🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
Selama dalam perjalanan pulang. Pikiran Kenzo hanya dipenuhi oleh nama Salsa. Gadis yang akan dia nikahi besok pagi. Tadi, saat Salsa pergi kearah toilet dia memang mengikuti gadis itu. Namun, siapa sangka karena hal tak sengaja yang dia lakukan, malah berujung seperti ini.
"Niat mau macarin tapi kenapa malah jadinya nikahin sih." Kenzo tersenyum-senyum sendiri memikirkan pernikahan dia besok pagi. Dia memang berniat ingin menjadikan Salsa kekasihnya. Akan tetapi bukan berarti harus menikahi gadis itu. Di umurnya yang sekarang, pemuda itu belum ada niat untuk menikah karena ingin menikmati masa mudanya lebih dulu.
"Salsa ... gue penasaran gimana reaksi, Lo saat tahu akan dinikahin sama gue." kembali tersenyum dan mengelengkan kepalanya. "Sebetulnya gue sedang beruntung atau bagaimana sih?" bergumam-gumam kecil. Untung saja dia membawa mobil sendiri.
Bila tidak, pasti Tuan Fathan kakeknya akan mengira kalau sang cucu memiliki penyakit aneh. Terkadang mengelengkan kepala, kadang tersenyum dan kadang lagi bernyanyi yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.
"Agk, tapi kenapa gue harus jadi adek ipar nya si Arsya sih." tiba-tiba suasana hati Kenzo langsung berubah setelah mengingat kalau Salsa dan Arsya adalah saudara kandung.
"Apa kata temen-temen gue nanti, bila mereka mengetahui kalau gue sama Arsya bersaudara ipar." pemuda itu mengusap wajahnya kasar. Baginya tidak ada masalah nikah sama Salsa. Gadis yang merupakan dambaan para kaum Adam. Termasuk para sahabatnya sendiri dan mungkin juga dirinya.
Meskipun diluar rencananya yang hanya ingin memacari saja. Tapi satu hal yang sulit Kenzo terima. Yaitu harus menjadi adik dari Arsya. Bila istrinya memanggil Arsya kakak, maka Kenzo juga harus memanggil seperti itu. Bagaimana mungkin dia bisa mengikuti peraturan tersebut. Sedangkan mereka berdua merupakan rival saat berada dalam lapangan.
"Ck, ngapain gue harus pusing-pusing mikirin Arsya. Meskipun dia Kakak Salsa, tetap aja umur gue lebih tua darinya. Gue nggak mau manggil dia Kakak." dua kali dikalahkan oleh Arsya, membuat Kenzo sulit menerima kalau mereka akan menjadi saudara ipar. Apalagi Minggu depan mereka akan kembali melakukan pertandingan. Tim Kenzo akan berlawanan dengan SMK Erlangga. Untuk ke tiga kalinya.
Tttdddd ...
Tttdddd ...
Handphone Kenzo bergetar karena ada pangilan masuk dari sahabat.
📱 Denis : "Ken, Lo dimana?" tanya sahabat Kenzo begitu sambungannya terhubung.
📱 Kenzo : "Gue lagi dalam perjalanan mau pulang ke rumah kakek gue. Kenapa?" pemuda itu balik bertanya sambil mengendarai mobilnya.
📱 Denis : "Lo, sudah buka group apa belum? Besok siang anak-anak ngjak kita kumpul bareng di tempat biasa." terang pemuda itu pada sang sahabat.
📱 Kenzo : "Besok gue nggak sempat karena ada acara keluarga." dusta Kenzo yang tidak mungkin memberitahu pada sahabatnya kalau besok pagi dia akan menikah.
📱 Denis : "Acara apa? Tumben banget, biasanya juga nggak pernah. Lagian orang tua Lo kan ada diluar negeri." merasa agak aneh karena selama dua tahun mereka bersahabat. Baru kali ini Kenzo ada acara keluarga.
📱 Kenzo : "Iya emang tumben banget acaranya. Besok pagi-pagi nyokap sama bokap gue pulang kesini. Jadi bilangin sama teman-teman yang lain jangan pada nyariin gue. Mungkin besok HP nya gue matiin dulu." ucap Kenzo memutuskan tidak akan mengatakan pada sahabatnya kalau acara yang di maksud adalah acara pernikahan dia dan Salsa.
Gadis cantik yang selalu mereka bicarakan akhir-akhir ini. Katakanlah Kenzo mendapatkan sebuah keberuntungan besar bisa menikah dengan Princes Erlangga. Namun, dia juga mendapatkan sebuah kesialan harus menjadi iparnya Arsya.
📱 Denis : "Oke Men, kalau begitu Lo hati-hati di jalan. Selamat bersenang-senang." pamit Denis langsung memutuskan sambungan telepon mereka.
"Gue harus merahasiakan pernikahan gue sama Salsa. Jangan sampai mereka mengetahui hal ini." Kenzo kembali menyakinkan dirinya bahwa dia tidak akan merahasiakan pernikahannya.
Sementara itu di rumah Rian. Dua keluarga hebat, yaitu keluarga Erlangga dan Ridwan sedang berkumpul di ruang keluarga. Semuanya ikut pulang kesini karena harus membicarakan banyak hal untuk acara besok pagi dan yang utamanya adalah memberitahu Salsa bahwa besok dia akan dinikahkan.
"Hick ...hick ... Tapi, tapi Salsa belum mau menikah, Pa." gadis itu semakin menangis setelah mengetahui kalau dia akan menikah dengan Kenzo.
"Tapi kita tidak memiliki cara lain sayang. Dengarkan Papa, semua ini demi kebaikanmu. Papa tidak perduli akan kehilangan harta sekalipun. Akan tetapi, Papa tidak bisa melihatmu dihina ataupun sebagainya." Rian mendekap erat putrinya yang lagi menangis. Ketimbang pada mamanya, Salsa memang lebih dekat dengan papanya. Bukan setelah besar saja, tapi dari semenjak bayi.
"Tapi ... Kakek ataupun Opa pasti bisa kan menghambat bila mereka mau memanfaatkan foto adek." terus menangis karena benar-benar tidak ingin menikah. Tadi Rian memutuskan akan memberitahu sang putri setelah mereka tiba di rumah, karena takut Salsa tidak bisa menerima pernikahan tersebut.
"Nak, andai Kakek, Opa dan Papa mu memiliki cara lain. Maka kami tidak akan memilih keputusan seperti ini. Hanya ini jalan satu-satunya. Agar mereka tidak bisa berbuat apapun pada foto kalian." yang di jawab oleh Ayah Ridwan.
Tidak ada yang tak terpukul dengan kejadian tersebut. Mungkin memang terlihat sangat sederhana bagi yang tidak mengerti. Tapi berbeda dengan cara berpikir orang-orang hebat itu karena mereka selalu memikirkan dampak untuk kedepannya juga.
"Princes nya Opa. Maafkan kami sudah mengambil keputusan yang sulit untuk diterima oleh mu, sayang. Percayalah ini adalah untuk kebaikanmu, Kenzo dan juga keluarga kita." timpal Tuan Heri ikut membujuk Princes mereka. Dari Salsa kecil, beliau memang selalu menyebut cucunya itu dengan sebutan Princes.
"Tapi Opa, adek hanya mau menikah sama pria yang dicintai. Bukan sama pria itu." masih tersedu-sedu sama seperti mamanya yang juga menagis tidak bisa menerima putrinya akan dinikahkan besok pagi.
"Untuk hal itu, kalian berdua tidak perlu khawatir. Tadi Papa sudah mengatakan pada Kenzo, apabila dia tidak mau padamu atau apapun itu yang akan menyakitimu. Maka Papa memintanya untuk mengembalikan Princes kami." Rian menghapus sisa-sisa air mata diwajah sang putri.
"Apa yang dikatakan Papa benar, dek. Kakak mendengarnya sendiri. Kamu tenang saja, kakak tidak akan membiarkan dia menyakitimu. Maafkan Kakak, karena hari ini sudah gagal melindungi mu. Seharusnya tadi Kakak tidak membiarkan dirimu pergi sendirian." Arsya berjalan mendekati sang adik lalu berganti dia memeluknya.
"Kakak! Hu ... huhu ... Kakak tidak bersalah. Selama ini Kakak selalu melindungi Salsa." tadinya sudah mulai diam sekarang kembali lagi menangis.
Akhirnya si kembar itu sama-sama menangis masih saling berpelukan. Sehingga membuat mama dan kedua nenek mereka ikut menangis lagi.
"Adek jangan takut, ini hanya pernikahan biasa seperti yang dikatakan Papa tadi. Hanya keluarga kita yang mengetahui pernikahanmu. Bila kamu tidak bahagia dengan pernikahan kalian. Maka Kakak berjanji akan membawamu pergi darinya." kata Arsya yang sudah bisa berpikir tenang. Seperti kata kakeknya saat di hotel. Arsya sangatlah bijaksana dalam mengambil keputusan. Tapi biarkan dia menenangkan pikirannya lebih dulu.
"Benarkah?" Salsa melepaskan pelukan mereka lebih dulu meminta Kakak nya berkata jujur.
"Tentu saja benar! Pernikahan kalian hanya untuk menjaga nama baik mu. Tapi bila kamu tidak bahagia dengan pernikahan tersebut dan sudah Papa sudah mengetahui siapa pelakunya. Maka buat apa kamu harus bertahan." yakin Arsya pada sang adik.
"Tenanglah, Kakak selalu bersamamu. Tidak akan Kakak biarkan hal buruk kembali terjadi pada dirimu." ucap pemuda itu kembali menyakinkan adik perempuannya. Biasanya bila tidak luluh dengan papanya, maka Salsa akan mendengarkan ucapan kakak laki-lakinya itu.
"Bagaimana? Kamu percayakan pada Kakak?"
Setelah diam beberapa saat, Salsa pun mengagukan kepalanya dan berkata. "Iya, Salsa percaya pada Kakak, pada semuanya. Pasti kalian tidak akan membiarkan adek menderita." jawab gadis itu sedikit menyugikan senyum sama seperti sang kakak.
"Oke, kalau begitu adek setuju kan buat menikah besok pagi?" kata Arsya memastikan karena dia kasihan juga pada papa dan kedua kekeknya yang tidak bisa membujuk Salsa. Sedangkan dia tahu, ini masalah besar bukan masalah kecil.
"Iya, Salsa setuju."
*BERSAMBUNG* ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
💞ȥαԋɾα💦
asekkkk adek besok kawinnnnn eh nikah maksud nya 🤣🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️
2022-12-01
0
𝐙⃝🦜ᴬᴸ❣️ᶠᴬ☠ᵏᵋᶜᶟ𒈒⃟ʟʙᴄ
bukanya makin enak tuh langaung bisa anu 🤣🏃🏼♀️🏃🏼♀️🏃🏼♀️
2022-12-01
2