''Iya aku ngerti kok Nurul, kamu jangan sedih githu ya,'' sahut Septin mengembangkan senyuman termanis nya kepada salah satu sahabat nya.
''Aku bisa kok nganterin kamu nanti siang? soalnya aku latihan nya jam 4nsore nanti,'' sela Rafael yang di angguki Septin.
''Terima kasih ya, pak ojol ku memang selalu ada setiap aku membutuhkan nya.'' jawab Septin yang mendapatkan pelototan tajam dari Septin.
''Kalau aku ojol? berarti aku dapat bayaran dong?'' seru Rafael tak terima kalau dirinya disebut ojol oleh Septin.
''Di bayar iya nggak sich Fa, gimana kalau dengan ciuman?'' sela Nurul tiba tiba berkata ngawur.
Rafael dan juga Septin hanya saling tatap mendengar penuturan Nurul, lantas Septin yang sudah di landa kebingungan karena dia yang bilang dapat ciuman, terus siapa yang mau nyium coba, pikir Septin saat ini.
''Maksud kamu apa Nurul?'' tanya Septin yang sudah mengangkat satu alis nya ke atas.
Nurul terdiam sejenak, lalu beberapa saat kemudian berkata, ''Ya kamu lah Tin! masa iya aku sich, och now?!'' jawab nya sembari meledek kedua nya, yakni Rafael dan juga Septin yang ada di depan nya.
Septin langsung memburu Nurul yang sudah berkata ngacok di depan Rafael, kalau hanya di depan nya sich nggak masalah, lha ini Rafael di samping ku, batin Septin yang terus memburu Nurul yang sudah kabur entah kemana.
''Ampun Septin! ampun??'' pekik nya karena Septin masih menggelitiki nya, sedangkan Rafael jangan di tanya lagi? dia masih diam membeku di tempat yang sama, Rafael masih mencoba mencerna setiap kata yang digunakan ucapkan Nurul barusan.
''Apa yang Nurul ucapkan barusan?'' tanya nya pada diri sendiri.
Rafael masih terus saja melamun di kantin sekolah, sedangkan Septin dan Nurul sudah balik ke kelas nya, karena bel masuk sudah berdenting.
Septin tak menyadari kalau Rafael belum ada di kelas nya, namun salah satu Guru nya sudah masuk ke dalam kelas nya, Nurul mengingat kan Septin kalau Rafael tidak ada di samping nya.
Nurul mengasih kode dengan berdecak, ''ck-ck-ck,''
Sepy yang mengerti pun menoleh ke asal suara, ''Apa?'' bisik Septin dengan sangat perlahan.
''Septin...??'' panggil sang Guru ketika menyadari Rafael tidak ada di kelas nya sekarang. Sepy yang di panggil Punde hanya menatap sang Guru tanpa mengerti kenapa dia memanggil nya.
''Rafael kemana?'' tanya nya tiba-tiba, di saat Septin tengah berpikir dengan panggilan Guru itu.
''Rafael, masih di toiilet Bu. Iya di toilet?'' jawab Septin gugup.
''Cepat panggil sekarang, pelajaran akan segera di mulai,'' perintah nya, Septin segera beranjak dari tempat duduk nya menuju ke kantin di mana Rafael berada saat ini.
Dengan langkah lebar nya, atau setengah berlari Septin menghampiri Rafael yang masih sibuk dengan makanan nya.
''Hei!!'' seru Septin yang menyadarkan Rafael.
''Kenapa lho masih disini sich Fa, kelas sudah masuk sedari tadi,'' celetuk Septin seraya menarik tangan Rafael.
''Kok aku nggak dengar bunyi bel sich Tin?'' Ucap nya pelan, Septin menghentikan langkah nya sejenak untuk menatap wajah Rafael yang emang terbilang ganteng sich.
''Ayo ach! buru, Guru sudah menunggu kamu, ini saja aku bilang kamu ke toilet? kalau di tanya bilang saja di toilet lagi mules, awas aja lho nggak ikuti perintah ku?!'' jawab nya kesal, Septin terus saja menarik lengan Rafael sampai di depan kelas.
''Kenapa lama banget di toilet Rafael!!'' tanya sang Guru dengan nada menyelidik.
''Maaf Pak, tadi masih mules? jadi duduk diam di dalam toilet menunggu mules nya reda,'' sahut Rafael menuruti perkata'an Septin barusan.
Septin memberi jempol nya kepada Rafael, karena dia sudah bisa di ajak kompromi sekarang, biasanya Rafael akan berkata dengan jujur nya kalau di tanya oleh Guru ataupun teman yang lain nya.
''Ya sudah kalian duduk lah, Bapak akan lanjutkan pelajaran nya lagi,'' Ucap Pak Guru, lalu melanjutkan mata pelajaran yang sempat tertunda.
''Kamu kemana aja sich Fa?'' tanya Nurul dengan berbisik.
''Dia malah masih asik makan di kantin tau nggak Nurul?'' jawab Septin tak kalah berbisik.
''Apa!!'' pekik Nurul membuat sang Guru menoleh ke arah nya.
''Ada apa Nurul?'' tanya Pak Guru, sang Guru pun menatap Nurul yang tadi tiba-tiba berteriak.
''Nggak ada apa apa kok Pak, cuma kaget saja ada keco'a di buku Nurul,'' jawab nya berbohong. Tak masuk akal memang? masak iya sich keco'a ada di dalam buku, yang ada tuh di dalam tas, mungkin begitu yang di maksud Nurul sekarang.
''Rajin banget bersihin tas nya kalau gitu,'' seru sang Guru membuat seisi kelas pada mentertawakan Nurul, begitu juga dengan Septin dan juga Rafael yang tengah tertawa, mengikuti semua teman teman nya. Nurul yang menjadi bahan tertawa'an hanya bisa merutuki kebodohan nya sendiri, kenapa dia bisa bilang ada keco'a di dalam tas nya. Padahal dia bisa saja bilang ada keco'a di lantai, kan lebih enak di dengar dan juga nggak malu maluin banget pastinya.
Nurul memukul mukul kepalanya pelan, ''Ya sudah kita lanjut lagi,'' tutah sang Guru membuat semua teman nya yang sedang tertawa langsung menutup mulut nya rapat rapat.
Nurul melotot ke arah Septin yang tengah memandang nya, dan Septin hanya terkekeh pelan, ''Awas saja kamu Septin,'' bisik Nurul, Septin yang masih menatap Nurul pun mengerti gerak bibir Nurul mengatakan apa.
Septin hanya bisa tersenyum ke arah Nurul saat ini dengan kedua jarinya membentuk peace ✌.
Pak Guru tengah menerangkan mata pelajaran nya, dan semua siswa ada yang merangkum yang diterangkan Pak Guru nya siapa tau penting kedepan nya.
Septin yang merasa lelah menatap kena tahan pohon besar yang ada di belakang kelas nya, seperti ada orang yang melambai lambaikan tangan nya ke arah Septin.
''Ada apa?'' tanya Rafael menatap Septin yang sedang menatap ke arah kuat jendela kelas nya.
''Nggak apa apa kok, cuma aku lihat kayak nya ada orang yang melambaikan tangan nya ke arah ku tadi? apa kamu melihat nya,'' Ucap Septin mengalihkan pandangan nya dan menatap ke arah Rafael yang tengah menelisik ranting beserta dahan pohon besar tersebut.
Rafael yang memang tidak melihat hanya bisa menggeleng pelan. ''Aku nggak bisa melihat apapun Septin?'' jawab Rafael dengan nada lesu nya.
''Sudah, pejamkan matamu sekarang?'' Rafael mengikuti arahan yang digunakan ucapkan Septin kepada nya, setelah beberapa detik Septin menyuruh untuk membuka mata nya kembali, dan barulah ia bisa melihat di sana ada anak kecil yang tengah berada diranting paling atas.
.
.
.
Terima kasih yang sudah dukung karya receh ku, jangan lupa like komen kakak??
terimakasih 🙏🙏💕💕💕💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments