Lantunan ayat kini sudah terdengar di masjid masjid, dan sebentar lagi akan terdengar adzan yang di kumanndangkan karena emang sudah masuk waktu magrib juga, Septin mengambil Wudhu dan menuju masjid yang berada tak jauh dari rumah nya. Seharian ini Septin tak pergi ke rumah Mbah Buyut jua karena dia harus mempersiapkan diri nanti malam untuk menyelesaikan tantangan nya dengan teman sekolah nya, kalau tak mengingat itu septin pasti sudah pergi ke rumah Mbah Buyut nya di rumah budhe nya.
Selesai menjalankan sholat magrib nya Septin duduk di teras rumah nya sembari menunggu kedatangan Rafael yang akan datang menjemput kerumah nya.
''Lama banget sich Rafael itu,'' seru Septin yang sudah mondar mandir layak nya cacing kepanasan.
''Hay, sorry telat so aku harus nganterin nyokap dulu ke dokter,'' sapa Rafael pada Septin yang sudah kesal dengan mencebikkan bibir nya.
''Ya sudah kalau gitu ayo kita berangkat sekarang, Laila dan Arum sudah nunggu kita di jalan, dia bilang kalau aku pengecut makanya belum menampakkan diri di depan mereka,'' kata Septin mengingat isi chat yang di kirim Laila barusan.
Setelah mereka berpamitan kepada ayah dan juga Bunda nya Septin pergi dengan berboncengan Rafael, sebenarnya Rafael sendiri malas untuk ikut bersama Septin, karena akhir akhir ini tu cewek selalu berbuat hal yang aneh aneh dan di luar nalar juga.
Masak iya dia berbincang bincang dengan makhluk astral yang tak terlihat bentuk nya seperti apa, hanya menerka-nerka saja, bentuk dan wajah nya makhluk tersebut.
''Septin, sebenarnya untuk apa sich kamu menyanggupi tantangan ini, lagian juga kan nggak bakalan dapat bayaran dari melakukan hal ini,'' gumam Rafael hati hati, takut nya Septin merasa tersinggung dengan pertanya'an nya.
''Ya cuma menantang Andrenalin saja nggak lebih,'' jawab nya santai.
Rafael mengangkat satunalis nya tak percaya dengan apa yang di katakan teman nya barusan, hanya untuk Andrenalin saja dengan bertemu dengan hantu dan semacam nya, pikir Rafael berkecamuk memikirkan hal konyol yang di lakukan teman nya tersebut.
''Septin, kamu nggak merasa takut dengan semua ini.Kayaknya kamu sudah sangat biasa dengan menemui bermacam macam hantu,'' tanya Rafael dengan rasa penasaran nya.
''Entah kenapa setelah aku menerima kalung ini dari Mbah Buyut, Septin merasa ada yang aneh dengan tubuh Septin Fa, Septin sering bermimpi di datangi orang yang memakai sorban putih, dan kamu lihat tadi kan? sebelumnya aku tak pernah melihat sosok makhluk menyeramkan di sekolah, tapi tadi ketika Septin naik ke atas meja dan di sana Septin mulai melihat sosok itu, kakiku begitu saja membawa ku ke halaman belakang sekolah, dan aku juga berkata sama dia suruh cepat pergi dari pohon besar itu, karena yang aku dengar pohon itu akan segera di tebang,'' cerita Septin asal muasal dia bisa melihat makhluk makhluk yang kemarin sempat membuat Septin bergidik ngeri sekali malah sekarang kebalikan nya. Dia ingin melihat dengan nyata wewe Gombel yang di gadang gadang ada di jembatan jalan tak jauh dari desa nya.
Dengan tekat dan keinginan nya yang sudah menggebu-gebu, membawa Septin ke tempat seram itu, yang dia dengar kalau habis Isya tak kan ada orang yang lewat di jembatan itu, karena desas-desus adanya wewe Gombel yang nangkring di sana.
Laila dan Arum sudah menunggu di depan alpa*mart. ''Akhirnya lho nongol juga, kirain lho takut sama kolong wewe itu,'' cibir Laila dengan nada ketus.
''Nggak lah, Septin tak kan pernah takut. toh dia juga makhluk Allah juga kan, dan nggak akan di makan sama tu wewe.'' balas Septin santai.
Laila tertawa sinis lalu menatap ke arah Septin yang tak menemukan rasa takut pada dirinya. ''Lho beneran nggak takut Tin! lagian lho tau dari mana sich kalau kolong wewe itu ada di jembatan itu.'' selidik Arum menatap intens ke arah Septin.
''Adalah pokok nya, aku ke sana cuma ingin memastikan nya saja kok, benar ada atau cuma hoax,'' sahut Septin tenang.
''Ayo Fa berangkat sekarang, nanti kemaleman lagi,'' ajak Septin menepuk punggung Rafael pelan.
Rafael hanya mengangguk pelan dan menyalakan motor nya menuju ke tempat tujuan nya. Mereka ber empat sudah siap dengan hal hal yang membuat mereka ketakutan nantinya. Tepat di jembatan itu nampak lah sosok yang pengen mereka lihat, dengan perasa'an tak menentu Rafael menatap Septin dari kaca spion motor Supra nya.
''Kalian lihat yangbdindepan sana?'' tunjuk Septin kepada ke-tiga teman nya, mengikuti telunjuk Septin yang di arahkan ke atas jembatan, disana ada sosok wanita dengan payu**ra yang besar kira kira sampai menutupi perut nya, (yang di dengar author seperti itu ya kak).
Rasa penasaran sudah merasuki jiwa Septin saat ini, dia beranjak dari atas motor dan melangkah menuju ke arah sosok yang tengah duduk santai dinatas jembatan dengan anak kecil yang bersembunyi di antara kedua Payu**ranya.
''Tin! lho mau ngapain, jangan aneh aneh dech,'' bisik Rafael ketika sadar Septin akan menghampiri sosok seram di depan nya.
''Shutt... Jangan berisik, gue cuma mau ngobrol sebentar sama dia kok,'' jawab Septin yang balik berbisik.
''Dasar bocah sableng, di kita dia siapa bisa ngobrol dengan hantu. Sok so'an jadi cewek,'' kata Arum merutuki kebodohan Septin, karena dia akan menemui wewe gombel itu.
''Sudah diam, kalau kalian tidak mau celaka,'' sela Septin dan melangkah pergi menuju sosok astral yang sudah menjadi trending topic di sekolah nya.
''Assalamu'alaikum,'' sapa Septin ketika sudah berada di depan nya.
Sosok menyeramkan itu tak menjawab walau hanya sepatah katapun, dia masih tetap diam dan me melotot kan mata merah nya ke arah Septin yang tengah berdiri.
''Maaf, anda sedang apa di sini,'' tanya Septin lagi berbasa basi, dia sendiri sudah tau kalau dia sedang nyantai di jembatan itu, kan rumah nya dekat jembatan, pikir Septin memukul mukul bibir nya pelan.
''Ada apa kamu datang menemui ku di sini, rupanya nyali kamu cukup besar juga ya, sehingga mau menemui ku di sini malam malam seperti ini.'' Jawab nya dengan nada marah.
''Maaf kalau saya mengganggu ke nyamanan anda yang tengah bersantai, tapi aku hanya ingin bertanya saja, kenapa anda bisa tinggal di jembatan ini? dan membuat para warga merasa takut akan kehadiran anda di sini,'' sela Septin yang kini memilih duduk di samping nya.
Terima kasih kasih kakak sudah mampir, jangan lupa like komen nya kak, Terima kasih😘💕😘💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments