"Mbak....saya hari ini mau balik...mbak kesini ya..."
ucap Ara pada panggilan yang tersambung pada mbak Sarti.
Terlihat Ara menunggu sebuah jawaban sebelum dia menutupnya panggilannya.
Ara kini sudah bersiap, berkemas untuk kembali ke rumah 77.
Ara membawa beberapa gaun favoritnya untuk memikat para pelanggan baru yang mungkin akan datang ke rumah 77 milik sang bos.
Pagi itu saat Ara menghidupkan lagi ponselnya, sudah banyak pesan dan panggilan dari sang bos yang menyuruhnya untuk segera kembali.
Ara hanya tersenyum simpul, pasalnya dia memang tak mengatakan pada sang bos bahwa dia akan pulang lebih lama kali ini, biasanya Ara meminta waktu istirahat 2 hari tapi kali ini sudah lewat 5 hari Ara baru ingin kembali.
Waktu 5 hari sudah cukup Ara gunakan untuk mengistirahatkan fikiran, hati, tenaga juga tubuh yang harus terus berjuang mencari uang.
Ara juga sudah cukup berlibur ke berbagai tempat meski dia lakukan seorang diri.
Tak lama mbak Sarti pun datang, lalu Ara seperti biasa segera pergi mengendarai mobilnya, mempercayakan sepenuhnya seluruh isi rumah pada mbak Sarti.
Seperti biasa Ara yang sudah berada di perbatasan kota menitipkan mobilnya di sebuah penitipan, dia memesan taxi online untuk sampai ke rumah 77.
Hari ini akhir pekan, tak mengherankan lagi jalanan begitu macet di sana-sini.
Taxi masih setia menunggu lampu hijau, sementara Ara yang berada di kursi belakang sibuk mengetikkan sesuatu pada ponselnya.
"Hen...mau nitip apa...aku mau kembali..."
pesan terkirim pada Heni.
"Bawakan aku makanan asam Ra...apapun itu...aku ingin memakannya..."
jawab pesan Heni pada Ara.
makanan asam..apa memangnya...tumben sekali Heni doyan makanan asam...dia kan gak suka makanan asam...emm...mungkin lagi pingin kali ya...
batin Ara mengetik lagi pesan pada Heni.
"Oke..tunggu ya..."
Ara pun memasukkan ponselnya pada tas jinjing yang dia bawa. Lalu tiba-tiba Ara tersentak kaget, saat seorang pria membuka pintu taxi di sebelahnya.
Ara memandang aneh pada orang yang sedang membungkuk menatapnya.
aku seperti pernah melihat dia...dia siapa ya...
batin Ara terus menatap pria yang ada di sebelahnya.
"Turunlah nona...tuan akan membayar tagihannya nanti..."
kata seorang pria sambil menunjuk mobil di sebelahnya dengan pintu yang sudah terbuka.
"T...tuan..."
kata Ara terbata.
Tuan gila siapa yang memberhentikan seorang dan menyuruhnya turun di tengah jalan seperti ini...sudah gila apa...siapa sih dia...
batin Ara sambil melihat lagi mobil yang di tunjuk pria itu.
Jodi...si gila Jodi itu yang menyuruhnya...oh astaga...
batin Ara lagi.
"Ayolah nona...tuan muda tak suka menunggu terlalu lama..."
kata body guard itu memohon pada Ara.
"Oh ya..baik..baiklah.."
Ara pun turun dengan membawa tasnya, berpindah dari taxi menuju mobil sport yang ada di sebelahnya.
"Hay sayang...kemarilah..."
sapa Jodi melambai pada Ara sambil tersenyum manis, Jodi berada di kursi belakang di depan nya sudah ada seorang supir yang mengemudikan mobilnya.
"Kau darimana saja sayang...aku sudah menghubungi bos mu tapi kau selalu tak ada di tempat...sungguh aku tak rela jika kau melayani pria lain selain aku..."
kata Jodi menatap Ara manja sambil mengulurkan tangannya, berharap Ara segera masuk dalam mobilnya.
"Kau mencariku tuan tampan..."
tanya Ara dengan tersenyum heran.
"Tentu saja beberapa hari tak bertemu denganmu aku merasakan rindu padamu..."
jawab Jodi sambil memeluk Ara dengan eratnya.
astaga benar memang kata Heni...aku sudah memberikan sesuatu yang berbeda padanya...dia pasti mencariku lagi...eeh tapi tunggu sebentar apa dia mengikuti ku sedari tadi...
batin Ara.
Mereka pun berbincang-bincang layaknya sepasang kekasih, Ara membalas setiap perlakuan Jodi dengan hal yang sama, dia tak ingin mengecewakan pelanggannya yang sudah membayar lebih padanya.
Dan sekali lagi Jodi membawa Ara pada kamar hotel pribadinya, menghabiskan satu malam indah lagi bersama Ara.
Tapi kali ini berbeda, ketika Ara masuk sudah tak ada lagi berbagai benda yang kerap Jodi gunakan untuk fantasinya. Benda-benda itu hilang ntah kemana, dan pemandangan itu membuat Ara merasa lega, rupanya dia tak perlu lagi memakai berbagai trik pada Jodi untuk melupakan kebiasaannya.
Sementara Heni yang berada di sebrang, menunggu kedatangan Ara. Sedari siang tadi selepas Ara mengirim pesan air liur Heni sudah meluap membayangkan makanan asam apa yang akan Ara bawakan padanya.
Tapi sampai sore, bahkan malam Ara tak kunjung muncul di rumah 77.
"Kemana Ara sebenarnya...apa dia baik-baik saja...aku takut terjadi sesuatu padanya di jalan..."
gumam Heni sendiri dalam kamarnya.
Heni kembali gusar beberapa kali melihat ponselnya dengan perasaan khawatir.
Tapi menjelang larut malam Ara baru mengirim pesan pada Heni.
"Maaf hen aku malam ini nggak kesana...aku ada di hotel bersama tuan Jodi...dia memintaku untuk menemaninya lagi malam ini...besok aku akan bawakan makanan yang kau pesan...katakan saja makanan apa yang kau mau...aku akan membelikannya...sepertinya besok aku akan mendapatkan banyak tips dari tuan Jodi..."
Balas Ara di akhir pesannya di berikan emo tersenyum lebar.
Heni pun merasa lega, dia lalu membalas dan memberikan daftar makanan yang dia inginkan pada Ara.
Hari pun berganti, seperti sebelumnya Ara kembali ke rumah 77 dengan di antarkan oleh sebuah mobil mewah, tapi bukan bersama Jodi dia di antarkan oleh pengawalnya. Hari ini pagi-pagi sekali Jodi sudah pergi, dia mengatakan ada sebuah pekerjaan yang harus segera dia selesaikan.
Ara juga tak membawa banyak kantong hadiah, dia hanya membawa makanan yang di pesan oleh Heni, juga membawa makanan lain untuk para wanita dan makanan kesukaan Bu bos. Ara berusaha mengambil hati Bu bos lagi, agar dia tak marah dengannya, pasalnya Ara telah melewatkan jadwal tugas pelanggan barunya demi si Jodi yang menjemputnya di tengah jalan.
Ara pun masuk ke kamar nya menaruh barang-barang dan baju yang dia bawa dari rumah, baru setelahnya dia pergi ke kamar Heni.
"Hen...ini pesananmu...maaf ya kemarin Jodi menjemput ku di tengah jalan tau'...dan kau tau berapa tips yang dia berikan padaku hari ini..."
Ara sudah berbicara sendiri saat memasuki kamar Heni, tak mendengar jawaban dari Heni Ara pun berkata lagi.
"Hen...kau mendengar ku tidak...kau lagi mandi ya...."
"Heeniii..."
teriak Ara sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.
Tak mendengar suara gemericik air dari dalam, Ara pun membukanya dan dia tak mendapati Heni di dalamnya.
"Astaga...dia kemana sih sepagi ini..."
gumam kesal Ara.
Hendak keluar dari kamar mandi, sekelebat Ara melihat sesuatu di atas rak sabun Heni.
Ara pun mendekati dan mengambilnya.
seketika Ara menutup mulutnya terkaget dengan apa yang dia lihat.
astaga....Heni hamil....
.
.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments