memesan satu wanita lagi dari kita....siapa yang mau datang kalau semua aja udah pada tau keadaan Susi waktu pulang kemarin kayak gimana...pasti gak ada yang berani ambil tugas ini...si Jodi itu juga pasti gak akan tinggal diam kalau Sampek aku gak ngirim wanita kesana...bisa-bisa rumah 77 ku hancur karna dia..."
kata Bu bos lagi panjang lebar.
"Aku bos...aku yang akan datang..."
kata Ara sambil tersenyum lebar.
"Apa kau gila ya...kau gak lihat keadaan Susi gimana..."
jawab Heni secepat kilat mendengar perkataan Ara.
"Gak Ra..kau gak boleh datang ke Jodi itu...aku gak mau pelanggan lain nanti kecewa jika wajah cantikmu itu sampai di rusak oleh Jodi-jodi sialan itu...banyak tugas lain menantimu...aku saja bersyukur bukan kau yang datang kemarin...setidaknya aku masih punya wanita andalan sepertimu Ra..."
jawab bu bos memandang Ara penuh kasih.
"Lalu siapa lagi bos yang akan datang...Heni..."
jawab Ara menunjuk Heni sembarangan.
Bu bos memandang Heni sekilas yang langsung di balas gelengan kepala Heni berulang-ulang.
"Tuh kan dia gak mau bos...gak akan terjadi apa-apa kok...tenang aja bos...aman...aku aja yang bertugas ya..."
kata Ara menyakinkan sambil mengedipkan matanya nakal.
Dengan segala bujukan Ara, akhirnya bos mengiyakan permintaan Ara untuk bertugas di Minggu depan bersama pelanggan gila yang sudah membuat Susi babak belur.
Memang ya nih anak..gak ada takut-takutnya...aku aja ngeri lihat keadaan Susi...semoga kau bernasib beruntung Ra....
batin Heni ngeri melihat ke arah Ara yang malah cengar-cengir karna telah di setujui oleh sang bos.
.
.
.
.
.
.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Damar Pawitra IG@anns_indri
sama ara biar dikepret hihihi
2022-12-06
0