Episode 5 Interaksi dengan Genderuwo

Nurul masih belum puas dengan jawab yang di berikan oleh teman nya, akhirnya Rafael ikut bersuara.

''Itu kan dongeng masa lampau Nurul, mungkin sebagian orang tidak akan percaya dengan cerita cerita itu, tapi mengingat Mbah Buyut Septin masih sehat, ya kita harus percaya? karena itu kisah dari Mbah Buyut nya,'' balas Rafael yang membela Septin waktu itu.

''Ach bilang saja kalau lho catmuk sama Septin?'' kesalahan Nurul dan kembali ke bangkunya karena sang guru sudah masuk ke dalam kelas nya.

Setelah Guru mereka berbasa basi menegur murid muridnya, sang Guru pun langsung ke pelajaran yang minggu lalu memberikan tugas kepada semua murid kelas 2 SMAN 2 tersebut.

''Interupsi Bu Guru?'' Ucap Nurul mengangkat tangan nya ke atas.

''Kenapa Nurul?'' tanya sang Guru menatap ke arah Nurul duduk.

''Bu, di jaman dulu semua barang mati bisa berbicara, apa itu benar,'' kata Nurul membuat Septin menepuk jidad nya yang tak percaya dengan kelakuan teman nya.

''Memang benar, namun itu jaman di mana masih belum ada alat seperti sekarang, coba kamu pikir sendiri. Di film film banyak yang memper tonton kan animasi animasi, yang menayangkan di mana hewan dan barang barang lain bisa mengobrol dengan satu sama lain nya,'' jawab sang Guru yang membuat Nurul manggut manggut mengerti.

''Kirain itu hanya bualan saja Bu Guru,'' tambah Nurul dengan nada lesu nya.

''Lho di bilangin nggak percaya,'' tempat Rafael yang semakin membuat Nurul kesal.

Setelah pelajaran selesai, semua murid SMAN 2 langsung menghambur menuju ke kantin, sedangkan Septin malah pergi ke belakang sekolah nya karena dia merasa terpanggil untuk datang ke sana, dengan bibir yang gerak gerak tak tentu Septin terus membaca Ayat kursi, takut nya ada hantu yang nyasar di siang bolong begini, pikir nya.

Nampak sekali Septin menghampiri sebuah pohon besar yang berada di belakang sekolah nya, Septin berujar dalam hatinya.

'Kamu masih tetap di sini toh?' kata Septin, tak ada orang lain lagi selain Septin sendirian di sana.

'Kalau iya emang kenapa, aku tak pernah mengganggu kamu kok, namun kamu yang selalu mengusik agar aku selalu pindah dari rumah yang sudah puluhan tahun aku tempati,' balas nya namun hanya suara saja yang terdengar, ya jelas lah hanya suaranya saja, kan dia genderuwo yang menempati pohon besar tersebut.

''Aku nggak akan mengganggu kamu kok, lagian bukan niat aku untuk mengganggu kamu? cuma aku ngingetin saja agar kamu segera pindah, karena pohon ini akan segerakan di tebang oleh pihak sekolah,'' Gumam Septin membuat sosok itu menampakkan dirinya pada Septin.

''Akhirnya lho keluar juga kan?'' kata Septin yang kini mulai bersedekap mengamati penampilan genderuwo di depan nya, halaman belakang sekolah Septin emang sedikit gelap karena dahan pohon itu sudah menutupi sebagian genteng sekolah nya.

''Aku nggak akan pernah pindah sampai kapan pun camkan itu,'' sosok itu sedikit mengancam Septin, agar Septin sedikit takut padanya, namun kenyata'an nya Septin malah masih siam berdiri di depan nya tanpa menggerakkan tubuh nya sama sekali.

'Kata Mbah Buyut genderuwo bisa berubah menjadi siapapun, namun kalau orang tersebut tau dan mengetahui suatu hal, dia akan menampakkan wujud aslinya yang tinggi besar sampai tinggi nya tidak bisa di ukur oleh manusia biasa.' batin Septin.

''Kalau kamu nggak mau pindah aku nggak mau tau lagi, itu hak kamu dan juga urusan kamu sendiri, karena aku sudah memperingatkan kamu untuk segera pindah tempat,'' kata Septin melangkah maju, seakan ia tertantang dengan keberanian sosok menyeramkan itu.

''Aku tau kamu bisa mengubah wujud kamu menjadi siapapun yang kamu ingin kan, namun tidak dengan ku? karena aku adalah cucu dari Mbah Buyut Niti Rejo, aku tak akan merasa takut sama siapa pun selama aku di jaln benar, dan aku kemari hanya untuk mengingat kan kamu saja untuk segera pindah, bukan untuk mengusir kamu dari sini, aku akui ini adalah wilayah kamu selama puluhan tahun. Tapi perlu kamu ingat, dahan dan juga ranting ini sudah terlalu besar? dan ini juga sangat membahayakan semua siswa yang ada di sana,'' Ucap Septin menepuk nepuk pohon besar yang sudah di huni oleh sosok yang menyeramkan bagi lain nya.

''Aku ha....?'' Septin menghentikan ucapan nya ketika terdengar seseorang yang memanggil nya.

''Septin,'' panggil Rafael yang sudah ada di halaman belakang tepat nya tak jauh dari nya.

Septin menoleh dan mendengus ketika yang di lihat nya adalah Rafael. ''Lho ngapain di sini!'' ketus Septin menatap tajam ke arah Rafael yang kini berjalan menghampiri nya.

''Lho gue cari cari di kantin nggak tau nya lho ada di sini,'' balas Rafael menatap Septin yang tengah bersender di pohon besar tersebut.

''Lho sendiri ngapain di sini sich Septin, bikin aku penasaran, apa jangan jangan ada yang lho sembunyi'in dari gue ya?'' tebak Rafael yang emang benar adanya.

''Laki-laki cemen nggak boleh ke tempat seram seperti ini, aku takut kamu bakalan pingsan mengetahui kebenaran yang sudah aku lakukan,'' ledek Septin yang kini menghampiri Rafael.

''Enak saja gue di bilang cemen, gini gini gue berani kali,'' dengan Rafael dengan nada percaya dirinya.

''Apa lho yakin berani di tempat ini,'' tanya Septin berbisik.

''Yakin lah? seorang laki-laki harus pemberani, agar bisa melindungi wanita yang aku cintai,'' balas Rafael membuat Septin mengernyit kan dahinya, karena menurut Septin Rafael terlalu drama banget.

''Ya sudah kali gitu nikmati saja hari ini, dengan sosok yang menyeramkan di balik pohon besar itu,'' bisik Septin dan berlari meninggalkan Rafael begitu saja. Rafael yang mendengar bisikan dari sang teman pun hanya terdiam kaku di tempat nya, sedangkan di belakang sana Septin sudah cekakak cekikik melihat teman nya yang tetap berdiri. Namun setelah kesadaran Rafael penuh dia langsung ngacir begitu saja melewati Septin yang masih berdiri di belakang tembok kelas nya.

''Itu yang mau menjaga wanita, cuma gitu doang sudah ngacir,'' Septin terus tertawa melihat kelakuan teman nya yang sok pemberani.Padahal nyalinya sangat ciut.

Nafas Rafael memburu membuat Nurul bertanya tanya pada dirinya sendiri, melihat Rafael yang kayak nya tengah ketakutan.

''Kenapa lho Raf,'' tanya Nurul mengagetkan Rafael.

''Ampun ampun? aku nggak lagi bikin ulah di belakang, tapi aku mohon ampuni aku,'' seru Rafael yang sukses membuat semua siswa menoleh ke arah Rafael yang tengah berkata ngawur.

Nurul mengerutkan dahinya masih tak mengerti dengan apa yang terjadi dengan teman cowok nya itu.

Terima kasih kakak.

Jangan lupa like komen ya, kalau kalian suka, maaf kalau kata2 nya sangat membosankan 🙏🙏😘😘💕💕💕

Episodes
1 Episode 1 benerin atap bocor
2 Episode 2 Hewan buas di dunia ghoib
3 Episode 3 Ke empat pocong
4 Episode 4 Cerita tikar dan bantal
5 Episode 5 Interaksi dengan Genderuwo
6 Episode 6 Tantangan Laila
7 Episode 7 Keberanian Septin
8 Episode 8 Tak bisa tidur semalaman
9 Episode 9 Mengetahui kebenaran
10 Episode 10 Interaksi Septin dengan Gendruwo
11 Episode 11 Tanggung jawab terbesar
12 Episode 12 Salah orang
13 Episode 13 Dua anak kecil
14 Episode 14 Cerita Bapak
15 Episode 15 Cerita Bapak part 2
16 Episode 16 Serentetan pertanyaan
17 Episode 17 Belajar bersama
18 Episode 18 Rasa penasaran
19 Episode 19 Cah sableng
20 Episode 20 Lamunan Rafael
21 Bab 21 Obrolan Septin
22 Episode 22 Gara-gara mainan
23 Episode 23 Candaan Septin
24 Episode 24 Terbawa mimpi
25 Episode 25 Septin pacar kakak kelas
26 Episode 26 Mainan Om Wowo
27 Episode 27 Tak merasa bersalah
28 Episode 28 Di remehkan
29 Episode 29 Suara hati Rafael
30 Episode 30 Kesiangan
31 Episode 31 Cerita sang Guru
32 Episode 32 Keterkejutan Septin
33 Episode 33
34 Episode 34 Pertanyaan mengejutkan
35 Episode 35 Rasa cinta Rafael kepada Septin
36 Episode 36 Meminta bantuan
37 Episode 37 Muka rata
38 Episode 38 Melamar
39 Episode 39 Rasa cinta untuk Septin
40 Episode 40 Mencari pekerjaan
41 Episode 41 Sosok makhluk halus
42 Episode 42 Perdebatan
43 Episode 43 Hantu super kepo
44 Episode 44 Histeris Ibu Lela
45 Episode 45 Cerita yang sebenarnya
46 Episode 46 Rasa khawatir
47 Episode 47 Kompak dalam meledek Septin
48 Episode 48 Bisulan
49 Episode 49 Berbelanja
50 Episode 50 Kalung berlian
51 Episode 51 Perdebatan antara Bunda dan anak
52 Episode 52 Di pingit
53 Episode 53 memakai henna
54 Episode 54 Lamaran dan akad nikah
55 Episode 55 Keluarga baru Septin
56 Episode 56 Keluarga baru, kebahagian baru
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59 Keikhlasan hati memang selalu indah
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Episode 1 benerin atap bocor
2
Episode 2 Hewan buas di dunia ghoib
3
Episode 3 Ke empat pocong
4
Episode 4 Cerita tikar dan bantal
5
Episode 5 Interaksi dengan Genderuwo
6
Episode 6 Tantangan Laila
7
Episode 7 Keberanian Septin
8
Episode 8 Tak bisa tidur semalaman
9
Episode 9 Mengetahui kebenaran
10
Episode 10 Interaksi Septin dengan Gendruwo
11
Episode 11 Tanggung jawab terbesar
12
Episode 12 Salah orang
13
Episode 13 Dua anak kecil
14
Episode 14 Cerita Bapak
15
Episode 15 Cerita Bapak part 2
16
Episode 16 Serentetan pertanyaan
17
Episode 17 Belajar bersama
18
Episode 18 Rasa penasaran
19
Episode 19 Cah sableng
20
Episode 20 Lamunan Rafael
21
Bab 21 Obrolan Septin
22
Episode 22 Gara-gara mainan
23
Episode 23 Candaan Septin
24
Episode 24 Terbawa mimpi
25
Episode 25 Septin pacar kakak kelas
26
Episode 26 Mainan Om Wowo
27
Episode 27 Tak merasa bersalah
28
Episode 28 Di remehkan
29
Episode 29 Suara hati Rafael
30
Episode 30 Kesiangan
31
Episode 31 Cerita sang Guru
32
Episode 32 Keterkejutan Septin
33
Episode 33
34
Episode 34 Pertanyaan mengejutkan
35
Episode 35 Rasa cinta Rafael kepada Septin
36
Episode 36 Meminta bantuan
37
Episode 37 Muka rata
38
Episode 38 Melamar
39
Episode 39 Rasa cinta untuk Septin
40
Episode 40 Mencari pekerjaan
41
Episode 41 Sosok makhluk halus
42
Episode 42 Perdebatan
43
Episode 43 Hantu super kepo
44
Episode 44 Histeris Ibu Lela
45
Episode 45 Cerita yang sebenarnya
46
Episode 46 Rasa khawatir
47
Episode 47 Kompak dalam meledek Septin
48
Episode 48 Bisulan
49
Episode 49 Berbelanja
50
Episode 50 Kalung berlian
51
Episode 51 Perdebatan antara Bunda dan anak
52
Episode 52 Di pingit
53
Episode 53 memakai henna
54
Episode 54 Lamaran dan akad nikah
55
Episode 55 Keluarga baru Septin
56
Episode 56 Keluarga baru, kebahagian baru
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59 Keikhlasan hati memang selalu indah
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!