Episode 19 Cah sableng

Septin mengerutkan keningnya melihat sang Guru sudah menunggu nya di pagi ini. ''Ada apa ini? kenapa Bu Maya sudah mencari aku,'' Gumam Septin pelan dan masih tidak percaya dengan apa yang ada di hadapan nya sekarang.

''Akhirnya kamu datang juga Septin?'' kata Bu Maya merasa lega.

Septin lagi lagi mengerutkan kening nya, mencoba mencerna setiap kata kata yang di ucapkan oleh Wali kelas nya barusan.

''Memang nya ada apa Bu?'' tanya Septin dengan rasa penasaran nya, dan mencoba untuk tetap tenang sehingga sang Guru tidak menyadari kalau dirinya tengah di landa kekhawatiran.

''Tolong bantu Ibu Septin, ponakan Ibu kerasukan makhluk halus, sejak kemarin dia selalu mengamuk sepulang dari jalan jalan nya.''

''Haaa-- maksud Bu Guru apa ya, Septin tidak mengerti?'' Septin yang benar-benar tidak mengerti meminta Guru nya mengulang perkata'an nya lagi.

''Ponakan Ibu kerasukan Septin, keluarga Ibu sudah capek mencari orang pintar ke sana ke mari, namun tidak ada perkembangan sama sekali, dan Ibu juga baru ingat sama kamu pagi tadi? Ibu harap kamu bisa bantuin Ibu buat nyembuhin ponakan dari arwah yang bersemayam didalam diri nya,'' terang nya dengan lirih, bahkan saat ini air mata nya sudah mengalir di kedua pipi nya, membuat hati Septin menjadi tersentil sedikit, mungkin ini semua bukan hak Septin untuk penyembuhan dan meminta dia(sosok) yang ada di dalam tubuh ponakan Guru nya untuk keluar dari dalam tubuh nya. Atau jangan jangan ponakan Bu Guru sudah berbuat salah sehingga dia berbuat seperti itu karena merasa terganggu dengan keberadaan dia di sana, pikir Septin.

''Bagaimana kalau nanti pulang sekolah, Septin ikut Bu Guru saja?'' kata Septin setelah beberapa saat terdiam dan memikirkan bermacam pertanyaan yang bersemayam di otak nya. ''Tapi Septin nggak bisa menyembuhkan seperti itu Bu, Septin juga bukan dukun atau hal semacam nya, Septin hanya penasaran dengan cerita Ibu? Septin hanya ingin tau makhluk apa yang bersemayam didalam tubuh ponakan Ibu Guru saat ini,'' kata Septin berbicara sejujurnya terlebih dulu, karena Septin tak mau di anggap di anggap sebagai dukun atau semacam nya.

''Baiklah, nanti Ibu akan tunggu kamu di parkiran sekolah,'' jawab Bu Maya yang di angguki oleh Septin, setelah kepergian Bu Maya Septin melangkah menuju ke dalam kelas nya yang ternyata di sana kedua sahabat nya sudah menunggu di dalam kelas.

''Lama banget lho woyy??'' tukas Nurul yang emang susah sejak tadi menunggu kedatangan sahabat yang satu ini, selain gokil, narsis dan dia juga bisa menjadi sableng ketika menyangkut hal hal mistis lain nya.

''Tadi gue di cegat--''

''Cegat siapa lho,'' potong Nurul yang membuat Septin malas untuk membahas nya sekarang.

''Rampok!!'' jawab Septin ngasal membuat semua teman teman nya yang sudah berada di dalam kelas pada menatap Septin bingung.

''Rampok? tapi lho nggak apa apa kan Tin?'' tanya Rafael yang terkejut seraya memutar mutar tubuh Septin.

''Dasar bucin banget lho Fa,'' cetus Nurul singkat.

''Bucin?'' Ucap Septin mengerut kan kening nya.

''Iya, budak cinta?'' tambah Nurul yang langsung mendapatkan sentilan di dahi nya.

''Kalau ngomong nggak pakek sensor sama sekali, siapa yang bucin?'' tanya Rafael ketika sudah menyentil sahabat nya.

''Ya kamu lah, masa Om Wowo yang bucin? kan enggak,'' jawab nya lagi tanpa malu karena semua teman teman nya menatap ke arah nya.

''Sudahlah, gue pusing lihat kalian berantem terus seperti ini, entar cinlok lho?'' ledek Septin yang emang nggak suka dengan gurauan Nurul barusan.

''Cinlok?''

''Iya, cinta lokasi,'' balas Septin yang kini sudah satu sama.

''Resek lho ya Tin??'' geram Nurul, sedangkan Septin hanya terkekeh melihat sahabat nya yang gagal akan membalas perkata'an Septin, karena sang Guru yang sudah terlebih dulu masuk ke dalam kelas nya.

Selama pelajaran di mulai semua siswa tidak ada yang bersuara sama sekali.

2 jam kemudian

Akhirnya sang Guru mengakhiri pelajaran nya karena sudah jam nya istirahat.

''Kita akhiri belajar nya hari ini, dan kita akan sambung lagi lusa,'' Ucap sang Guru yang akan hendak melangkah keluar kelas.

Semua nya serempak menjawab dengan jawaban yang sama, ''Ya,''

Kepergian sang Guru membuat semua kelas 11 A berhamburan keluar kelas, untuk sekedar ngadem di halaman depan sekolah nya yang begitu sejuk, dan ada sebagian dari mereka memilih pergi ke kantin sekolah nya untuk mengisi perut nya yang sudah keroncongan, karena pagi tadi tidak sarapan.

''Tumben lhonhanya makan bakso doang Tin?'' tanya Nurul yang tengah memegang nasi pecel di tangan kanan nya, dan tangan kiri nya ada es teh.

''Lagi pengen bakso, lagian aku juga masih kenyang? karena tadi pagi aku sarapan terlebih dulu sebelum berangkat sekolah,'' jawab Septin mengaduk ngaduk bakso nya.

''Sudah, jangan di aduk aduk terus, makan tuh bakso nya? entar keburu dingin lagi,'' sambung Rafael yang melihat Septin yang bersikap lain dinsiang ini.

''Aku lagi kepikiran nich Fa?'' gumam nya pelan, tapi masih bisa di dengar oleh kedua sahabat nya.

''Kepikiran apa sich Tin? apa lho jangan jangan kepikiran tentang yang kemarin aku ceritain itu ya?'' tebak Nurul setengah benar.

''Iya, salah satunya mikirin itu? tapi yang aku pikiran ini sekarang adalah Bu Maya yang tadi mencegat ku di halaman sekolah?'' Ucap nya lirih.

''Kamu punya salah apa sama Bu Maya Tin?'' khawatir Rafael, takut nya sahabat yang satu ini bikin ulah lagi kayak dulu masih kelas 10.

''Aku nggak salah sich, tapi lebih tepat nya dia meminta tolong kepada ku untuk menengok ponakan nya yang tengah kerasukan gitu, aku juga nggak enak nolak nya tadi? jadi aku iyain saja dech.'' sahut nya pelan.

''Kalau kamu nggak yakin kenapa kamu nyanggupi sich Tin?'' sela Rafael yang kini menghadap ke arah sahabat yang pernah ia suka, namun cinta tak harus memiliki. Seperti ini lebih nyaman dan tak terlihat kaku. Biarlah, jodoh nya memang Allah yang sudah mengatur, kalau memang dia jodoh Septin selamanya akan di dekat kan, karena semuanya membutuhkan proses, pikir Rafael.

''Kalian mau ya nemenin aku nanti siang ke rumah Bu Maya,'' Ucap Septin membuyarkan lamunan Rafael.

''Maaf Tin, aku nggak bisa nemenin kamu nanti? kamu kan tau sendiri aku harus bantuin Ibu,'' kata Nurul tak enak hati. Tapi mau bagaimana lagi, sedangkan dia harus membuka warung nya ketika sudah pulang dari sekolah nya, Septin mengangguk paham dengan keadaan Nurul yang seperti teman yang lain nya.

Terima kasih dukungan nya kakak?

Jangan lupa like komen ya kalau suka, 🙏🙏🙏💕💕💕💕

Episodes
1 Episode 1 benerin atap bocor
2 Episode 2 Hewan buas di dunia ghoib
3 Episode 3 Ke empat pocong
4 Episode 4 Cerita tikar dan bantal
5 Episode 5 Interaksi dengan Genderuwo
6 Episode 6 Tantangan Laila
7 Episode 7 Keberanian Septin
8 Episode 8 Tak bisa tidur semalaman
9 Episode 9 Mengetahui kebenaran
10 Episode 10 Interaksi Septin dengan Gendruwo
11 Episode 11 Tanggung jawab terbesar
12 Episode 12 Salah orang
13 Episode 13 Dua anak kecil
14 Episode 14 Cerita Bapak
15 Episode 15 Cerita Bapak part 2
16 Episode 16 Serentetan pertanyaan
17 Episode 17 Belajar bersama
18 Episode 18 Rasa penasaran
19 Episode 19 Cah sableng
20 Episode 20 Lamunan Rafael
21 Bab 21 Obrolan Septin
22 Episode 22 Gara-gara mainan
23 Episode 23 Candaan Septin
24 Episode 24 Terbawa mimpi
25 Episode 25 Septin pacar kakak kelas
26 Episode 26 Mainan Om Wowo
27 Episode 27 Tak merasa bersalah
28 Episode 28 Di remehkan
29 Episode 29 Suara hati Rafael
30 Episode 30 Kesiangan
31 Episode 31 Cerita sang Guru
32 Episode 32 Keterkejutan Septin
33 Episode 33
34 Episode 34 Pertanyaan mengejutkan
35 Episode 35 Rasa cinta Rafael kepada Septin
36 Episode 36 Meminta bantuan
37 Episode 37 Muka rata
38 Episode 38 Melamar
39 Episode 39 Rasa cinta untuk Septin
40 Episode 40 Mencari pekerjaan
41 Episode 41 Sosok makhluk halus
42 Episode 42 Perdebatan
43 Episode 43 Hantu super kepo
44 Episode 44 Histeris Ibu Lela
45 Episode 45 Cerita yang sebenarnya
46 Episode 46 Rasa khawatir
47 Episode 47 Kompak dalam meledek Septin
48 Episode 48 Bisulan
49 Episode 49 Berbelanja
50 Episode 50 Kalung berlian
51 Episode 51 Perdebatan antara Bunda dan anak
52 Episode 52 Di pingit
53 Episode 53 memakai henna
54 Episode 54 Lamaran dan akad nikah
55 Episode 55 Keluarga baru Septin
56 Episode 56 Keluarga baru, kebahagian baru
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59 Keikhlasan hati memang selalu indah
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Episode 1 benerin atap bocor
2
Episode 2 Hewan buas di dunia ghoib
3
Episode 3 Ke empat pocong
4
Episode 4 Cerita tikar dan bantal
5
Episode 5 Interaksi dengan Genderuwo
6
Episode 6 Tantangan Laila
7
Episode 7 Keberanian Septin
8
Episode 8 Tak bisa tidur semalaman
9
Episode 9 Mengetahui kebenaran
10
Episode 10 Interaksi Septin dengan Gendruwo
11
Episode 11 Tanggung jawab terbesar
12
Episode 12 Salah orang
13
Episode 13 Dua anak kecil
14
Episode 14 Cerita Bapak
15
Episode 15 Cerita Bapak part 2
16
Episode 16 Serentetan pertanyaan
17
Episode 17 Belajar bersama
18
Episode 18 Rasa penasaran
19
Episode 19 Cah sableng
20
Episode 20 Lamunan Rafael
21
Bab 21 Obrolan Septin
22
Episode 22 Gara-gara mainan
23
Episode 23 Candaan Septin
24
Episode 24 Terbawa mimpi
25
Episode 25 Septin pacar kakak kelas
26
Episode 26 Mainan Om Wowo
27
Episode 27 Tak merasa bersalah
28
Episode 28 Di remehkan
29
Episode 29 Suara hati Rafael
30
Episode 30 Kesiangan
31
Episode 31 Cerita sang Guru
32
Episode 32 Keterkejutan Septin
33
Episode 33
34
Episode 34 Pertanyaan mengejutkan
35
Episode 35 Rasa cinta Rafael kepada Septin
36
Episode 36 Meminta bantuan
37
Episode 37 Muka rata
38
Episode 38 Melamar
39
Episode 39 Rasa cinta untuk Septin
40
Episode 40 Mencari pekerjaan
41
Episode 41 Sosok makhluk halus
42
Episode 42 Perdebatan
43
Episode 43 Hantu super kepo
44
Episode 44 Histeris Ibu Lela
45
Episode 45 Cerita yang sebenarnya
46
Episode 46 Rasa khawatir
47
Episode 47 Kompak dalam meledek Septin
48
Episode 48 Bisulan
49
Episode 49 Berbelanja
50
Episode 50 Kalung berlian
51
Episode 51 Perdebatan antara Bunda dan anak
52
Episode 52 Di pingit
53
Episode 53 memakai henna
54
Episode 54 Lamaran dan akad nikah
55
Episode 55 Keluarga baru Septin
56
Episode 56 Keluarga baru, kebahagian baru
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59 Keikhlasan hati memang selalu indah
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!