Triing....triing...
suara ponsel Ara berdering kencang.
"Hooaammm...."
Ara baru saja terbangun dari mimpi indahnya karna dering nada ponsel yang terdengar keras di telinga.
"Siapa sih ganggu tidur aja..."
kata Ara sedikit tak jelas karna nyawa yang belum terkumpul sempurna.
Ara pun mengangkat panggilan itu.
"Hallo siapa..."
jawab Ara dengan sedikit melunakkan suaranya.
"Siapa-siapa..baru bangun tidur ya...ini aku Ra...Heni...gimana sih..."
yang berada di sebrang terdengar kesal.
"oohh...ada apa hen..."
Ara menjawab tanpa rasa bersalah.
"Ra..kau beneran gak mau tugas malam ini....Bu bos lagi marah-marah nih cari pengganti mu..."
"Kalau kau mau gantikan saja...aku udah capek..malam ini aku mau tidur..."
"Bu bos kasih bonus sama siapa saja yang mau gantiin kau...beneran gak mau...bos bilang dia pengusaha kaya Ra..."
"Udalah hen...aku gak mau kerja malam ini...aku gak peduli, mau bos marah atau bonus berapa pun itu...aku lagi capek....bilang aja suruh siapa pun gantiin...atau kalau mau besok aku akan datang...tapi tidak untuk malam ini..."
"Bonusnya dua kali lipat Ra..."
"Aah...udah dulu ya..."
tuut...tuut...
dan lagi-lagi Ara memutus panggilannya secara sepihak.
"Hey...Ra...dengerin aku dulu...ya ampun dasar...seenaknya saja nutup telponnya..."
kata Heni kesal sendiri sambil memandang ponselnya.
"Gimana..."
tanya bu bos pada Heni.
Teryata bu bos yang menyuruh Heni, sahabat baik dari Ara untuk menelponnya. Bu bos meminta Heni untuk membujuk Ara agar dia mau datang dan melayani pelanggan barunya malam ini.
Bu bos sangat berharap jika Ara mau untuk melayani pelanggan kayanya kali ini, dia akan puas dan akan sering menyewa jasa dari rumah 77 miliknya. Karna Bu bos tau Ara sangat mahir dan lihai jika sudah menyangkut pekerjaan yang satu ini, parasnya yang cantik juga dapat mendatangkan sebuah pesona tersendiri pada setiap pelanggannya, tak heran Ara menjadi wanita nomor satu di rumah 77 miliknya.
Tentu juga harga sewa Ara lebih tinggi dari pada wanita-wanita lainnya, Bu bos menjual Ara dengan harga 2 kali lipat dari yang lainnya. Tapi pelanggan yang setiap kali selesai dengan Ara selalu merasa puas padanya, bahkan juga selalu memberikan bonus pada Ara.
"Maaf bos...Ara gak mau...dia nutup telponnya..."
"Ya ampun ya...emang benar-benar nih anak susah banget di aturnya...kau udah tanya dimana dia sekarang...aku akan menjemputnya..."
kata Bu bos dengan penuh kekesalan
"Maaf bos...belum sempat tanya dia udah nutup gitu aja telponnya..."
"Aahh....terus siapa yang mau gantikan Ara...ini pelanggan kaya raya...dia mau wanita cantik dan hebat seperti Ara...aku gak mau kehilangan pelanggan yang satu ini....dia sumber uang buat kita..."
Bu bos sudah berbicara panjang lebar sambil berjalan mondar-mandir di kamar Heni.
"Kalau gitu aku saja Bos.."
jawab Heni sambil cengar-cengir.
"Aah...kamu gak ada apa-apanya dengan Ara..."
Bu bos berbadan gemuk itu malah meninggalkan Heni begitu saja sambil membuang muka, mengibaskan tangannya di udara menolak usulan Heni mentah-mentah.
Sementara Heni yang melihat reaksi Bu bos malah tertawa sambil menutupi mulutnya, sudah bisa menebak kalau usulannya akan di tolak begitu saja oleh bos nya. Mengingat Heni adalah wanita nomer kesekian di rumah 77 milik Bu bos.
Rasain kau Bos....bingung gak tuh di cuekin Ara kayak gini....memangnya dia pikir Ara gak capek apa...dia kan tadi baru aja ada tugas di luar...sekarang mau di suruh layanin orang lagi...jelas gak mau lah dia...
kata Heni masih dengan tawa tanpa suara.
Sementara di lain tempat, Ara masih menikmati segala fasilitas hotel bintang 5 yang sudah di sewa oleh pelanggannya malam ini.
Dia bahkan mendapat makan malam mewah disana, dengan segala menu yang super lezat.
Ara malam itu berjalan-jalan di koridor hotel, dengan menggunakan gaun simpel berwarna merah muda yang menawan, gaun selutut itu memperlihatkan dengan jelas kaki jenjangnya pada siapa saja yang melewatinya.
Tanpa sengaja Ara yang berada di lantai atas restorant hotel melihat Susi salah satu wanita pekerja juga di rumah 77.
Dulu Susi adalah primadona di rumah 77 tapi setelah adanya Ara disana dia terlupakan, sekarang dia jarang melayani pelanggan baru kecuali pelanggan lama yang memang sudah menyukai Susi sebelumnya.
Parasnya juga cantik, memiliki kulit putih, tubuhnya juga ideal, secara fisik Susi memang sempurna tapi bu bos selalu bilang bahwa pelayanan yang di berikan Ara jauh lebih memuaskan dari pada Susi.
Untuk itulah Bu bos menjadikan Ara sebagai primadona disana, sekaligus wanita dengan sewa paling mahal disana. Akibatnya Susi dan Ara mempunyai hubungan yang kurang baik, itu karna Susi yang tidak terima karna posisinya sebagai primadona di rumah 77 harus tergeser karna hadirnya Ara, yang tentu mempengaruhi pendapatan Susi yang tinggi selama ini.
"Susi... kenapa dia ada disini..."
kata Ara lirih sambil menatap Susi penuh penasaran.
Ara pun terdiam cukup lama disana, dia menatap segala tingkah Susi dari lantai atas. Tak lama setelahnya Susi di hampiri oleh 2 orang pria berbaju sama, yang mempersilahkan Susi untuk mengikuti mereka.
Dari situ Ara baru faham bahwa Susi lah yang sedang menggantikan posisi Ara sekarang.
"Oh jadi dia yang gantiin aku....rupanya pelanggan baru itu orang yang kaya raya...dia sampai punya bodyguard segala...aah...siapapun dia aku tak peduli...yang penting sekarang aku mau menikmati segala fasilitas hotel ini..."
kata Ara sambil tersenyum memandang ke lain arah dan mulai berjalan lagi, dia melirik lagi tas kecil yang tergantung di bahunya, disana terdapat 1 voucher tanpa limit pemberian sang pelanggan yang bisa Ara pakai untuk membeli dan menikmati apapun di hotel tersebut, tentu Ara tak mau kehilangan voucher langka itu begitu saja.
Malam itu pun Ara gunakan untuk bersenang-senang, memakan dan membeli apapun yang dia inginkan.
Pagi pun tiba, menjelang siang setelah selesai melakukan sarapan super mewah di hotel tersebut Ara kembali ke rumah 77, dia hendak memberikan sebuah gaun baru untuk sahabatnya Heni yang telah di belinya semalam.
"Ya ampun Ra...ketok pintu dulu kenapa kalau masuk kamar...kayak hantu aja tiba-tiba disini kaget tau'..."
kata Heni kesal yang baru saja keluar dari kamar mandi.
"Hehe...maaf aku baru saja masuk...ini...aku cuma mau kasih kamu ini..."
"Apa ini Ra..."
jawab Heni antusias dengan paperbag yang dibawa Ara.
"Yee...giliran di kasih aja ..cengar-cengir..."
ledek Ara yang melihat wajah antusias Heni.
"Hehe...apa ini Ra...waah gaun...bagus banget..."
"Ya...itu khusus buat kau...."
"Eeh...eeh...aku ada berita heboh nihh...untung kau tak mau melayani pelanggan tadi malam...dan kau tau siapa yang menggantikan posisimu..."
kata Heni mencecar tanpa jeda yang langsung di potong oleh Ara.
"Susi kan..."
"Loh kok tau..."
"Aku ketemu dia kemarin di hotel tempatku menginap..."
"Wahh...memang ya nasib beruntung slalu memihak padamu Ra...Heni sekarang di rawat di rumah sakit tau'..."
"Loh kenapa emangnya..."
kini giliran Ara yang berwajah penasaran.
"Anak-anak bilang semalam Susi pulang dengan keadaan yang mengkhawatirkan dan Bu bos langsung membawanya ke rumah sakit Ra....sepertinya pelanggan baru ini adalah tipe pria gila..."
jawab Heni dengan memicingkan kedua matanya.
.
.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Menteng Jaya
ceritanya seru thor
2025-01-07
1
Menteng Jaya
waduuh kenapa berhenti thor
2025-01-07
1
Devi Handayani
lanjut thorr😍😍😍😍
2023-09-05
1