Hari ini Septin memilih ijin kepada guru nya melalui pesan Grub watsha***p nya.
Seluruh tubuh nya terasa panas, namun Septin juga menggigil, entah kenapa dia seperti itu ya mungkin dia masuk angin atau karena keterkejutan nya melihat sosok yang menyeramkan tanpa mata.
''Menyebalkan sekali!'' kesal Septin yang sendirian di kamar nya. Kedua orang tuanya sudah pergi menuju sawah nya yang akan panen pagi ini.
Septin yang kesal hanya berguling-guling nggak jelas di atas kasur nya yang tak terlalu empuk itu.
Tiba-tiba pesan chat masuk ke ponsel nya, Septin meraih handphone yang tergeletak di atas nakas.
Ting
📩- ''Kenapa lho nggak sekolah Tin?'' tanya Rani dengan emot cemberut nya.
Ting
Belum juga Septin membalas pesan chat kembali masuk ke ponsel nya.
📩-''Lho kenapa bolos cuy, kesal dech? tau gitu gue juga nggak masuk tadi,'' pesan chat Rafael dengan emot marah nya.
📤-Sorry gue lagi panas dingin nich,'' balas Septin kepada Rani🤧🤧.
📤-''Kesal kenapa Fa? dan gue bukan nya bolos gue sakit,'' balas nya dengan emot😷😷.
Mereka berdua tak lagi membalas pesan dari Septin karena jam pelajaran sudah mau di mulai.
Selama jam pelajaran Rafael menggerutu nggak jelas, hari ini dia sangat ngantuk, hanya karena menuruti hal konyol yang di minta oleh teman cewek nya di sekolah. Yang dengan jelas mengajak dia mencari perkara, dan alhasil dia sendiri yang tak bisa tidur karena selalu teringat sosok seram yang malah di ajak beramah tamah oleh sang teman.
''Fa...'' bisik Arum yang melihat Rafael tengah ngantuk berat.
''Nich lagi satu!'' jawab Rafael dengan nada ketus, bukan apa apa dia hanya ingin memejamkan matanya sejenak, namun gara gara tuyul satu itu guru yang tengah mengajar jadi memperhatikan gerak gerik Rafael. Sang guru kini tengah berjalan menuju ke arah nya yang tengah pura-pura sibuk belajar. Karena sebentar lagi akan di adakan ulangan dadakan.
''Kamu kenapa Rafael?'' tanya sangat Guru yang melipat tangan nya ke belakang. Lok di kampung itu di kira sedang gendong tuyul.
''Saya nggak apa apa Pak, cuma ngantuk saja,'' jujur Rafael membuat sang Guru mengernyit kan dahinya.
''Semalam kamu ngapain saja, sampai sampai pagi ini kamu merasa ngantuk?'' tanya sang Guru lagi dengan nada menyelidik.
''Saya malah tidak ngapa ngapain Pak? hanya saja saya kepikiran Wewe Gombel yang kami temui semalam,'' lagi lagi Rafael berkata jujur, Rafael berpikir kalau dengan jujur Pak Guru nya akan mengerti.
Sang Guru yang tadi nya hanya mengernyit kan dahi kini dia malah menarik alis nya ke atas seraya berkata, ''Jangan ngada ngada, jaman sekarang mana ada hal semacam nya,'' jawab nya santai.
''Kalau Pak Guru nggak percaya nanti malam ke jembatan itu saja, jembatan di desa sebelah,'' Arum menyela ucapan dari Guru nya yang bahkan terang terangan mengatakan jangan mengada ngada.
''Rani!!'' seru sang Guru menatap ke arah Arum dengan tatapan tajam nya.
''Jadi kalian semalam pergi ke sana?'' balas sang Guru yang langsung di angguki oleh Rafael, Arum dan juga Laila. ''Lagipula kalian ngapain pergi ke sana malam malam, dan lihat sekarang? kalian malah ngantuk gitu,'' tukas sang Guru dan meminta semua murid nya untuk mengumpulkan buku pelajaran nya ke depan.
Dengan menghembuskan nafas kasar nya, Rafael beranjak dari tempat duduk nua dan berjalan ke depan guna mengambil soal ulangan yang akan ia kerjakan di jam pertama mereka.
...****************...
Di ruang Guru, Pak Kepala sekolah tengah membahas pohon besar di belakang sekolah nya, semua Guru pun sangat setuju namun ada satu Guru yang masih berpikir tanpa memberi jawaban apapun.
''Maya? jawaban kamu apa,'' tanya Pak kepala sekolah.
''Menurut Maya jangan di potong dulu sech Pak, kata Septin di pohon itu ada sosok yang tak mau pergi meninggalkan pohon tersebut, saya takut terjadi sesuatu pada murid murid kita,'' jelas Bu Maya yang sebelum nua sudah di kasih tau oleh murid petakilan nya.
''Sosok? sosok seperti apa yang ada di pohon itu,'' tanya Pak kepsek lagi pada Bu Maya, Wali kelas Septin dan kawan kawan nya.
''Pohon itu nada Genderuwo nya Pak,'' mereka semua terkekeh nggak ada yang mempercayai perkata'an Bu Maya.
''Mana Genderuwo di jaman modern seperti ini,'' sahut sesama Guru yang tak suka dengan Bu Maya.
''Terserah n kalian mau percaya atau tidak, yang pasti saya sudah menyampaikan pesan dari anak didik saya,''
''Anak didik? siapa dia,'' seru Guru laki laki yang mulai penasaran.
''Septin?'' jawab Bu Maya singkat, membuat Guru laki-laki yang tadi mengajar di kelas dua pun terperangah kaget.
''Septin kelas dua,'' sebut saja Guru itu Pak Iwan. Dan Pak Iwan pun di buat bingung oleh murid yang bernama Septin, yang menurut dia meresahkan semua teman teman nya.
''Anak itu lagi?'' gumam Pak kepsek penasaran.
''Anak itu semalam bersama ke-tiga teman nya menemui Wewe Gombel di jembatan desa sebelah Pak, dan sekarang Bu Maya bilang anak itu mengatakan di belakang sekolah kita ada sosok Genderuwo yang tinggal di pohon besar itu,'' tetang Pak Iwan membuat semua Guru yang berada di sana terkejut.
''Panggil murid itu ke sini,'' titah sang kepsek pada salah satu Guru.
''Dian sedang sakit Pak, mungkin dia terkejut atau masuk angin, gara-gara semalam melihat sosok anak tanpa mempunyai mata di gendongan Genderuwo itu,'' cicit Pak Iwan, lagi lagi swmua Guru di sana di buat terkejut.
''Emang dia sehebat itu kah, dengan mengetahui makhluk makhluk astral yang tak kasat mata,'' sambung Guru laki-laki yang sudah setengah baya.
''Mungkin itu sudah turunan dari Mbah Buyut nya yang di jaman dulu terkenal orang sakti, bisa melihat dengan mata batin nya hal hal ghoib lain nya.'' lanjut Bu Maya yang mengetahui sedikit tentang murid nya yang satu ini.
''Kayaknya Bu Maya mengetahui banyak tentang murid itu,'' Pak kepsek penasaran dengan asal usul murid yang menurut nya hebat.
''Rumah Mbah Buyut nya melewati jembatan yang di katakan Pak Iwan barusan, otomatis dia sudah sering melihat makhluk astral tersebut, jadi dia pikir beramah tamah nggak ada salah nya sich? asal dia berani duduk di samping nya. Kalau nggak berani ya jangan mencoba hal yang aneh tersebut,'' jawab Bu Maya panjang lebar.
''Lebih jelas nya lagi kita panggil Pak kyai saja untuk kebenaran nya, kalau di belakang sekolah ini nada Genderuwo nya.'' sela Guru laki-laki setengah baya itu.
Maaf kalau cerita nya membosankan 🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments