Episode 17 Belajar bersama

Setelah puas bantuin Ibu Nurul, Septin beranjak dari duduk nya dan kini mereka sudah pindah ke teras rumah nya, karena Nurul sendiri tengah membantu sang Ibu untuk melayani pembeli di depan rumah nya, Septin yang penasaran dengan keseharian Nurul pun memilih ikut dan duduk di kursi yang ada di teras rumah nya, di sana sudah ada beberapa anak kecil yang tengah menunggu giliran nya untuk mencicipi cilok dan juga sosis goreng buatan Bu Nurul.

''Tiap harinya selalu rame seperti ini Rul?'' tanya Septin dengan tangan memegang mangkuk yang berisi cilok cilok yang di ambilkan oleh Bu Nurul baru saja.

''Alhamdulillah Septin? cukup untuk belanja dua hari,'' sahut Nurul dengan senyuman nya yang menghiasi bibir tipis nya.

''Alhamdulillah sekali kalau begitu Nurul?'' tukas Septin membalas senyuman dari sahabat nya.

Selesai nya Nurul beranjak ke kamar nya untuk mengambil buku pelajaran yang harus ia ulang bersama Septin, karena sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian kenaikan kelas, dan tentunya mereka harus mendapatkan nilai yang memuaskan untuk dirinya sendiri dan juga kedua orang tuanya.

Ketika badan yang beli Nurul menghentikan belajar nya sejenak untuk melayani pembeli yang terdiri dari anak anak kecil yang menjadi pelanggan setia nya, sedang kan Ibu Nurul tengah mempersiapkan cilik cilok yang akan di bawa suami nya untuk berkeliling di desa nya, maupun di desa sebelah juga.

Septin melihat semua itu tersenyum bahagia melihat keluarga sahabat nya sudah lebih dari cukup bagi nya.

''Oiya Septin, kamu pernah dengar nggak? kata orang orang yang kemarin aku dengar ada wanita yang menjadi hantu di jalan raya yang kemarin tabrakan?'' ujar Nurul, Septin hanya mengangkat satu alis nya ke atas, karena mulai penasaran dengan cerita sahabat nya.

''Kata siapa itu Rul?'' tanya Septin memastikan kebenaran nya.

''Iya, aku juga dengar dari tetangga yang kemarin sempat beli di sini,''

''Kok aku jadi penasaran gini ya Rul, pengen lihat lebih dekat githu?'' Ucap Septin dengan kekehan nya.

''Dasar bocah sableng, hantu kok malah mau di bikin tontonan sich,'' gerutu Nurul yang membuat bulu kuduk nya bersiri mendengar penuturan sahabat yang satu ini.

Di katakan berani? dia emang berani dan tak takut dengan masalah yang mengarah ke makhluk astral tersebut, namun bagi Nurul itu adalah hal yang paling mengerikan bagi nya, karena selama dia hidup dan di umur nya menginjak 17 tahun dia belum pernah melihat yang namanya hantu. Ya mungkin karena itulah dia menjadi penakut seperti ini sekarang.

''Kamu mau ikut aku nggak Rul?'' ajak Septin, sedangkan yang di ajak hanya bergidik ngeri mendengar nya. ''Kenapa lho Rul, kok kayak gitu sich? di tanya juga,'' sela Septin yang tak mendapatkan jawaban dari sahabat nya.

''Ogah, kalau gue harus ikut lho hanya untuk ngecengin hantu, kalau di ajak makan di warung sich oke oke saja, lah ini mau nyamperin hantu gitu. Serreeemm!!'' Ucap nya, bayangin saja sudah takut apalagi lihat langsung di tempat kejadian gitu, pasti sangat menyeramkan sekali, pikir Nurul dalam hati nya.

''Lagian lho aneh aneh dech Septin? harus lihat pakek mata kepala sendiri baru percaya githu, emang apa untung nya sich dari semua itu Tin? sampai kamu sendiri bela belain untuk beramah tamah seperti itu segala,'' tambah Nurul yang sudah mulai mengomel nggak jelas.

''Ya, untung nya sich nggak ada Nurul? hanya saja aku suka dengan hal hal semacam itu, mencoba Adrenalin yang berbeda saja, kalau orang lain mencoba adrenalin nya dengan menaiki wahana yang seru seru, lah aku beda sendiri dengan melihat hantu yang munkin bisa membuat aku tertawa dan juga bersedih dengan cara bersama'an,'' terang Septin, bagi orang lain itu semua tidak masuk akal sich, namun bagi Septin itu adalah sebuah hiburan yang menantang keberanian nya, sampai mana sich keberanian nya untuk menatap langsung hantu hantu yang masih berkeliaran di dunia nya saat ini, pikir nya.

...****************...

Menjelang sore Septin baru oulangndari rumah Nurul, dia sangat senang mengobrol dengan sahabat nya itu, dan dia juga merasa puas sekarang karena sudah membantu Ibu Nurul, dari siang sampai menjelang sore.

Bunda Septin sudah menunggu kepulangan gadis kecil nya, yang sampai sore hari dia keluar dari rumah nya. ''Sore banget pulang nya?'' tanya sang Bunda yang tengah melipat kedua tangan dan ditaruh di depan dadanya.

''Iya Bunda, maaf? tadi keasyikan bantuin Nurul dan juga Ibu nya Bun, jadi sampai sore dech,'' jawab Septin dengan kekehan nya yang renyah.

''Kayak nya kamu senang banget pulang dari rumah Nurul,'' tanya laginsang Bunda yang melihat puteri nya selalu mengembangkan senyum manis nya sejak pulang tadi.

''Seneng aja Bunda, bisa bantuin mereka di rumah nya, dari bikin adonan cilok, membentuk bulat bulat kecil, sampai matang pun Septin ada di sebelah nya, ya walaupun terlihat sangat sederhana, tapi bagi Septin itu sangat susah,'' keluh nya, mengingat Ayah Nurul dengan peluh yang mengalir di punggung nya.

''Emang nya bilang susah gitu, kan tinggal tuangbair dan cetak habis itu jadi dech cilok nya,'' sahut sang Bunda santai.

''Nggak segampang itu Bunda, ayah Nurul masih membanting banting kan adonan nya agar kalis gitu katanya,'' jelas Septin berpikir sejenak.

''Ya kan buat banyak sayang? jadi harus digituin lah biar cepat kalis dan enak ketika di cetak nya,'' sela sang Bunda yang masih melihat puteri nya memikirkan sesuatu.

Septin hanya terkekeh melihat sang Bunda yang sudah menatap nya dengan tatapan tajam nya.

''Sudah, kamu mandi sanah? entar malah kemaleman lagi,'' ujar sang Bunda menghentikan ucapan Septin yang akan ia utarakan kepada Ibunda nya.

''Bunda gitu dech? kan Septin masih ingin menanyakan satu hal lagi kepada Bunda,'' sahut Septin memanyunkan bibir ranum nya.

''Sudah nggak usah nge bantah lagi, lebih baik kamu bersihin badan kamu yang lengket itu,'' lagi lagi sang Bunda menyela ucapan Septin yang sukses membuat Septin menjadi kesal, Septin yang kesal langsung beranjak dari tempat nya dan menuju ke kamar nya, Septin juga menutup pintu nya dengan lumayan keras, membuat sang Bunda kaget di buat nya.

''Astaghfirullah, gadis itu sungguh bikin Bunda kesal saja dech, sudah datang nya kesore'an, sekarang dia malah marah marah seperti itu,'' gumam sang Bunda mengelus elus dadanya yang tengah berlari maraton karena terkejut.

Di dalam kamar mandi Septin terkekeh geli melihat bunda nya sangat terkejut seperti tadi.

.

.

.

Episodes
1 Episode 1 benerin atap bocor
2 Episode 2 Hewan buas di dunia ghoib
3 Episode 3 Ke empat pocong
4 Episode 4 Cerita tikar dan bantal
5 Episode 5 Interaksi dengan Genderuwo
6 Episode 6 Tantangan Laila
7 Episode 7 Keberanian Septin
8 Episode 8 Tak bisa tidur semalaman
9 Episode 9 Mengetahui kebenaran
10 Episode 10 Interaksi Septin dengan Gendruwo
11 Episode 11 Tanggung jawab terbesar
12 Episode 12 Salah orang
13 Episode 13 Dua anak kecil
14 Episode 14 Cerita Bapak
15 Episode 15 Cerita Bapak part 2
16 Episode 16 Serentetan pertanyaan
17 Episode 17 Belajar bersama
18 Episode 18 Rasa penasaran
19 Episode 19 Cah sableng
20 Episode 20 Lamunan Rafael
21 Bab 21 Obrolan Septin
22 Episode 22 Gara-gara mainan
23 Episode 23 Candaan Septin
24 Episode 24 Terbawa mimpi
25 Episode 25 Septin pacar kakak kelas
26 Episode 26 Mainan Om Wowo
27 Episode 27 Tak merasa bersalah
28 Episode 28 Di remehkan
29 Episode 29 Suara hati Rafael
30 Episode 30 Kesiangan
31 Episode 31 Cerita sang Guru
32 Episode 32 Keterkejutan Septin
33 Episode 33
34 Episode 34 Pertanyaan mengejutkan
35 Episode 35 Rasa cinta Rafael kepada Septin
36 Episode 36 Meminta bantuan
37 Episode 37 Muka rata
38 Episode 38 Melamar
39 Episode 39 Rasa cinta untuk Septin
40 Episode 40 Mencari pekerjaan
41 Episode 41 Sosok makhluk halus
42 Episode 42 Perdebatan
43 Episode 43 Hantu super kepo
44 Episode 44 Histeris Ibu Lela
45 Episode 45 Cerita yang sebenarnya
46 Episode 46 Rasa khawatir
47 Episode 47 Kompak dalam meledek Septin
48 Episode 48 Bisulan
49 Episode 49 Berbelanja
50 Episode 50 Kalung berlian
51 Episode 51 Perdebatan antara Bunda dan anak
52 Episode 52 Di pingit
53 Episode 53 memakai henna
54 Episode 54 Lamaran dan akad nikah
55 Episode 55 Keluarga baru Septin
56 Episode 56 Keluarga baru, kebahagian baru
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59 Keikhlasan hati memang selalu indah
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Episode 1 benerin atap bocor
2
Episode 2 Hewan buas di dunia ghoib
3
Episode 3 Ke empat pocong
4
Episode 4 Cerita tikar dan bantal
5
Episode 5 Interaksi dengan Genderuwo
6
Episode 6 Tantangan Laila
7
Episode 7 Keberanian Septin
8
Episode 8 Tak bisa tidur semalaman
9
Episode 9 Mengetahui kebenaran
10
Episode 10 Interaksi Septin dengan Gendruwo
11
Episode 11 Tanggung jawab terbesar
12
Episode 12 Salah orang
13
Episode 13 Dua anak kecil
14
Episode 14 Cerita Bapak
15
Episode 15 Cerita Bapak part 2
16
Episode 16 Serentetan pertanyaan
17
Episode 17 Belajar bersama
18
Episode 18 Rasa penasaran
19
Episode 19 Cah sableng
20
Episode 20 Lamunan Rafael
21
Bab 21 Obrolan Septin
22
Episode 22 Gara-gara mainan
23
Episode 23 Candaan Septin
24
Episode 24 Terbawa mimpi
25
Episode 25 Septin pacar kakak kelas
26
Episode 26 Mainan Om Wowo
27
Episode 27 Tak merasa bersalah
28
Episode 28 Di remehkan
29
Episode 29 Suara hati Rafael
30
Episode 30 Kesiangan
31
Episode 31 Cerita sang Guru
32
Episode 32 Keterkejutan Septin
33
Episode 33
34
Episode 34 Pertanyaan mengejutkan
35
Episode 35 Rasa cinta Rafael kepada Septin
36
Episode 36 Meminta bantuan
37
Episode 37 Muka rata
38
Episode 38 Melamar
39
Episode 39 Rasa cinta untuk Septin
40
Episode 40 Mencari pekerjaan
41
Episode 41 Sosok makhluk halus
42
Episode 42 Perdebatan
43
Episode 43 Hantu super kepo
44
Episode 44 Histeris Ibu Lela
45
Episode 45 Cerita yang sebenarnya
46
Episode 46 Rasa khawatir
47
Episode 47 Kompak dalam meledek Septin
48
Episode 48 Bisulan
49
Episode 49 Berbelanja
50
Episode 50 Kalung berlian
51
Episode 51 Perdebatan antara Bunda dan anak
52
Episode 52 Di pingit
53
Episode 53 memakai henna
54
Episode 54 Lamaran dan akad nikah
55
Episode 55 Keluarga baru Septin
56
Episode 56 Keluarga baru, kebahagian baru
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59 Keikhlasan hati memang selalu indah
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!