🥀🥀🥀🥀🥀
.
.
"Siapa gadis itu sebenarnya? Kenapa gue seperti pernah mendengar panggilan itu?" selama dalam perjalanan pulang Kenzo terus bertanya-tanya di dalam hatinya.
Dia tidak memikirkan lagi pertandingan yang akan mereka adakan Minggu depan. Tapi malah memikirkan Salsa. Gadis cantik yang sudah mengalihkan perhatian seorang Kenzo.
"Gue penasaran, kenapa dia kayaknya begitu di lindungi sama anak cebong dua itu. Apakah mereka berdua adiknya? Atau mereka berempat adalah adik, kakak? Aaaghkk! Kenapa gue jadi mikirin mereka. sih" mengeram kesal pada pikirannya sendiri. Namun, tidak lama setelahnya kembali lagi bertanya-tanya.
"Sebetulnya dia siapanya Arsya ya? Kalau mereka pacaran kenapa manggilnya kakak? Lagian mereka juga agak ada kemiripan?" sampai mobilnya tiba di garasi rumah mewah sang kakek, Kenzo masih saja bertanya-tanya sendiri.
Pemuda itu memang tinggal bersama kakeknya, karena kedua orang tuanya berada di luar negeri mengurus perusahaan mereka yang ada di sana. Saat Kenzo berumur enam tahun. Ayahnya membangun perusahaan di negara yang terkenal penghasil gingseng, terbaik di dunia. Yaitu tempat tanah kelahiran sang ibu.
Akan tetapi saat itu Kenzo belum di bawa pindah kesana karena orang tuanya belum tahu perusahaan tersebut akan berjalan lancar atau tidak. Setelah dua tahun kemudian, barulah Nando yang baru kelas dua SD di bawa pindah bersama mereka.
Tapi sudah dua tahun belakangan Kenzo kembali lagi ke negara asal ayahnya atas permintaan sang kakek yang sekarang sudah mulai sakit-sakitan, karena ayahnya adalah anak tunggal, mau tidak mau Kenzo yang mengantikan.
Begitu masuk ke dalam rumah terlihat sangat sepi karena sudah larut malam. Orang tua seperti kakek dan neneknya pasti sudah tidur. Lalu Kenzo langsung saja menuju lantai atas tempat kamarnya berada. Setiap mau pergi keluar Kenzo memang sudah membawa kunci cadangan, agar saat mau masuk tidak perlu membangun para pelayan.
Cek ... Lek...
Pemuda itu membuka pintu kamar yang tidak pernah di kunci. Setelah melepaskan sepatu dan pakainya. Kenzo pergi ke kamar mandi lebih dulu untuk membersihkan dirinya. Mana mungkin dia langsung tidur dalam keadaan badan lengket sudah beraktivitas yang cukup menguras tenaga.
Saat berada dalam kamar mandi dibawah guyuran air shower. Wajah cantik Salsa saat tersenyum kearah Farel ketika mau pulang, kembali lagi melintas di pikiran Kenzo.
"Aiis! Gue kenapa sih? Nggak penting banget mikirin tu cewek." Kenzo semakin lama menguyur kepalanya biar ingatan tentang Salsa segera hilang.
Merasa sudah lebih baik barulah dia meraih handuk yang selalu tersedia di dalam sana. Kenzo hanya melilitkan saja handuk tersebut di pinggangnya. Sedangkan rambut yang masih basah di biarkan air nya menetes begitu saja.
Tiba di luar kamar mandi barulah dia mengambil handuk kecil dan mengeringkan rambutnya sambil duduk di pinggir sofa. Untuk melihat siapa yang sudah mengirim nya pesan sampai HP nya tidak berhenti berbunyi.
"Andra!" ucap Kenzo saat milirik siapa pengirim pesan tersebut.
"Ah lebih baik gue memakai pakaian dulu." pria tersebut bergumam sendiri sambil kembali berdiri dan berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian ganti lalu langsung memakainya.
Setelah semuanya siap baru dia kembali ke atas ranjang dan mulai membuka chat via WA yang dikirim oleh teman-temannya. Terutama Andra, lelaki tersebut mengirim banyak pesan suara dan juga poto.
"Ni anak kenapa?" Kenzo bertanya-tanya karena belum membukakan poto-poto yang di kirim oleh Andra, dirinya memilih membaca pesan lebih dulu.
💌 Andra : "Men ... Gue sudah mencari tahu siapa tu Princes." pesan pertama yang dikirim oleh Andra.
💌 Andra : "Ternyata dia putrinya Tuan Ardiaz. Adik kembarnya si Arsya. Pantes aja mereka berdua begitu bersinar. Keturunan kolongmerat, bro." bukan hanya Kenzo yang memikirkan gadis tersebut tapi juga para sahabatnya.
💌 Eel : "Ken Lo mau tahu nggak siapa gadis yang di panggil Princes tadi?" tanya Eel tak kalah hebatnya.
💌 Kiki : "Bro, tu cewek ternyata cucunya Opa Ridwan. Sahabat Opa gue. Dia sama Arya bersaudara, bukanlah pasangan kekasih. Kita masih mempunyai harapan buat bisa deketin dia." Kiki salah satu teman Tim nya ketika bermain tadi juga ikut memberi tahu Kenzo.
💌 Andra : "Ken! Woi! Lo tidur apa?" ujar andra seolah-olah sedang memangil sahabatnya itu.
💌 Andra : "Ken, kalau Lo sudah bangun buka poto yang gue kirim ya. Gue yakin Lo nggak akan bisa tidur lagi, bila sudah melihat poto Princes Salsa." masih banyak lagi pesan yang dikirimkan oleh kedua sahabatnya. Namun, Kenzo tidak membacanya, dia lebih tertarik melihat poto tersebut.
"Cantik!" satu kalimat yang Kenzo ucapakan setelah melihat poto Salsa yang sedang tersenyum sambil memejamkan mata, dan di tangannya lagi mendekap rangkaian bunga.
"Dia memang cantik. Jadi namanya Salsa, dan adik kembarnya Arsya? Kembar tapi kenapa tidak terlalu mirip ya?" Entah mengapa mengetahui kalau Salsa adik rivalnya membuat Kenzo merasa lega.
"Kalau Arsya bukan kekasihnya. Lalu siapa kekasih dia yang sebenarnya?" ucap Kenzo terus melihat satu persatu poto Salsa yang di kirim oleh para sahabatnya.
"Aaghk! Gue sudah nggak sabar menunggu pertandingan Minggu depan." Kenzo tersenyum yang entah sedang memikirkan apa.
...****************...
Kediaman Rian.
Begitu tiba di rumah Arsya dan Salsa langsung masuk ke kamarnya masing-masing yang terletak di lantai atas. Sedangkan kamar kedua orang tuanya semenjak mereka remaja sudah pindah ke lantai bawah.
Meskipun begitu Salsa maupun Arsya sering kali tidur di kamar kedua orang tuanya. Terutama Salsa, gadis itu sampai saat ini apabila hujan baik siang ataupun tenggah malam masih tetap takut.
Bila hujan turun saat Salsa lagi tidur. Maka entah kedua orang tuanya atau pun sang kakak akan mendatangi kamar nya. Tidak tahu kenapa sampai saat ini gadis tersebut masih takut dengan hujan.
Pernah sekali, saat Salsa masih berumur tiga belas tahun. Dia di tarik oleh Arsya agar ikut main bersamanya di bawah air hujan. Tujuan sang kakak baik agar adiknya tidak takut lagi. Namun, baru saja berada di bawah air hujan Salsa langsung pingsan dan sakit selama satu Minggu. Sampai membuat semua keluarganya cemas melihat keadaannya.
Mulai saat itu sampai sekarang Salsa tidak pernah di biarkan terkena air hujan lagi dan di biarkan sendiri apabila di luar sedang hujan.
Tok...
Tok...
"Sayang!" pangil Ayla membangunkan anaknya satu persatu, karena tidak terasa saat ini hari sudah pagi lagi.
"Em ... Huoam! Iya Ma! Ini adek sudah bangun." begitu bangun Salsa menguap dan menjawab pangilan dari mama nya. Walaupun pintunya tidak di kunci apabila sedang membangunkan putrinya Ayla tidak pernah masuk, karena dia harus membangunkan putranya juga.
"Baiklah kalau sudah bagun. Mama akan ke kamar kakak mu." kata Ayla yang pergi lagi untuk membangunkan Arsya. Meskipun terkadang kedua anaknya sudah bagun sendiri. Tapi wanita itu tetap mendatangi kamar mereka.
Cek ... lek...
Baru saja Ayla ingin mengetok pintu kamar Arsya. Namun, pintunya sudah di buka dari dalam. Terlihat putranya sudah selesai mandi.
"Kakak sudah bangun?" ucap Ayla sambil membalas pelukan dari putranya.
"Sudah dong! Bukannya kita akan ke rumah opa?"
"Iya, setelah sarapan kita akan langsung ke sana. Tapi kita harus menunggu adik mu dulu. Sepertinya dia baru saja bangun." jawab Ayla yang tangannya sudah di gandeng oleh Arsya menuju lantai bawah.
Hari ini keluarga Rian memang akan berkunjung ke rumah Tuan Heri, karena seharusnya tadi malam mereka menginap di sana. Namun, karena Arsya ada acara, jadinya baru berangkat pagi ini. Hal rutin yang tidak pernah mereka lewatkan di setiap akhir pekan. Yaitu menginap secara bergiliran di rumah orang tua Rian dan Ayla.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Dwisya12Aurizra
kalo aku pas kecil dulu malah seneng maen hujan2nan
2022-11-11
2