Pagi pagi sekali Septin sudah bangun untuk membantu Ibunda nya di dapur, karena sang Bunda harus segera pergi ke sawah untuk panen padi dibawah nya, sedangkan sang Ayah sudah berangkat terlebih dulu ke sawah untuk menunggu beberapa orang yang emang sudah di suruh untuk membantu memanen padi pagi hari ini.
Septin yang sudah sangat cekatan di dapur pun hanya membuat sang Bunda geleng geleng kepala nya saja. Karena tanpa di suruh pun Septin sudah menebak lauk di depan nya akan di masak apa dan di kasih bumbu apa saja.
''Bunda, Septin ikut ke sawah ya,'' tukas Septin yang tengah menggoreng tempe.
''Kamu di rumah saja, nggak usah ikut ke sawah? lagian di sawah juga nggak ada tempat untuk berteduh, dan di sana pasti sangat panas,'' sahut Bunda nya seraya mengupas bawang yang akan di buat sambel.
''Panas ya? ya sudah tentu panas lah Bunda, namanya juga di sawah kan bukan di gua,'' celetuk Septin yang membolak balikkan tempe nya di atas wajan.
''Bunda suka gitu kalau Septin mau ikut ke sawah?'' rengek nya sembari menggembungkan pipi chubby nya.
''Di kasih enak malah minta yang nggak enak, gimana sich nie anak gadis satu?'' sahut sang Bunda seraya merapikan piring piring yang akan di bawa ke sawah sebentar lagi.
''Ya sudah kalau gitu Septin ke rumah teman saja ya, sekalian mau belajar juga,'' terang nya membuat sang Bunda mengangguk pelan.
Setelah semua nya selesai, sang Bunda sudah pergi ke sawah dengan panci di bungkus kain yang sudah berada di kepalanya. Kebetulan sawah yang akan di panen tidak terlalu jauh dari rumah nya, maka dari itu sang Bunda hanya berjalan kaki menuju ke sana, dengan membawa nasi dan lauk pauknya, tak lupa juga Bunda Septin membawa ceret yang berisi kopi hitam untuk para semua kuli di sawah nya.
Setelah kepergian sang Bunda, Septin menuju ke rumah Nurul yang lumayan dekat juga dengan rumah nya, dengan membawa sepeda ontel nya Septin sudah sampai di rumah Nurul, teman sekelas dan juga sahabat nya.
''Assalamu'alaikum,'' Ucap Septin di depan rumah Nurul. Memang pintu Nurul terbuka namun tak sopan kalau langsung nyelonong begitu saja ke rumah orang.
''Waalaikum salam?'' jawab Ibu Nurul dari dalam, ''Ech nak Septin?'' tukas nya setelah mengetahui siapa tamu yang datang ke rumah nya pagi ini.
''Iya Bu,'' jawab Septin ramah. ''Nurul nya ada Bu,'' tanya Septin sopan dan sedikit membungkuk kan badan nya.
''Ayo masuk dulu, Nurul masih di suruh ke warung? paling sebentar lagi pulang kok,'' balas nya mengajak Septin untuk masuk ke dalam rumah nya.
''Septin di sini saja Bu? sekalian mau nungguin Nurul pulang dari warung,'' terang nya yang langsung di angguki oleh Ibu Nurul.
Saat sang Ibu Nurul masuk ke dalam rumah nya, Nurul pun tiba dengan tas yang lumayan besar yang ia bawa saat ini. ''Tumben pagi pagi ke rumah,'' seru Nurul yang mematikan motor nya, lalu Nurul mengangkat tas besar yang ada di depan nya.
''Sini biar gue saja yang angkat? lho cemen cuma angkat ginian doang,'' selalu Septin mengambil alih tas yang akan di angkat oleh Septin.
''Berat amat Rul, emang nya isi di dalam nya apa'an?'' tanya Septin penasaran, karena tas yang ia angkat sangat lah berat, kalau cuma beras dan beberapa kebutuhan rumah lain nya tidak akan seberat ini kali,'' omel Septin yang hanya mendapatkan kekehan renyah dari sahabat nya.
''Baru mungkin,'' jawab Nurul sekena nya.
''Anji**r lho, dasar kamp**ret.'' tutuk Septin yang mau mau aja mengambil alih tas yang di pegang sahabat nya tadi.
''Sudah nggak usah ngeluh githu, sini aku bantuin,'' Ucap Nurul yang sudah ikut membantu membawa tas yang di pegang Septin.
''Harus nya dari tadi kali?'' gerutu Septin membuat Nurul semakin terkekeh.
''Ada apa ribut ribut sich,'' kelakar Ibunya Nurul.
''Nggak apa apa kok Bu,'' jawab Nurul yang di angguki Septin tentunya.
Mereka berdua tengah larut dengan pertanya'an Septin yangbsejakntadi tidaknya jawab. Padahal di dalam hanya lah berisi beras 10 kg, gula 5kg, minyak 4 liter, dan masih banyak lagu lain nya. Ya pantas berat lah itu saja sudah hampir 20 kg berat nya belum lagi yang lain, seperti terigu, kanji dan juga beberapa botol saos yang berada di dalam tas dengan ukuran yang super besar.
Orang tua Nurul memang tidak bekerja di sawah,melainkan penjual cilok keliling? sedangkan sang Ibu membantu suaminya dengan jualan di teras rumah nya, agar kebutuhan sehari-hari nya tercukupi. Nurul sendiri tak pernah malu dengan Profesi ayah nya yang hanya kang Cilok keliling. Justru Nurul belajar banyak dari kehidupan orang tuanya, kalau ternyata mencari sesuap nasi itu susah susah gampang, susah bagi orang pemalas untuk bekerja, namun menjadi gampang untuk para orang orang yang mau bekerja keras.
''Kenapa lho nggak ngomong kalau didalam ternyata ada beras yang 10 kg, harusnya tadi di angkat satu satu dari luar,'' Septin merutuki kebodohan nya, karena dia bisa bisa nya di kibulin begitu saja sama orang dekat nya.
''Lagian kamu sendiri yang bilang akan mengangkat tas nya,'' balas Nurul dengan wajah sw imut mungkin, agar sahabat nya tidak lagi ngomel-ngomel yang nggak jelas pada nya.
''Dasar cah semprul,'' tukas nya mendaratkan bokong di depan tungku yang tengah menyala, Ibu Nurul tengah membuat cilok di dapur nya? masih menggunakan tungku kayu, Septin yang tergolong celamutan langu mengambil begitu saja pakek sendok cilok cilok yang sudah ada di atas nampan.
''Kebiasa'an banget sich lho Tin, habis ini kamu harus bayar karena sudah makan cilok cilok ku,'' papar Nurul, yang sukses mendapatkan pelototan dari Ibu nya.
''Apa sich Bu, Nurul kan hanya bercanda kok dengan Septin,'' sela Nurul menjelaskan kepada sang Ibu.
''Iya, tapi jangan keterlaluan seperti itu, kalau orang lain yang melihat pasti di kira itu semua beneran,'' jawab sang Ibu memperingati puteri nya yang suka ngomong ceplas ceplos.
''Bu, setiap hati selalu bikin sebanyak ini?'' tanya Septin ramah yang sudah ikut mengaduk cilok yang sudah mengapung di dalam panci.
''Iya kak Septin? dan alhamdulillah selalu habis karena banyak yang suka dengan cilok buatan Ibu,'' jelas nya seraya terus mencetak cilok cilok tersebut lalu di cemplungkan langu ke dalam panci yang sudah di angkat oleh Septin tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments