''Woyy! ini gue,'' pekik Nurul mengagetkan Rafael yang tengah memejamkan mata nya, karena masih syok dengan kejadian tadi di halaman belakang sekolah nya.
''Nurul! lho ngagetin gue saja dech?'' sahut Rafael ketika dia sudah sadar dari rasa ketakutan nya.
''Emangnya lho kenapa sich sampai segitu nya segala,'' tanya Nurul penasaran dan ingin mengorek informasi dari Rafael.
''Sudah lah, aku nggak mau bahas itu di sini, mana deket lagi cuma di belakang doang?'' tolak Rafael membuat Nurul memcebikkan bibir nya karena Rafael tak mau mengatakan apa yang sudah membuat dia penasaran.
''Ayolah Fa, cerita dikit doang? lho tega sama gue ya, kalau gue mati penasaran gimana,'' bujuk Nurul namun Rafael masih merasa takut, mengingat dia masih berada di lingkup sekolah nya.
''Mati ya tinggal di kubur? susah amat jadi orang!'' jawab Rafael ketus dan mengalihkan pandangan nya ke arah lain.
''Tuh tanya saja sama si biang kerok?'' Ujar Rafael ketika melihat Septin masuk ke dalam kelas.
Septin yang mengerti dengan ucapan Rafael hanya mengangkat satu alis nya ke atas seraya berkata, ''Ada apa? dan kenapa Rafael bilang aku si biang kerok, emang akun sudah bikin rusuh gitu?'' tanya Septin yang pura-pura tak tau apa apa
''Tau nich Rafael ngada ngada, tadi dia jerit jerit bilang nya maaf maaf gitu,'' jawab Nurul menjelaskan kenapa Rafael sewot padanya, Septin yang mengerti langsung mengeluarkan jurus cekikikan nya tanpa berhenti.
''Apa sich lho kayak senang gitu,'' tanya Nurul mengernyit kan dahinya.
''Udah ach, entar ada orang yang pipis di kelas lagi,'' ledek Septin mengarah ke Rafael yang sudah membuang muka, demi menghindari tatapan temen nya yang super aneh dan nyebelin pastinya.
''Ech nanti malam lho ikut nggak?'' seru Septin pada Rafael.
''Nggak minat, jalan aja sendiri? dari pada gue mati muda mending gue tidur di rumah mimpi'in wanita cantik,'' balas Rafael dengan nada tinggi nya.
''Ich...? cemen banget jadi laki,'' lagi lagi Septin meledek teman nya yang menurut dia penakut tersebut, siapa sich yang nggak takut, kalau main nya di tempat gelap dan sepi, seperti di dekat sungai yang menurut orang angker dan suka ada wewe gombel juga di jembatan itu. Membuat orang yang mengikuti Septin berteriak ketika mengetahui dia akan di bawa kemana.
''Sudah lho sana yang ke tempat wewe gombel itu, lagian ngapain juga harus ke tempat itu coba!'' sarkas Rafael yang sudah geram kepada teman sekaligus sahabat nya sejak dia kecil.
''Seru tau Fa, lho kalau mau ikut gue tunggu di rumah, kalau nggak mau ya sudah akun juga nggak bakalan maksa kok,'' tambah Septin membuat yang mendengarkan bergidik ngeri.
''Septin lho kurang kerjaan banget sich, sampai sampai mau nyamperin tu kolong wewe,'' celetuk Laila.
''Iya nie, apa jangan jangan cuma cari sensasi saja, mana ada kolong wewe di jaman now ini,'' Arum menimpali.
''Bagaimana kalau kita nanti malam jalan jalan bareng, nggak akan ada hantu kok, kan penerangan jalan sudah sangat memadai untuk penerangan di sekitar itu,'' sambung Septin dengan nada santai nya.
''Nggak usah jauh jauh lah Tin, lho bawa mereka ke belakang sekolah saja biar nyahok tu mereka berdua,'' sela Rafael yang tengah menatap wajah Laila dan juga Arum yang tengah meledek nya.
''Kalau siang hari nggak seru ach Fa, lebih seru lagi kalau sudah gelap dan sesudah sholat maghrib juga,'' kata Septin membuat Nurul menggedikkan bahu kiri nya, karena dia sudah mengira apa yang akan di lakukan teman nya yang bisa di bilang biang kerok dan juga bega*julan.
Septin merasa tertantang ketika teman kelas nya tak mempercayai nya, dan Septin pun sudah mengatur ide agar kedua teman yang tak suka dengan nya bisa merasakan role Coster ketika melihat penampakan itu benar adanya.
Jam satu siang bel sekolah berbunyi pertanda semua murid nya di perbolwh kan pulang, Septin dan yang lain nya yang tak ada pelajaran pun ikut berhambur keluar, setelah bel pulang di bunyikan.
''Lho harus ikut gue nanti,'' Ujar Septin pada Rafael yang kini tengah berjalan di samping nya.
''Kenapa aku harus ikut sich Tin, lagian kamu juga kurang kerja'an banget harus menemui dia segala, kalau mau kerja entar aku bilang sama kakak aku yang kerja di cafe,'' celoteh Rafael yang kini tengah di cengkram oleh Septin.
Selain petakilan Septin juga seperti anak laki-laki yang suka dengan tantangan mengenai hal hal mistis, berupa mencari jejak jejak yang pernah di ceritakan oleh semua orang dan juga teman teman nya selama ini, entah kenapa sekarang Septin lebih suka hal hal begituan di banding dengan kelakuan cewek cewek normal lain nya. Yang lain cuma jalan jalan bertemu dengan pacar pacar nya, namun tidak dengan Septin, dia malah berburu jalan yang menakutkan bagi teman nya yang selalu ikut kalau Septin kemana mana.
''Septin aku lebih baik menyerah dari sekarang saja, daripyada kamu yang ruwet nantinya, karena bakuntakut kalau ternyata aku pingsan di situ,'' jelas Rafael panjang lebar agar dia tidak di ikut sertakan dalam misi nanti malam
''Kalau kamu nggak ikut, masak ia aku harus ngontel ke sana Bu!'' sarkas Septin mencubit lengan Rafael.
''Bagaimana kalau bersama aku saja Septin?'' seru seseorang yang sangat familiar di telinga Septin dan juga Rafael.
''Kakanda tuh nawarin? jadi aku di bebeskan dari tugas dong?'' bahagia Rafael karena dia mengira Septin akan mau di ajak bareng sama rival nya.
''Maaf sekali lagi tak ada lowongan, semua nya sudah terisi full dan tak ada minat lagi,'' jawab Septin melenggang pergi. Meninggalkan Rafael sendirian, lagi lagi Rafael harus di tinggal sendirian tanpa pamit atau berkata sesuatu ketika Septin ingin meninggalkan nya.
''Kebiasa'an banget sich tuh cewek sandrun satu,'' kesal Rafael dan berlari mengejar Septin yang belum jauh dari tempat nya tadi berdiri.
''Di tolak bro?'' ledek Laila yang suka sama Anggara Syahputra itu, namun ia di tolak mentah-mentah sama Anggara.
''amaaf nggak menerima lowongan,'' sahut Anggara mengangkat tangan nya di hadapan Laila.
Laila yang kesal hanya bisa menghentakkan kakinya ke lantai, dia berjalan ke arah parkiran dan mengambil motor matic nya, dengan gerutuan yang terus keluar dari bibir tipis nya. Sedangkan teman teman yang melihat Laila di tolak oleh Anggara hanya tertawa senang, mengingat Laila orang yang terlalu sombong di sekolah nya.
Jangan lupa like komen kalau kakak suka. Terima kasih 🙏🙏💕😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments