Kucing penurut

Minggu baru pun tiba, malam ini Ara siap bertugas untuk pelanggan bernama Jodi yang Minggu lalu sudah membuat Susi sempat di rawat di rumah sakit.

Ara sudah bersiap berdandan dengan sangat cantik dan memukau.

"Aku bisa pastikan kecantikan yang kau banggakan itu akan hilang malam ini..bersama pria sialan itu..."

kata Susi yang memandang Ara kesal dari samping.

"Kita lihat saja nanti..."

jawab Ara tersenyum remeh pada Susi.

"Ara....huuh...aku benar-benar tak bisa melihatmu pergi malam ini..."

kata Bu bos menatap Ara penuh kekhawatiran.

"Tenang saja Bos...aku akan baik-baik saja..."

tak ingin sang bos berubah fikiran, Ara pun memutuskan untuk segera berangkat.

Kali ini Ara berangkat dengan menyewa jasa taxi online, dia menuju hotel yang sama, hotel bintang 5 yang telah memanjakannya Minggu kemarin.

Sebelum sampai di hotel, Ara terlebih dulu mampir ke sebuah toko, membeli anggur merah terbaik yang sudah dia pesan 2 hari sebelumnya, anggur yang cukup memabukkan dengan harga yang cukup mahal.

Ara pun sampai di hotel dengan penampilan yang cantik memakai gaun di atas lutut berwarna merah, dia juga menenteng sebuah paperbag berisikan anggur yang telah dia pesan.

Ara di jemput dengan cara yang sama, dia di bawa oleh 2 orang bodyguard menuju kamar sang pelanggan berada.

Ara pun dengan langkah yang anggun masuk ke dalam kamar, dan melihat sosok seorang pria bertubuh kekar tengah duduk di sofa memandangi setiap langkah Ara yang semakin mendekat padanya.

Mereka mengirim wanita yang lebih cantik malam ini...dan apa itu dia membawa sebotol anggur...tak pernah aku menyewa wanita yang menyediakan minuman untukku....rupanya dia cukup menarik..

Senyum tipis mengembang di bibir si Jodi, wajahnya cukup tampan, dengan usia yang tidak muda juga tidak terlalu tua.

jadi pria seperti ini yang berbuat seenaknya pada Susi...lumayan tampan..tapi sama sekali tidak menarik jika melihat apa yang sudah dia lakukan...tapi malam ini akan ku pastikan kau akan takluk dalam permainanku...

batin Ara sambil terus melangkah mendekati Jodi.

Ara berada selangkah di depan Jodi, dia dengan santainya mengambil dan menaruh anggur yang sudah dia bawa di atas meja yang tepat berada di samping Jodi.

"Apa ini....kau membawa anggur untukku..."

kata Jodi dengan tersenyum tipis.

"Aku membawanya khusus untukmu tuan Jodi..."

kata Ara melangkah lagi, dan duduk dengan manis di salah satu kaki Jodi.

"Kau mengundangku tentu untuk bersenang-senang kan sayang..."

imbuh Ara lagi dengan menggerakkan jemarinya menelusuri wajah Jodi yang masih tersenyum.

"Hahaha...aku benar-benar suka tipe wanita sepertimu....kenapa bukan kau yang datang padaku Minggu lalu...heh..."

Mendapat perlakuan seperti itu Jodi malah semakin tertawa bahagia.

"Hanya semalam bukan...aku akan menjadi wanitamu malam ini...ayolah tuangkan sedikit saja untukku...kita mulai pesta malam ini..."

kata Ara lagi merayu Jodi dengan bergelayut manja di bahunya.

"Oh tentu wanitaku....semua untukmu..."

Jodi pun membuka dan menuangkan anggur merah di sebuah gelas kecil yang sudah Ara bawa sebelumnya.

Ara yang menunggu Jodi menuangkan minuman itu, matanya menelusuri setiap ruangan di kamar hotel tersebut, dan benar saja Ara menemukan setumpuk berbagai benda tumpul tergeletak di sudut ruangan.

rupanya itu yang akan kau gunakan untuk memuaskanmu....

batin Ara tersenyum kecut.

Jodi pun menyodorkan minuman pada Ara, yang langsung di teguk habis olehnya.

"Sekarang giliranmu tampan...kau akan meminum juga kan untukku..."

kata Ara sambil tersenyum menggoda.

"Tentu saja sayang...tuangkan untukku...aku akan menikmati anggur itu...juga kau"

kata Jodi sambil menarik pinggang Ara agar semakin menempel padanya, juga menyusuri lekuk leher Ara sebelum akhirnya berhenti dan meminum anggur yang di berikan oleh Ara.

Ara menuangkan berkali-kali anggur untuk si Jodi, hingga dia dalam keadaan setengah mabuk.

aku tidak bisa memulainya ketika dia dalam keadaan seperti ini...dia memiliki sifat yang cukup keras...aku harus bertindak lembut untuk mengatasi pria yang seperti ini....

batin Ara mengatur rencana agar dirinya tidak bernasib seperti Susi.

Dengan gerakan cepat Ara yang masih duduk di pangkuan Jodi membuka gaun yang dia kenakan, hingga memperlihatkan tubuh polosnya.

"Aku belum ingin memulainya...tapi rupanya kau sudah tidak sabar...haha..."

kata Jodi dengan seringainya

"Kau sudah menyewaku kan malam ini...biarkan aku yang memulai dan memuaskanmu...karna kau adalah rajanya..."

jawab Ara dengan senyuman yang menggoda dan semakin menempelkan tubuhnya pada Jodi.

"Tentu saja sayang lakukanlah apapun sesukamu...."

kata Jodi menarik tubuh Ara, memeluknya erat.

Ara menyusuri kerah baju yang di kenakan Jodi melepas satu persatu kancing yang masih terpasang rapi, tak sampai 1 menit seluruh kancing sudah terlepas sempurna.

Ara pun dengan senyuman nakal mulai menggelitik area dada bidang Jodi dengan bibirnya, menciptakan beberapa tanda disana.

"Ooohh...aku benar-benar menyukai wanita sepertimu....siapa namamu...."

"Kau berbeda dari lainnya....kau pintar menggoda pria...."

"Aku akan membayarmu lebih...berapapun yang kau mau...."

"mmmhhh..."

Jodi terus meracau tak karuan dalam keadaan setengah mabuk, hingga tak terasa seluruh pakaian yang dia kenakan sudah berserak di lantai kamar begitu saja.

Dengan satu gerakan cepat Jodi mengangkat tubuh ramping Ara dan di lemparkannya begitu saja ke ranjang besar miliknya.

Ara pun tersentak kaget,

Dia benar-benar pria kasar,dalam keadaan mabuk dia masih berperilaku seperti ini....

Dengan langkah yang tak seimbang Jodi beranjak mengambil berbagai benda tumpul yang sudah dia siapkan untuk permainan ini, rupanya dia memiliki sebuah penyimpangan Jodi akan merasa puas saat melihat lawan mainnya kesakitan, dan itu menjadi fantasi tersendiri untuknya.

Dengan segera Ara yang melihatnya bangun dan menarik tangan Jodi, mengalihkan perhatian Jodi dengan menuangkan lagi segelas anggur untuk di minumnya.

"Jangan berbuat apapun Tuan tampan...malam ini aku yang akan memimpin...diamlah dan hanya nikmati permainan ku..."

kata Ara berbisik di telinga Jodi.

Ara pun menggandeng tangan Jodi dan membaringkan tubuhnya di ranjang. Jodi pun yang mendapat perlakuan lembut Ara dibuat terdiam dan hanya mengikuti apa yang di katakan Ara.

Tak ingin Jodi mengingat kembali kebiasaannya, Ara segera memulai permainan dengan posisi diatas.

Dengan gerakan lihai yang Ara mainkan, Jodi pun dibuat pasrah menikmati dan hanya memandang wajah menggoda Ara dari bawah.

"Aku benar-benar menyukaimu...siapa namamu..."

"Kau wanitaku..."

"Aku akan menikahimu..."

"Akan aku berikan apapun yang kau mau sayang...katakan siapa namamu..."

"Oh sayang...ayo teruslah..."

Jodi meracau tidak karuan di bawah permainan Ara dalam keadaan setengah mabuk.

Ara pun tak menjawab, dia hanya tersenyum, memberikan yang terbaik yang dia punya sambil terus mencegah Jodi untuk tidak turun dari tempat tidur, agar dia tak mengambil berbagai alat yang telah dia siapkan.

Malam itu Jodi di bawah kendali Ara sampai tengah malam, Jodi sampai di buat lelah meladeni segala kemauan Ara. Malam itu pun Jodi tidur di atas pangkuan Ara, pria yang kasar dan suka menyiksa lawannya di buat takluk oleh Ara dengan caranya. Jodi menjadi seekor kucing penurut dalam buaian cinta semalam Ara.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Episodes
1 Hotel
2 Susi
3 Tugas Minggu depan
4 Kucing penurut
5 Banyak Hadiah
6 Rumah Ara
7 Panti Asuhan
8 Kesepian
9 Haris
10 Pria misterius
11 Makanan asam
12 Kekasih Heni
13 Radit
14 Nura
15 Pergi
16 Rumah sakit
17 Tertangkap
18 Ingatan Nura
19 Pria muda
20 Keponakan
21 Dia lagi
22 Percaya diri
23 Keluar kota
24 Dress tipis
25 Ketahuan
26 Pertengkaran
27 Kekasih
28 Rahasia kita
29 Tebusan
30 Rencana perjalanan
31 Pondok pesantren
32 Saudara kembar
33 Pencarian
34 Masakan Ara
35 Semakin terbuka
36 Istana jodi
37 Orangtua Jodi
38 Wanita malam
39 Di usir
40 Hilang arah
41 Surat
42 Surat balasan
43 Chandra
44 Jaket
45 Rumah Chandra
46 Undangan
47 Kecewa
48 Ingin sendiri
49 Meminta maaf
50 Bungkusan
51 Menghindar
52 Terluka
53 kesaksian Ara
54 Lebih dari teman
55 Otak perampokan
56 Penjaga
57 Makan malam
58 Salah sangka
59 Restoran
60 Kekasih
61 Ijin menikah
62 Makan malam
63 Cincin perak
64 Desa
65 Kedatangan Lilia
66 Restu Lilia
67 Tetap menerima
68 Minggu depan
69 Pernikahan
70 Kecewa
71 Keluarga Alma
72 Tergganggu
73 Malam pertama
74 Penutup mata
75 Permintaan maaf
76 Amarah
77 Pengakuan Asisten Emir
78 Terbongkar
79 Sakit
80 Anakku
81 Kisah lalu
82 Tangis
83 Haris dan Heni
84 Kesempatan kedua
85 Tak rela
86 Tes kehamilan
87 Hasil lab
88 Rencana lamaran
89 Kedatangan Emir
90 Senasib
91 Kisah lalu Lilia
92 Tes DNA
93 Keburukan Emir
94 Bangkit
95 Rindu
96 Tinggal di desa
97 Darah
98 Keguguran
99 Penolakan
100 Adam
101 Ta'aruf
102 Lamaran
103 Keraguan
104 Pernikahan
105 Tidur
106 Kota
107 Panggilan Tuan
108 Adam Mustofa
109 Istana Adam
110 Mulai terbiasa
111 Taman
112 Peresmian gedung
113 Bertemu keluarga
114 End
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Hotel
2
Susi
3
Tugas Minggu depan
4
Kucing penurut
5
Banyak Hadiah
6
Rumah Ara
7
Panti Asuhan
8
Kesepian
9
Haris
10
Pria misterius
11
Makanan asam
12
Kekasih Heni
13
Radit
14
Nura
15
Pergi
16
Rumah sakit
17
Tertangkap
18
Ingatan Nura
19
Pria muda
20
Keponakan
21
Dia lagi
22
Percaya diri
23
Keluar kota
24
Dress tipis
25
Ketahuan
26
Pertengkaran
27
Kekasih
28
Rahasia kita
29
Tebusan
30
Rencana perjalanan
31
Pondok pesantren
32
Saudara kembar
33
Pencarian
34
Masakan Ara
35
Semakin terbuka
36
Istana jodi
37
Orangtua Jodi
38
Wanita malam
39
Di usir
40
Hilang arah
41
Surat
42
Surat balasan
43
Chandra
44
Jaket
45
Rumah Chandra
46
Undangan
47
Kecewa
48
Ingin sendiri
49
Meminta maaf
50
Bungkusan
51
Menghindar
52
Terluka
53
kesaksian Ara
54
Lebih dari teman
55
Otak perampokan
56
Penjaga
57
Makan malam
58
Salah sangka
59
Restoran
60
Kekasih
61
Ijin menikah
62
Makan malam
63
Cincin perak
64
Desa
65
Kedatangan Lilia
66
Restu Lilia
67
Tetap menerima
68
Minggu depan
69
Pernikahan
70
Kecewa
71
Keluarga Alma
72
Tergganggu
73
Malam pertama
74
Penutup mata
75
Permintaan maaf
76
Amarah
77
Pengakuan Asisten Emir
78
Terbongkar
79
Sakit
80
Anakku
81
Kisah lalu
82
Tangis
83
Haris dan Heni
84
Kesempatan kedua
85
Tak rela
86
Tes kehamilan
87
Hasil lab
88
Rencana lamaran
89
Kedatangan Emir
90
Senasib
91
Kisah lalu Lilia
92
Tes DNA
93
Keburukan Emir
94
Bangkit
95
Rindu
96
Tinggal di desa
97
Darah
98
Keguguran
99
Penolakan
100
Adam
101
Ta'aruf
102
Lamaran
103
Keraguan
104
Pernikahan
105
Tidur
106
Kota
107
Panggilan Tuan
108
Adam Mustofa
109
Istana Adam
110
Mulai terbiasa
111
Taman
112
Peresmian gedung
113
Bertemu keluarga
114
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!