Malam semakin larut namun tak membuat Septin mengantuk setelah mengerjakan tugas yang Guru nya berikan kepada nya siang tadi.
Septin mendatangi sang Ayah yang tengah duduk sendiri di teras rumah nya, sedangkan Abang Septin sendiri tengah bekerja di luar kota, dan sudah beberapa bulan terakhir tak ada kabar darinya membuat Ayah nya menjadi uring uringan memikirkan putera nya tersebut.
''Ayah belum tidur?'' tanya Septin ramah dan memilih duduk di samping sang Ayah.
''Kamu kenapa kok belum tidur?'' sang Ayah pun balik bertanya kepada Septin puteri nya.
''Belum ngantuk Yah,'' balas nya singkat. ''Ayah kenapa masih duduk di teras gini sich, bukan nya Ayah capek pulang kerja saja sudah hampir magrib tadi,'' tanya Septin menatap wajah sang Ayah yang terlihat begitu capek.
''Ayah juga belum ngantuk kok nak? mendingan kamu tidur gih sanah, ini sudah jam 9 malam lebih lho,'' kata Ayah nya menunjuk ke arah bulatan hitam yang menempel di dinding rumah nya.
''Septin belum ngantuk Yah, kalau githu kenapa nggak Ayah cerita jaman dulu dulu saja pada Septin,'' ujar nya memberikan ide kepada sang Ayah, lagipula mau ke kamar pun percuma kalau belum ngantuk ya nggak bakalan bisa tidur juga pikir Septin.
''Cerita apa emang nya?'' tanya Ayah nya bingung.
''Apa saja Yah? yang penting bikin ngakak saja,'' pinta Septin membenarkan duduk nya agar lebih nyaman lagi ketika mendengarkan cerita dari sang ayah.
''Dulu, ketika Ayah masih kecil pernah dengar cerita ini dari tetangga sebelah, beliau mengatakan pada malam itu mau pergi ke sawah nya, untuk menjaga hasil panen yang tadi pagi belum selesai, kamu tau kan kalau jaman Ayah kecil dulu sangat banyak pencuri yang ingin mengambil hasil panen yang belum sempat di bawa pulang ke rumah nya, maka dari itu pak Jamil dan juga Bapak Muklas pergi ke sawah nya pada hari untuk menjaga kedelai yang tadi sore ia panen di sawah nya, mereka berdua pergi ke sawah dengan jalan kaki karena jaman dulu tak ada yang memiliki sepeda, hanya orang orang tertentu yang mempunyai sepeda ya walau hanya sepeda ontel saja,'' Terang pak A siarip kepada puteri nya Septin.
''Terus apa lagi yah,'' tanya Septin yang mulai penasaran dengan cerita dari Ayah nya. Menurut Septin such bukan jaman dulu saja yang banyak pencuri, di jaman modern seperti ini saja maling maling masih pada berkeliaran di mana mana, tapi beda nya jaman dulu dan jaman sekarang itu sangat kontras. Kalau di jaman dulu mencuri untuk kebutuhan keluarga nya, karena tak tau lagi harus berbuat apa, jadi dengan mencuri agar bisa mendapatkan sesuap nasi doang.
Sedangkan di jaman modern seperti ini, kebanyakan orang mencuri hanya untuk kesenangan pribadi saja, seperti hal nya berjudi, beli narko*ba dan ngecengin cewek cewek yang bisa di booking kapan saja dia mau, jadi perbeda'an nya sangat jauh bukan?.
''Mereka berdua membawa ranjang yang terbuat dari bambu dengan cara di pukul oleh kedua nya, hanya dengan membawa Obor dan juga clurit untuk mereka jadikan pegangan kalau kalau ada orang yang ingin berbuat yang aneh aneh di sawah nya nanti.
Pak Muklas yang emang penakut selalu meminta dia di depan Pak Jamil, ketika sudah sampai di tengah sawah nya kebetulan Obor yang mereka bawa mati, karena malam itu angin sangat kencang. Gelap, sudah pasti gelap kan di tengah sawah nggak ada lampu lagi. Pak Muklas malah duduk di dekat Pak Jamil yang tengah benerin ranjang yang ia bawa barusan.
''Kamu kenapa sich Pak Muklas, takut gitu jadi orang,'' tegur Pak Jamil ketika melihat Pak Muklas yang sudah duduk di atas ranjang nya.
''Aku takut Pak Jamil, apalagi di sini gelap banget? nyesel aku ikut sampean ke sawah seperti itu,'' jawab Pak Muklas dengan perasaan menyesal nya.
''Sudah lebih baik kamu diam di sini saja, aku akan ngumpulin ranting-ranting kedelai yang sudah tak ada biji nya dulu, biar kita bisa bakang singkong di sini,'' kata Pak Jamil kepada Pak Muklas yang langsung tidak memperbolehkan Pak Jamil untuk pergi.
''Hanya sebentar saja kok, sampeyan kenapa bisa takut seperti itu coba,'' tambah Pak Jamil ketika tangan nya di cekal oleh Pak Muklas.
Dengan perasa'an tak menentu Pak Muklas melepaskan cengkraman tangan Pak Jamil dari tangan nya. Dengan cepat Pak Jamil mengumpulkan ranting-ranting kedelai yang sudah di bersihkan tadi sore, lantas dia membawa ke dekat ranjang nya di mana di sana Pak Muklas sedang menunggu dengn perasa'an kalut, karena rasa takut nya sudah menjadi jadi dari tadi sepeninggal Pak Jamil.
Pak Jamil merogoh saku celana nya untuk mengambil korek yang sengaja ia selip kan di saku nya tadi. Setelah nyala Pak Jamil bergegas mengambil singkong dari pohon langsung, karena tanah nya sudah gembur jadi Pak Jamil tak perlu mengeluarkan tenaga yang banyak untuk mendapatkan singkong di area sawah nya tersebut.
Ketika mereka berdua tengah asik membakar singkong di api unggun nya tiba tiba datangkah sosok penyuka singkong tersebut, Pak Jamil kira singkong nya sudah matang makanya sudah mengeluarkan bau yang cukup enak di hidung nya. Tapi malah mereka di buat kaget dengan kedatangan sosok yang menurut Pak Muklas menyeramkan, yakni Genderuwo yang menghampiri mereka berdua, Pak Jamil terlihat lebih tenang meluhat sosok tersebut yang tiba-tiba ikutan gabung dengan mereka berdua.
''Kenapa Kliwon?'' tanya Pak Jamil santai.
''Kok kamu tau namaku Kliwon?'' tanya balik sosok seram tersebut, pak Jamil mengetahui dia Kliwon bukan karena nama dia Kliwon, melainkan malam ini adalah sabtu Kliwon, makanya Pak Jamil memanggilnya nya dengan Kliwon.
''Kenapa harus sampai nggak tau nama kamu siapa,'' tetang Pak Jamil membuat Pak Muklas gemetaran di buat nya, karena interaksi Pak Jamil dengan makhluk seram di depan nya.
''Karena kamu sudah tau sama aku, bagaimana kalau aku ikutan gabung,'' kata sosok itu memberi ide kepada Pak Jamil, sedangkan Pak Muklas sudah kaku ketika mendengar nya ingin berada di sana bersama nya.
Sedetik
Dua detik
Tiga detik
Sosok itu masih betah duduk menemani Pak Jamil dan juga Pak Muklas, Sampai akhir nya di detik ke lima Genderuwo tersebut menawarkan makanan kepada oak Jamil dan juga Pak Muklas.
''Kalian berdua pada lapar nggak?'' tanya nya antusias, Pak Jamil sudah tersenyum karena dia tau bakal makan enak malam ini.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments