Rumah sakit

"Jadi kita akan melaporkan Radit ke kantor polisi..."

"Ya tentu.... siapa lagi memangnya..dia pantas mendapatkannya bukan..."

"Tapi bagaimana nanti jika dia masuk penjara Ara..."

"Astaga Nura...kau masih saja memikirkan si brengsek gila itu...biarkan dia masuk penjara itu memang tempat yang pantas untuknya....kau terlalu baik Nura...kau bahkan masih memikirkan orang yang berbuat jahat padamu..."

"Bukan begitu Ara...aku takut jika Radit tau aku yang melaporkannya dia akan mencariku...aku takut dia menyiksaku lagi..."

Jawab Nura dengan mata berkaca-kaca.

"Kau tak perlu takut...Radit tak akan tau tempat tinggalmu sekarang....untuk sementara kau ikut aku...sampai aku mendapatkan rumah baru untukmu..."

"Sekali lagi terimakasih Ara..Sebelumnya aku tak mengenalmu...tapi kau telah banyak membantuku..."

"Tidak perlu seperti itu Nura...jika orang lain berada di posisi ku sekarang pasti mereka juga akan melakukan apa yang aku lakukan..."

jawab Ara sambil tersenyum tulus.

Hari itu pun Ara dan Nura membuat laporan di kantor polisi. Nura melaporkan Radit untuk tuduhan kekerasan dalam rumah tangga yang telah di alaminya.

Hari itu juga Ara mengantarkan Nura untuk mengurus surat perceraian nya dengan Radit. Ara telah menyewa seorang pengacara untuk menangani kasus Nura. Menangani perceraian juga laporan di kantor polisi atas nama Nura.

Setelah itu Ara membawanya pulang ke rumah pribadinya. Ketika sampai di depan pintu, mbak Sarti terlihat tergesa menghampiri Ara.

Kali ini mbak Sarti tidak pulang seperti biasanya, Ara menyuruhnya untuk tinggal untuk membantu berbagai kebutuhan Heni, Nura dan juga Ara yang akan tinggal bersama disana untuk sementara.

"Non Ara...."

panggil mbak Sarti dengan wajah yang khawatir.

"Ada apa mbak...kenapa mbak berlari seperti itu..."

"Itu non...teman nona mengeluh sakit di perutnya...dan dia mengeluarkan banyak darah non...saya takut terjadi sesuatu pada anaknya non..."

Tak menjawab apa pun Ara segera masuk dan menghampiri Heni.

"Ada apa Hen...astaga kau kenapa..."

kata Ara yang terkaget melihat banyak darah di sprei dan beberapa juga terlihat tercecer di lantai.

"perut ku sakit sekali Ara...tolong aku..."

kata Heni sambil meringis kesakitan.

"Segera bawa dia ke rumah sakit Ra...aku takut terjadi sesuatu pada bayinya..."

kata Nura dengan cepat.

Ara pun di bantu oleh mbak Sarti membopong Heni menuju mobil dan membawanya ke rumah sakit.

Sementara mbak Sarti berada di rumah untuk membantu Nura menata dan membereskan barang-barang yang di bawanya.

Mbak Sarti juga sudah menyulap sebuah ruangan di sebelah kamar Heni untuk di tempati oleh Nura.

Telah sampai di rumah sakit, Ara segera membawa Heni ke unit gawat darurat.

Heni terus saja mengeluh sakit luar biasa pada perutnya.

"Kenapa ini mbak..."

kata seorang perawat pada Ara.

"Saya juga gak tau sus...teman saya sepertinya mengalami pendarahan... dia sedang hamil muda..."

Mendengar pernyataan Ara, perawat itu segera saja membawa Heni masuk ke dalam untuk segera memberinya tindakan.

"Duuh...apa yang terjadi di sekitarku beberapa hari ini benar-benar membuatku pusing..."

kata Ara lirih, dia sekarang tengah duduk di ruang tunggu sambil memijat kepalanya yang terasa pening.

Tiba-tiba ada seorang pria yang menghampirinya dengan langkah tergesa.

"Nona maaf apa di dalam ruang UGD..."

"I...iya tuan...ini adalah ruang UGD..."

jawab Ara terbata melihat sosok yang ada di hadapannya.

astaga dia bukannya pria tampan donatur baru di panti asuhan itu....melihatnya dari dekat seperti ini sungguh membuat hatiku berdesir....

batin Ara

"Memangnya ada apa tuan...anda terlihat khawatir..."

kata Ara berdiri dari duduknya dan mendekati pria itu.

astaga teryata aku pendek sekali berada di depannya...

batin Ara lagi melirik tubuhnya yang terlihat mungil di depan pria itu.

"Beberapa menit lalu aku mendapat kabar bahwa ayahku mengalami kecelakaan...dan ayahku di bawa ke rumah sakit ini...aku tak bisa menghubunginya...aku tak tau dimana dia Sekarang.... apa nona melihat seorang korban kecelakaan di bawa kemari..."

kata sang Pria dengan wajah khawatirnya.

"Tidak tuan...maaf aku baru saja datang...aku tak melihat siapa pun masuk lagi setelah temanku..."

"Terimakasih nona...maaf telah mengganggumu..."

Pria itu pun terlihat menelpon seorang menggunakan ponsel nya.

Tiba-tiba sebuah suara parau terdengar dari kejauhan memanggil pria yang ada di hadapan Ara.

"Ayaahh...oh syukurlah...ayah baik-baik saja..."

pria itu pun menghampiri seorang yang memanggilnya.

Dan percakapan keduanya pun tak terdengar oleh Ara, Ara hanya menatap keduanya dari kejauhan dan duduk kembali ke kursi ruang tunggu.

rupanya itu ayahnya ya....syukurlah kalau dia baik-baik saja...

Sungguh dia benar-benar pria yang tampan... wajahnya dan tubuhnya sangat sempurna... dia pasti pria yang hebat ketika berada di ranjang ..oh astaga..apa yang kau fikirkan Ara...hihihi....siapa tau aja perkiraan ku benar...

batin Ara sambil tersenyum nakal.

Ya ampun...aku bahkan belum sempat tau siapa nama Pria tampan itu...aku tadi juga tak mendengar dengan jelas nama yang di sebutkan ayahnya...aah kapan cobak aku bisa bertemu langsung dengannya seperti tadi....

Batin Ara lagi sambil menatap pria itu yang mulai menghilang dari pandangan.

Tiba-tiba Ara di kagetkan dengan panggilan dari seorang perawat.

"Nona..."

"Iya..."

Ara pun segera menghampiri nya.

"Begini nona...saya dan tim dokter sudah memeriksa pasien... mohon maaf janinnya tidak bisa di selamatkan...kami harus segera melakukan tindakan pembersihan pada rahimnya...kami takut jika di biarkan terlalu lama akan terjadi infeksi...dan kami perlu seorang untuk menandatangani tindakan tersebut...apa nona yang bertanggung jawab atasnya..."

kata sang perawat dengan lugas.

Astaga kasian Heni...setelah mengetahui kelakuan buruk kekasihnya gilanya itu sekarang dia harus kehilangan anaknya juga...

ya..tentu saja aku akan bertanggung jawab atasnya...dia tak memiliki siapa-siapa lagi....

batin Ara terdiam berfikir.

"Baik saya akan bertanggung jawab atasnya..."

"Baik nona...silahkan ikuti saya untuk menandatangani surat juga untuk mengurus administrasi nya..."

Ara pun mengikuti sang perawat dan saat itu juga Heni yang sedang tak sadarkan diri segera di lakukan tindakan.

Telah selesai semua tindakan, Heni pun di pindahkan ke ruang pemulihan.

Heni mengerjakan matanya, dia mulai sadar.

"Heni kau sudah sadar..."

sapa Ara yang sedari tadi setia di samping nya.

"Maaf Hen...aku yang telah menyuruh tim dokter untuk melakukan pembersihan di rahimmu...anakmu tak bisa di selamatkan...kau keguguran..."

imbuh Ara lagi dengan wajah penuh rasa bersalah.

"Memang itu yang aku mau Ra...kau tak usah meminta maaf seperti itu..."

jawab santai Heni.

Sekarang giliran Ara yang di buat terkejut dengan perkataan Heni.

"Itu yang kau mau maksudmu kau yang telah menggugurkannya..."

jawab Ara dengan mata membulat sempurna pada Heni.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Episodes
1 Hotel
2 Susi
3 Tugas Minggu depan
4 Kucing penurut
5 Banyak Hadiah
6 Rumah Ara
7 Panti Asuhan
8 Kesepian
9 Haris
10 Pria misterius
11 Makanan asam
12 Kekasih Heni
13 Radit
14 Nura
15 Pergi
16 Rumah sakit
17 Tertangkap
18 Ingatan Nura
19 Pria muda
20 Keponakan
21 Dia lagi
22 Percaya diri
23 Keluar kota
24 Dress tipis
25 Ketahuan
26 Pertengkaran
27 Kekasih
28 Rahasia kita
29 Tebusan
30 Rencana perjalanan
31 Pondok pesantren
32 Saudara kembar
33 Pencarian
34 Masakan Ara
35 Semakin terbuka
36 Istana jodi
37 Orangtua Jodi
38 Wanita malam
39 Di usir
40 Hilang arah
41 Surat
42 Surat balasan
43 Chandra
44 Jaket
45 Rumah Chandra
46 Undangan
47 Kecewa
48 Ingin sendiri
49 Meminta maaf
50 Bungkusan
51 Menghindar
52 Terluka
53 kesaksian Ara
54 Lebih dari teman
55 Otak perampokan
56 Penjaga
57 Makan malam
58 Salah sangka
59 Restoran
60 Kekasih
61 Ijin menikah
62 Makan malam
63 Cincin perak
64 Desa
65 Kedatangan Lilia
66 Restu Lilia
67 Tetap menerima
68 Minggu depan
69 Pernikahan
70 Kecewa
71 Keluarga Alma
72 Tergganggu
73 Malam pertama
74 Penutup mata
75 Permintaan maaf
76 Amarah
77 Pengakuan Asisten Emir
78 Terbongkar
79 Sakit
80 Anakku
81 Kisah lalu
82 Tangis
83 Haris dan Heni
84 Kesempatan kedua
85 Tak rela
86 Tes kehamilan
87 Hasil lab
88 Rencana lamaran
89 Kedatangan Emir
90 Senasib
91 Kisah lalu Lilia
92 Tes DNA
93 Keburukan Emir
94 Bangkit
95 Rindu
96 Tinggal di desa
97 Darah
98 Keguguran
99 Penolakan
100 Adam
101 Ta'aruf
102 Lamaran
103 Keraguan
104 Pernikahan
105 Tidur
106 Kota
107 Panggilan Tuan
108 Adam Mustofa
109 Istana Adam
110 Mulai terbiasa
111 Taman
112 Peresmian gedung
113 Bertemu keluarga
114 End
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Hotel
2
Susi
3
Tugas Minggu depan
4
Kucing penurut
5
Banyak Hadiah
6
Rumah Ara
7
Panti Asuhan
8
Kesepian
9
Haris
10
Pria misterius
11
Makanan asam
12
Kekasih Heni
13
Radit
14
Nura
15
Pergi
16
Rumah sakit
17
Tertangkap
18
Ingatan Nura
19
Pria muda
20
Keponakan
21
Dia lagi
22
Percaya diri
23
Keluar kota
24
Dress tipis
25
Ketahuan
26
Pertengkaran
27
Kekasih
28
Rahasia kita
29
Tebusan
30
Rencana perjalanan
31
Pondok pesantren
32
Saudara kembar
33
Pencarian
34
Masakan Ara
35
Semakin terbuka
36
Istana jodi
37
Orangtua Jodi
38
Wanita malam
39
Di usir
40
Hilang arah
41
Surat
42
Surat balasan
43
Chandra
44
Jaket
45
Rumah Chandra
46
Undangan
47
Kecewa
48
Ingin sendiri
49
Meminta maaf
50
Bungkusan
51
Menghindar
52
Terluka
53
kesaksian Ara
54
Lebih dari teman
55
Otak perampokan
56
Penjaga
57
Makan malam
58
Salah sangka
59
Restoran
60
Kekasih
61
Ijin menikah
62
Makan malam
63
Cincin perak
64
Desa
65
Kedatangan Lilia
66
Restu Lilia
67
Tetap menerima
68
Minggu depan
69
Pernikahan
70
Kecewa
71
Keluarga Alma
72
Tergganggu
73
Malam pertama
74
Penutup mata
75
Permintaan maaf
76
Amarah
77
Pengakuan Asisten Emir
78
Terbongkar
79
Sakit
80
Anakku
81
Kisah lalu
82
Tangis
83
Haris dan Heni
84
Kesempatan kedua
85
Tak rela
86
Tes kehamilan
87
Hasil lab
88
Rencana lamaran
89
Kedatangan Emir
90
Senasib
91
Kisah lalu Lilia
92
Tes DNA
93
Keburukan Emir
94
Bangkit
95
Rindu
96
Tinggal di desa
97
Darah
98
Keguguran
99
Penolakan
100
Adam
101
Ta'aruf
102
Lamaran
103
Keraguan
104
Pernikahan
105
Tidur
106
Kota
107
Panggilan Tuan
108
Adam Mustofa
109
Istana Adam
110
Mulai terbiasa
111
Taman
112
Peresmian gedung
113
Bertemu keluarga
114
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!