Sedangkan Mbah Buyut tersenyum manis karena cucu dari anak angkat nya sukses membuat dia bangga, ya walaupun cucu nya hanya bisa berinteraksi dengan serentetan dengan makhluk tak kasat mata saja, pikir nya.
''Septin, Mbah bangga padamu nak?'' gumam nya lirih, kini Mbah Buyut Septin mengira kalau dirinya sudah menemukan penerus yang akan ia beri ilmu dan juga jimat yang dulu ia temukan waktu jaman penjajahan Belanda.
Sedangkan di sekolah Septin bersin bersin karena di rumah Mbah Buyut nya tengah membicarakan nya. ''Siapa yang tengah ngomongin aku sich?'' gumam Septin pelan dan melanjutkan kembali pelajaran nya yang sempat tertunda oleh bersin bersin tadi.
''Kamu nggak apa apa Tin?'' tanya Rafael yang emang duduk sebangku dengan nya.
''Aku nggak apa apa kok, cuma bersin bersin doang,'' aku Septin menoleh kepada Rafael sebentar, lalu kemudian membeli fokus dengan sang guru yang tengah menerangkan pelajaran yang sedang ia pelajari sekarang.
Rafael mengangguk dan ikut memfokuskan pandangan nya kepada Guru yang berdiri di depan nya.
Satu jam berlalu, kini pelajaran Septin telah usai dan semua murid SMAN 2 berhamburan setelah sang guru yang mengajar nya mengakhiri pelajaran nya.
Septin yang emang selalu pergi bersama Rafael pun mengikuti kepergian Rafael ke parkiran di sekolah nya. ''Septin, kamu hari ini mau pulang langsung atau masih mau ikut sebentar?'' tanya Rafael ketika sudah berada di parkiran sekolah nya.
''Langsung pulang saja dech, sedang malas mau kemana mana?'' terang nya mendudukkan bokong nya di kursi yang di tinggal pak satpam pergi. ''Emang nya kamu mau pergi kemana sich?'' lanjut Septin yang ingin tau Rafael akan pergi kemana.
''Aku ingin latihan bola voli di dekat sini, kalau kamu ingin pulang nggak apa apa sich, aku antar kamu pulang setelah itu aku akan balik lagi ke sini,'' jawab Rafael tak enak hati kepada teman nya tersebut.
''Kalau gitu aku tunggu kamu saja dech, nggak enak juga harus bolak balik nggak jelas gitu,'' Ucap Septin yang merasa tak enak hati pada teman nya, pagi dia harus jemput di rumah nya, sedangkan pulangnya juga Rafael yang mengantarkan sampai ke teras rumah nya. Walaupun tak jarang Septin memberi uang untuk sekedar beli bensin sich, kadang kala Rafael tak mau pemberian Septin, dan Septin sering menyelipkan uang tersebut di tas punggung Rafael.
Kini Septin dan juga Rafael tengah menuju ke tempat latihan bola voli yang digunakan katakan Rafael tadi, emang tak terlalu jauh dari sekolahan juga sich.
''Bro, tumben lho bawa cewek cantik ke tempat latihan,'' tanya teman Rafael yang suka sekali meng kepo'in para teman teman nya.
''Pacar lho ya bro?'' tanya teman yang lain.
''Iya nich si Rafa, sudah punya cewek nggak bilang bilang ke kita kita,'' sambung yang lain.
''Takut ada yang ngambil kali,'' yang lain juga menimpali, karena di sana hanya Septin cewek sendiri.
''Sudah kalian ngomong nya, sekarang giliran gue yang akan menjelaskan cewek ini ke kalian semua, jadi jangan membuat opini yang tidak tidak dech,'' jawab Rafael panjang lebar.
''Dia Septin temen ku, dan dia juga bukan pacar gue? jadi kalian sekarang paham kan,'' tambah nya lagi.
''Sudah nggak usah di ambil hati ya, mereka semua emang seperti itu, suka menerka nerka,'' bisik Rafael pada Septin.
''Nggak apa apa kok santai saja lagi,'' balas Septin mengulas senyuman di bibir manis nya.
''Terima kasih ya sudah mengerti,'' sela Rafael membalas senyuman Septin.
Septin mengangguk dan berjalan ke bangku yang ada di lapangan. Septin terlihat sangat menikmati duduk di sana? sampai akhirnya ada yang mengagetkan dia karena Septin sendiri tengah sibuk berseluncul di sosial media nya.
''Darrrkk,'' seorang laki-laki tiba-tiba mengagetkan Septin, Septin yang tak kenal dengan suara tersebut langsung menoleh ke asal suara, dimana tadi ia di kaget kan.
''Maaf, kamu siapa?'' tanya Septin mengernyit kan dahinya karena bingung tiba-tiba ada seorang laki-laki yang sok kenal dengan nya.
''Maaf, saya salah orang? saya kira kamu temen ku yang biasa duduk disini ketika anak-anak itu tengah latihan bola voli,'' aku nya dengan perasa'an yang malu mungkin, karena dia mengagetkan orang yang salah.
''Iya, nggak apa apa kok?'' Ucap Septin mengembangkan senyuman nya. ''Aku hanya kaget aja tadi, pas aku boleh malah aku nggak mengenal nya,'' teras Septin membuat seorang laki-laki tersebut tersipu malu dengan pernyata'an Septin.
''Terima kasih ya, oiya kamu sendiri ngapain duduk di sini,'' tanya nya penasaran.
''Och, aku lagi nunggu teman yang sedang latihan bola voli di sini, makanya aku memilih duduk di sini ketimbang di sana,'' tunjuk Septin kepada gerombolan cewek-cewek yang tengah teriak teriak nggak jelas ketika Rafael dan teman teman nya mengalahkan teman lain nya.
''Och itu emang seperti itu, mereka semua suka carmuk?'' ujar nyatanya sensor.
''Carmuk?'' ulang Septin takut nya dia malah salah dengar.
''Iya cari muka, masak kamu nggak ngerti carmuk sich?'' cicit seorang laki-laki yang berperawakan seperti wanita.
''Kok kita jadi gibah githu ya,'' kata Septin mengingat dia yang mulai mengikuti gibahan laki-laki di samping nya.
''Rafael emang cowok yang di incar cewek-cewek itu, lawong Rafael saja tidak menoleh sama mereka juga,'' keluh laki-laki setengah cewek itu kepada Septin.
''Ya mungkin salah satu dari mereka ada cewek nya Rafael kan? kan kita nggak tau juga, kita nggak boleh su'udzon dulu kepada mereka semua, kita harus husnuzon,'' Septin memperingati laki-laki di samping nya
''Iya iya, aku cuma kesel saja sama mereka? dan aku pengen lihat dech, cewek seperti apa yang membuat Rafael klepek-klepek,'' gumam nya pelan.
''Ya do'ain saja yang terbaik buat dia saja,'' jawab Septin melanjutkan memainkan ponsel nya.
Tiba-tiba Rafael menhampiri Septin dan juga laki-laki gemoy tersebut, ''Ngapain lho goda'in cewek gue,'' goda Rafael yang sukses membuat laki-laki gemoy di samping Septin terperangah kaget.
''Jadi lho cewek nya Rafael, dan tadi kenapa kamu nggak bilang sich kalau kalian pacaran?'' sahut laki-laki gemoy itu menatap ke arah Rafael dan juga Septin.
''Apa'an sich lho Fa, itu semua nggak benar? dan aku bukan pacar Rafael,'' terang Septin, namun laki-laki gemoy di samping nya tak mempercayai nya.
''Kalaupun kalian pacaran juga nggak apa apa kok? aku senang kalau Rafael pacaran sama kamu, ketimbang dengan mereka semua,'' balas nya tersenyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments