''Aku tidak pernah membuat keonaran selama tinggal di sini, tapi kalian semua yang selalu membuat kenyamanan ku terganggu,'' pekik makhluk itu. Di rasa sudah cukup Septin kini sudah melepas genggaman tangan Kyai dari tangan nya.
Semua Guru di buat takjub dengan keberanian Septin, akhirnya mereka semua percaya kalau di pohon tersebut ada penunggunya.
Setelah berpamitan kepada Kyai di samping nya Septin melangkah pergi menuju ke dalam kelas nya, dadanya kini terasa sesak sekali. ''Tak biasa dadaku sakit seperti ini, ada apa ini,'' gumam Septin mengambil satu gelas air kemasan yang ada di dalam tas nya.
''Septin?'' panggil Nurul tiba tiba. ''Kamu hebat tau nggak, aku saja yang mendengar nya bergidik ngeri? apalagi kamu yang berhadapan langsung dengan Om Ruwo,'' cicit Nurul melebay lebaykan perkata'an nya.
''Nurul, aku sedang males ngobrol, dadaku sakit?'' ucap Septin dengan nada lirih.
''Kita ke UKS sekarang!'' ajak Nurul sembari menarik tangan Septin yang tengah bertumou di atas mejanya.
''Nurul, aku mohon jangan lebay? aku hanya butuh istirahat sebentar, dan jangan bilang ke semut orang! kalau lho nggak mau gue anter ke jembatan di mana Wewe Gombel itu berada?!'' ancam Nurul yang langsung melepaskan tangan nya.
Septin meletakkan kembali kepalanya di atas meja di dalam kelas, karena hari ini free pelajaran. Semua Guru masih membahas pohon besar di belakang sekolah.
Nurul hanya mengangguk pasrah, dan menutup mulut nya dengan rapat, ketika ada seorang teman nya bertanya. ''Nurul, Septin kenapa?'' tanya nya menyelidik.
''Dia nggak apa apa, dia hanya mengantuk dan mumpung tidak ada pelajaran? jadi Septin memilih tidur di kelas?'' bohong Nurul, 'Terpaksa gue bohong, dari pada gue di buang di jembatan yang ada kolong Wewe nya,' gumam Nurul dalam hati.
Dia merutuki kebodohan nya kenapa dia bisa bisa nya menuruti perkata'an teman gilanya ini sich, pikir Nurul memgetuk ngetuk kepala nya pelan.
Sedangkan di halaman belakang sekolah, tengah terjadi perdebatan yang sengit, antar Guru satu dengan Guru yang lain nya, ada yang tidak percaya dengan keberada'an makhluk tak kasat mata, ada juga yang percaya dengan cerita cerita mistis lain nya.
''Terus kalau nggak segera di tebang bisa berbahaya kalau ada angin kencang dan riboh mengenai kelas Pak,'' kata Guru laki-laki yang menginginkan pohon besar itu di tebang.
''Jangan ngaco dech lho, kalau pohon ini di tebang sosok itu akan berkeliaran di mana mana, mungkin dia akan menempati ruangan kelas. Dari pada menghuni ruang kelas mending pohon jya jangan di tebang?'' sangat Guru perempuan yang tak Terima akhirnya mengutarakan isi hatinya yang sejak tadi ia tahan.
''Benar yang di katakan Bu Tini, bisa bisa makhluk ini meneror murid murid kita di dalam? mending jangan dech Pak? tapi semua saya kembalikan kepada Pak kepala sekolah, tapi kalau sampai terjadi sesuatu dengan murid murid kita di sekolah ini, aku nggak mau itu semua sampai terjadi,'' sambung yang lain. yang setuju dengan pohon itu tak di tebang.
Kepala sekolah menimbang nimbang semua ucapan dari sang guru yang tengah rapat di belakang sekolah nya.
Nggak punya gedung kali ya, kok rapat di belakang sekolah.
Septin memejamkan mata hitam nya sejenak, 'Sedangkan aku sudah sejak lama tinggal di pohon ini, kenapa semua yang bahkan baru saja datang ingin mengusir ku dari kediaman ku sendiri,'' Septin mendengar gumaman ketika masih memejamkan mata nya. Karena dia juga tengah pusing.
''Sudah jangan di dengar lagi, yang penting aku sudah memberitahu mereka semua, kamu jangan terlalu memikirkan masalah itu lagi. Biarkan itu semua jadi pikiran orang orang dewasa itu,'' gumam Septin pelan.
''Itu semua gara-gara kamu juga tau nggak, gara-gara kamu mereka tau keberada'an ku sekarang, kalau kamu nggak menghampiri ku kemarin mereka takkan tau aku ada di mana sampai sekarang,'' keluh Om Wowo.
''Kenapa harus aku yang di salahkan sich, aku kan cuma mengingat kan kamu doang? karena aku mendengar para orang dewasa akan menumbangkan pohon besar yang jadi tempat kamu sekarang, harusnya kamu berterima kasih dong kepadaku? bukan nya menyalahkan aku gitu,'' gerutu Septin lewat mata batin nya.
''Sudah lah aku males berdebat, aku ngantuk sekarang mau tidur,'' tambah Septin mengakhiri pembicara'an nya.
''Dasar cah Sableng, aku belum kelar ngomong nya sudah mau di tinggal tidur bae,'' balas Om Wowo kembali ke tempat nya.
...****************...
Di tempat lain Mbah Buyut terkena omelan oleh anak bungsu nya yang biasa di panggil budhe oleh Septin, hanya karena Mbah Buyut memberikan kalung yang bisa melihat makhluk halus kepada Septin, menurut sang budhe itu terlalu cepat? mengingat Septin sendiri belum berkeluarga dan sudah di beri tanggung jawab sebesar itu oleh ayah nya.
''Bapak yang memberi jimat itu pada Septin?'' tanyansang budhe pada Mbah Buyut pelan, walaupun menggunakan suara pelan namun terdengar sekali ketegasan darinya.
''Emang nya kenapa ndok?'' tanya Mbah Buyut balik, pertanya'an ini yang membuat budhe jadi malas ngobrol lama lama dengan Mbah Buyut, karena sulit nyambung nya dan pasti akan di ulang ulang sampai yang mendengar nya pun malas.
''Kenapa Bapak memberi jimat itu pada Septin sekarang Pak? Septin masih terlalu muda sudah di beri tanggung jawab sebesar ini oleh Bapak. Emang nya Bapak nggak kasihan melihat Septin yang selalu melihat hal yang macem macem? hal yang tak bisa orang lain lihat bisa di lihat begitu saja oleh Septin.
''Ya nggak apa apa juga toh ndok? itu memang milik Septin, dari dulu Bapak sudah lihat kemampuan Septin yang tidak pernah takut pada apapun, jadi Bapak memutuskan memberikan jimat itu pada dia,'' jelas Mbah Buyut membuat budhe hanya menghela nafas dengan kasar nya.
''Ya sudah kalau gitu, terserah Bapak saja? dan jangan aneh aneh yang akan Bapak kasih lagi kepada cucu cucu Bapak yang lain. Belum tentu mereka bisa kuat seperti Septin,'' tambah nya lagi dan beranjak dari duduk nya, melangkah pergi ke dalam untuk menemui anak-anaknya yang tengah belajar mengerjakan soal soal yang belum kelar tadi di sekolah nya.
Anak budhe dan Septin hanya berjarak 5 bulan, lebih besar Septin? namun Septin lah yang di beri tanggung jawab terbesar oleh Mbah Buyut karena fisik Septin yang bisa di tangguhkan. Buktinya dia juga bisa mengobrol dengan kolong Wewe dan juga Om Wowo, jadi Mbah Buyut tak lagi meragukan kemampuan cucu dari anak angkat nya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments